When Cammelia Bloom

Chacha
Chapter #31

Stalker

“You drive me crazy. Why are you messin’ with my mind.

You drive me crazy. Why are you tellin’all these lies.

You drive me crazy. Stop doing all these things to me.

You drive me crazy. ‘Cause all I want is to be free”

-U Drive Me Crazy, NSYNC

 

Sesampainya di rumah, mobil Boy sudah tidak terlihat di pelataran rumah Cammelia. Sepertinya Boy sudah kembali ke Santa Monica, mengingat hari sudah larut malam. Sejak di perjalanan pulang dengan Papanya, beberapa kali Harry mengirimkan pesan singkat pada Cammelia, namun tidak ada satu pun balasan dari gadis itu. Melihat beberapa Bubble Chat yang tak Ia balas selama dua hari terakhir ini, membuat rasa bersalahnya terhadap gadis itu kembali mencuat. Dan sepertinya gadis itu sudah lelah untuk berusaha menghubungi Harry dan kini justru berbalik mengabaikannya.   

Oh my God, piring-piringku cantik banget.” Rea dengan penuh semangat membuat setiap kardus mewah yang membalut piring pesanannya dengan cantik.

“Piring begini berapa harganya?” tanya Nick dengan rasa penasaran yang tinggi.

“1.000 dolar, untuk 4 set,” jelas Rea dengan singkat namun cukup jelas diterima oleh Nick. Ia sudah tidak heran dengan melihat tingkah Istrinya dalam menghamburkan uang. Bagaimana bisa Ia menghabiskan uang 1.000 dolar hanya untuk 4 set peralatan makan ini?

Harry tidak begitu fokus mendengar perbincangan kedua orang tuanya, karena sejak menurunkan piring-piring Mamanya dari mobil, kepalanya langsung fokus kepada suara operator telepon yang berbicara saat Ia mencoba menghubungi Cammelia. Nomor teleponnya aktif, tetapi Cammelia tidak mengangkat atau menjawab pesan apa pun dari Harry, dan ini membuat perasaannya gusar.

“Aku ke kamar dulu ya, Ma, Pa.” Dengan suara lesu, Harry melenggang begitu saja menuju tangga yang menghubungkan lantai 1 dan lantai 2 rumahnya.

Are you okay, Love?” tanya Mamanya dengan khawatir melihat Harry berjalan dengan lesu.

Harry tidak mengatakan apa pun, hanya memberikan tanda dengan ibu jari dan telunjuknya yang digabungkan membentuk lingkaran, menandakan bahwa Ia baik-baik saja.

What you doing?” Rea memalingkan pandangannya pada suaminya yang sedang fokus melihat motif pada piring-piring itu dengan seksama.

Nothing, Re. I swear

Are you sure?” tatapan penuh selidik jatuh ke wajah tampan sang Suami.

It’s all about Cammelia,” jelas Nick yang membebaskan dirinya dari tuduhan salah sasaran sang Istri.

“Jadi kamu tahu? He talk to you?” tanya Rea semakin penasaran, namun pada hal yang berbeda dari sebelumnya.

Yeah, he tried to make a deal with me.

“Terus apa jawabanmu?” Rea semakin mendesak Nick dengan pertanyaan-pertanyaannya.

Nothing. Itu rahasia.” Nick berjalan meninggalkan Rea.

“Ayolah Nick.” Rea terus mengejar Nick sambil dan memaksanya untuk memceritakan padanya apa yang terjadi. Bagi Rea ini adalah sesuatu yang bagus, pada akhirnya Suami dan Anaknya dapat akur dan menghabiskan waktu bersama, juga mengingat Harry yang pada akhirnya mau terbuka pada Papanya.

“Ini tuh urusan laki-laki, stop untuk ikut campur.” Nick terkekeh, menggoda Rea yang terus mengejarnya.

***

Sudah semalaman Harry mencoba menghubungi Cammelia, baik menggunakan telepon genggamnya atau melalui saluran nomor 9 di telepon rumahnya, namun tetap saja tidak ada satu pun jawaban dari Cammelia.

Harry yang frustasi karena tidak tahu dimana keberadaan Cammelia dan alasan mengapa Cammelia sangat sulit untuk dihubungi, menutus Bi Tati untuk menggali informasi mengenai Cammelia di rumahnya, Harry memesan satu loyang besar Apple Pie dan menyuruh Bi Tati untuk memberikannya pada keluarga Cammelia. Misi yang harus Bi Tati selesaikan adalah mengorek informasi mengenai keberadaan Cammelia kepada Bi Nurhan, Asisten Rumah Tangga keluarga Cammelia.

Mengapa tidak Ia lakukan sendiri? Karena jika Harry lakukan itu sendiri dan langsung bertemu dengan Cammelia, maka akan ada kehebohan yang terjadi, camkan itu. Harry berani bersumpah, di manapun ada dirinya dan Cammelia, selama mereka berdua belum berdamai, maka akan ada suatu kerusakan yang menanti. 

“Non Basset lagi nggak ada di rumah Mas.” Bi Tati menghampiri Harry yang sejak tadi berdiri dengan gusar, menunggu Bi Tati di teras belakang rumah.

“Terus dimana?” tanya Harry dengan penasaran.

Lihat selengkapnya