When Cammelia Bloom

Chacha
Chapter #27

Summer Advice (Nasihat Musim Panas)

“’What’s easy is right’, my mother’s advice.

You are the reason I never think twice

Wherever we go, what glitters is gold. You’ll be my best friend until we grow old”

-This is How You Fall in Love, Jeremy Zucker

 

Harry terbangun dengan pikiran yang cukup jernih untuk memproses semua yang terjadi tadi malam. Pikirannya kembali menerawang kejadian semalam, masih dapat terbayangkan dengan jelas bagaimana rasa bibir milik Cammelia yang sejak lama Ia inginkan serta tatapan gadis itu yang ternyata dapat menghangatkannya, dan tentu saja mengenai pembicaraannya semalam dengan Papa. Dan apa yang dikatakan Papanya benar, Harry hanya akan menyakiti gadis itu saja.

Shittt!” Harry mengusap pelipisnya dan menenggelamkan kepalanya di antara kedua lengannya. Rasanya seperti kepalanya akan meledak sebentar lagi.

Apa yang harus Harry lakukan? Ia jelas mencintai Cammelia, namun Ia tidak dapat berjanji bahwa Ia tidak akan menyakiti gadis itu. Bagaimana cara Harry menghadapi Cammelia setelah ciuman mereka semalam? Harry sudah putus asa dan tidak tahu harus bagaimana lagi. Ia langsung menelepon Boy, karena Boy selalu dapat memberinya saran yang cukup masuk akal.

“Boy, kita ketemu. Sekarang!!!!”

“Apa? Ada apa?” Boy merasa heran dengan tingkah sahabatnya yang meneleponnya pagi-pagi buta dan mengajaknya bertemu.

“Udah pokoknya gue berangkat sekarang, lo harus tanggung jawab!!” Harry mematikan teleponnya tanpa menunggu jawaban dari Boy lagi.

***

Harry terlihat lebih rapih dan wangi setelah mandi, walalupun wajahnya masih terlihat lelah dan kusut. Ia buru-buru menuruni setiap anak tangga dan menghampiri Mamanya yang sedang berada di dapur.

“Pamit ya Ma.”

“Loh mau kemana? Kok buru-buru? Nggak sarapan dulu?”

“Nanti aja Ma, ada urusan Urgent.” Harry berjalan setengah berlari, meninggalkan Mamanya dan Bi Tati yang keheranan dengan tingkahnya pagi ini.

Urusan Urgent? Di saat liburan musim panas? Hal ini cukup membuat Rea kebingungan dengan tingkah laku Harry. Seumur hidupnya, anak sematawayangnya itu tidak pernah memiliki urusan Urgent sama sekali, bahkan ketika Rea menilai itu adalah hal yang cukup mendesak dan serius, Harry justru menganggap enteng itu semua. Iya, pada faktanya Cammelia akan selalu menjadi urusan penting Harry selama ini dan keadaan ini harus segera ditanganinya, bukan juga dengan cepat, namun juga harus tepat.

Harry berlari menuju mobilnya dan langsung tancap gas untuk menghampiri Boy di Santa Monica. Ia tidak berharap permasalahan ini kelar dengan cepat, karena sejak awal Ia sudah tahu bahwa hal ini akan berujung sangat panjang dan penuh dengan drama. Harry bersumpah, saat ini Ia tidak mampu lagi untuk melakukan hal benar bagi Cammelia. Semua yang Ia lakukan akan menjadi salah dan Harry sangat takut akan menyakiti perasaan Cammelia atau bahkan lebih parah dari itu, yaitu kehilangannya.

***

“Lo kenapa sih Har? Kayaknya penting banget?”

Boy dan Summer mendapati Harry berjalan dengan lumayan heboh dari kejauhan, bahkan beberapa kali Harry menabrak tubuh Mbak-mbak berbikini di Beach Club itu. Biasanya matanya akan langsung berbinar bila berpapasan dengan pemandangan segar itu, namun kali ini Harry tampak tidak tertarik dengan semua bikini-bikini yang dilihatnya. Jika saat ini ditilik dari tingkah lakunya, Boy sudah tahu bahwa sebentar lagi Harry akan membawakan sebuah bencana besar kepadanya.

“Ini semua gara-gara lo!!” Harry menunjuk Boy tepat di depan wajahnya.

“Apa yang jadi gara-gara gue?” Boy masih belum mengerti tentang apa yang sebenarnya Harry biacarakan.

I kissed Cammelia Basset,” ujar Harry seraya menghempaskan tubuhnya di salah satu Bean Bag yang berada hadapan Summer.

“WHAT???!!!!” Boy dan Summer terbelalak.  

Mereka berdua amat sangat terkejut mendengar pernyataan yang keluar dari mulut Harry. Bahkan rasanya Boy kehilangan detak jantungnya untuk sesaat ketika Harry memberitahukannya apa yang Ia lakukan pada Cammelia.  

You? What?” Boy mengernyit, masih tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

Kissed Cammelia,” jelas Harry, sekali lagi menegaskan hal itu pada Boy.

Are you kidding me?” Boy mencoba memitingkan lengannya di leher Harry.

Oh my God.” Summer menutup mulut dengan tangannya ketika terkejut mendengar Harry mencium Cammelia.

“Ini gila!!! Apa yang lo pikirin sih Har?!?!” Boy melepaskan tangannya dari leher Harry.

“Perkataan lo. Makanya semua ini karena lo, Boy.” Lagi-lagi Harry menyalahkan Boy dengan menunjuk wajah Boy.

“Loh gue nggak bilang lo harus cium Cammelia.”

“Iya, tapi lo bilang Loving is Easy. See? Matamu Easy.”

“Jadi karena itu? Lo gila ya, jangan menelan mentah-mentah semua omongan yang keluar dari mulut setiap manusia,” ujar Summer.

“Lo gila.” Harry menunjuk Boy.

Lihat selengkapnya