“Maybe, it’s the way you play your game
But it’s so good, I’ve never known anybody like you
But it’s so good, I’ve never dreamed of nobody like you
And I’ve heard of a love that comes once in a lifetime.”
-Dandelions, Ruth B.
Setelah semua kejadian semalam yang berhasil mencampur-adukkan perasaannya menjadi tidak karuan, Cammelia gagal untuk memejamkan matanya semalaman. Walaupun semuanya tampak meyakinkan, separuh darinya memercayai hal yang sebaliknya. Ia begitu takut mengenai rekasi apa yang akan terjadi selanjutnya pada Harry. Cammelia jelas pernah melihat Harry mencium seorang gadis dengan begitu meyakinkan hingga selang dua hari kemudian Harry mengatakan bahwa Ia tidak memilik minat pada gadis itu. Semua yang berkaitan dengan Harry selalu tampak tidak pasti. Bagaimana jika kali ini Harry melakukan itu terhadapnya?
Bayangan mengenai berbagai macam reaksi Harry terus menghantui Cammelia, terlebih bila apa yang dikatakan Mamanya semalam itu benar, bahwa pada akhirnya Harry hanya akan menyakiti perasaannya saja. Tidak, tidak. Jelas Mamanya tidak begitu mengenal Harry dengan baik seperti dirinya. Sebagai orang yang mengenal Harry dengan baik, bukankah seharusnya Cammelia percaya kalau Harry tidak akan melakukan hal buruk seperti itu kepada dirinya.
“Aku akan buktiin kalau Harry nggak seperti apa yang Mama tuduhkan,” gumamnya sambil beranjak dari tempat tidurnya.
***
“Bi, Mama kemana?” tanya Cammelia seraya berjalan menuju salah satu kursi bersandaran tinggi di meja makan.
Saat melangkahkan kakinya menuruni anak-anak tangga, Cammelia sudah mendapati bahwa hanya ada dirinya dan Bi Nurhan di rumah itu. tidak ada tanda-tanda dari Mamanya yang selalu menjadi penguasa di rumah, begitulah kira-kira pendapat Cammelia selama ini.
“Oh, Ibu sama Bapak udah pergi Non. Katanya mau ke acara nikahannya salah satu temannya,” jelas Bi Nurhan sambil menyiapkan sepiring nasi goreng dengan telur mata sapi setengah matang dan segelas jus jeruk kesukaan Cammelia.
“Makasih ya, Bi.” Cammelia menyantap sepiring nasi goreng yang disodorkan oleh Asisten Rumah Tangganya.
Perdebatan kecil yang Ia lakukan bersama Mamanya semalam membuat dirinya mengurungkan niat untuk menyantap sesuatu yang dapat mengganjal perutnya dari rasa lapar, dan kini rasanya Cammelia dapat dengan rakus menyantap sepiring nasi goreng yang menggugah seleranya setelah menahan lapar semalaman.
Sambil menyantap sarapan di meja makan, sesekali Cammelia mengirimkan pesan singkat pada Harry namun tidak ada satu pun balasan yang diterimanya. Biasanya Harry akan membalas pesan-pesan Cammelia dalam waktu hitungan menit saja, dan kini pesan yang Cammelia kirim dari pukul 6 pagi itu pun tidak dibalas oleh Harry. Harry seperti menghilang begitu saja dari radarnya.
Nasi goreng yang memenuhi sebuah piring keramik bermotif bunga itu telah raib tidak tersisa saat Cammelia melihat keberadaan Tante Rea a.k.a Mamanya Harry sedang menyiram tanaman-tanamannya di halaman belakang. Tanpa pikir panjang, Cammelia langsung menghampirinya dengan harapan setidaknya Ia dapat mengetahui sedikit informasi tentang keberadaan Harry yang tidak seperti biasanya sedang menghilang dari sekeliling Cammelia.
“Hai, Tante.” Dengan senyum sumringah yang Ia paksakan, Cammelia berjalan menghampiri Rea.
“Oh hai, cantik,” ujar Rea tersenyum tidak kalah sumringah ke arah suara itu berasal.
“What you doing?” Pertanyaan itu terlontar begitu saja dan menurut Cammelia ini adalah basa-basi yang sangat basi. Siapa pun juga dapat melihat dengan jelas apa yang sedang Rea lakukan, bahkan dari jauh sekali pun.
“Aku lagi memberi minum anak-anak kesayangku.” Rea terkekeh, mengingat Ia selalu menganggap tanaman-tanamannya itu sebagai anaknya yang paling nurut dibandingkan anaknya yang sebenarnya.
“Mau bantu?” sambung Rea, setelah melihat wajah Cammelia yang sangat canggung. Jelas Ia tahu bahwa gadis cantik ini sedang basa-basi dengannya, maka Ia harus bekerja sama dan koperatif dalam membantu Cammelia mencari tahu apa yang sebenarnya gadis itu butuhkan.
“Mau,” angguk Cammelia dengan semangat lalu mengambil selang air yang disodorkan oleh Rea.
Cammelia mulai mengarahkan semprotan air di tangannya ke arah tanaman-tanaman musim panas yang sedang berbunga dengan cantik. Ada sekumpulan bunga Coreopsis bewarna kuning, Lavender bewarna ungu, dan juga bunga Daisies yang paling menarik perhatiannya.