Adlet terbangun, ia menggeliat di atas tempat tidurnya yang sangat empuk. Rasanya enggan untuk bangun, kenikmatan yang ia rasakan saat ini, benar-benar sulit untuk ditinggalkan. Benar, kenikmatan duniawi yang biasa dirasakan oleh orang-orang kaya. Kasur yang empuk, kamar yang suhunya bisa ia atur sesuka hati sesuai musimnya, wewangian khas orang kaya yang biasa tercium di rumahnya yang megah.
“Terlalu nyaman, rasanya aku malas sekali bangun.Tidur sebentar lagi tidak apa-apa” gumamnya seolah baru pertama kali ia merasakan kenyamanan ini.
“Adlet… Adlet…” seseorang memanggilnya seraya mengetuk pintu dengan pelan, orang di balik pintu itu pasti sedang bercanda. Memanggil orang yang berada di dalam kamar yang sangat luas dengan suara pelan seperti sedang berbisik.
Adlet sudah kembali terlelap dalam tidurnya yang nyaman, ia benar-benar tidak berniat untuk bangun saat ini, meski jam sudah menunjukan pukul setengah enam pagi.
“Adlet…” suara itu memanggil lagi, kali ini terasa lebih dekat.
Adlet membuka matanya perlahan, ia merasa sangat tidak nyaman seolah sedang di perhatikan saat ini.
“Hai…”
“Waaa..!!”
"Ya Tuhan…apa yang kau lakukan ? orang gila !” teriak Adlet sambil melempar bantal ke wajah Aslan, yang tiba-tiba berdiri tepat di hadapannya.
“Aku mau membangunganmu, waktu shalat subuh sudah hampir lewat” jawabnya datar seolah tidak melakukan kejahatan apa pun.
“Kenapa kau selalu membangunkan aku dengan cara seperti itu ?”
“Itu karena kau tidur seperti orang mati, aku sudah mengetuk pintu kamarmu berkali-kali, tapi kau tidak bangun juga”
“Mengetuknya berkali-kali katamu ? kau hanya mengetuk pelan sebanyak tiga kali dan memanggil namaku dengan berbisik seperti perempuan, apanya yang berkali-kali ? lagi pula kenapa kau bisa masuk ?”
“Kau tidak pernah mengunci pintu kamarmu, bukannya kau selalu ketiduran saat kau tidak berniat untuk tidur ?" ujar Aslan sambil memperbaiki letak kopiah di kepalanya, wajahnya bersinar, ia tampak seperti seorang malaikat.
“Iya, kau benar”
“Ya sudahlah, cepat bangun dan sholat. Jam tujuh aku akan datang lagi, kau jangan sampai terlambat karena aku tidak akan menunggumu !” ucap Aslan sambil berlalu begitu saja.