Kejadian yang tadi sudah terjadi antara Ilham dan Hany di depan kelas perhotelan dengan cepat sudah diketahui oleh satu sekolah. Terlalu cepat sampai Ilham bingung mendapat tatapan iri dari sebagian besar siswa yang berada di kantin.
"Gue nggak nyangka lo punya mantan secantik itu, Il."
Setelah duduk di meja yang sama dengan Reno yang sedang sendirian, Ilham mengernyit bingung. Mantan? "Maksudnya Hany?"
Reno mengangguk, "Dia sekarang dapat julukan 'mantan Ilham'."
Kok mantan? Kan Ilham menolak Hany tanpa melakukan proses pacaran terlebih dahulu, "Dia bukan mantan gue."
"Iya, bukan, terserah lo deh. Tapi gue tetap terkejut karena ternyata lo punya teman cewek semacam itu, bahkan dia juga sampai berani nembak lo."
Ilham juga terkejut dengan aksi nekat yang dilakukan Hany. Dia tidak menyangka teman masa kecilnya itu mengajak pacaran dengan cara memaksa, "Dia dulu nggak begitu. Dan gara-gara kedatangan Hany, hubungan gue sama Ana jadi rumit begini."
"Rumit?"
"Saat baru ketemu, Hany langsung peluk dan ngaku sebagai pacar gue. Karena nggak mau Ana salah paham, gue akhirnya bilang suka sama dia."
Reno tersenyum puas, "Jadi akhirnya lo terbebas dari friendzone juga? Kalian sekarang udah jadian dong?"
Jika memang sudah menjalin status pacaran, Ilham tidak mungkin bercerita begini, "Pernyataan cinta gue digangguin Refan, Ana belum kasih jawaban apa-apa."
Reno tertawa, "Pantesan dia nolak diajak ke kantin, ternyata dia nggak mau dapat protes dari lo."
Ilham mendecak kesal, dia ingin sekali protes pada Refan. Gara-gara cowok berkacamata itu, Ilham harus menunda mendengar jawaban Ana. Memang di kelas mereka duduk bersampingan, tapi akan memalukan jika guru menegur saat Ilham sedang menuntut jawaban dari Ana.
Lebih baik Ilham menunggu sampai semua jam pelajaran habis baru bicara dengan Ana lagi.
"Oh ya, jangan lupa pajak jadiannya ya! Gue mau kue buatan lo."
Ini kenapa minta pajak jadian pakai acara request segala sih? Kan Ilham belum mendapat jawaban yang pasti, "Lo sebenarnya pengen lihat gue jadian dengan Ana atau mau makan kue buatan gue sih?"
Reno menyeringai sambil menunjukkan dua jarinya, "Gue mau dua-duanya."
∞
Ilham menghela napas. Sekarang sudah jam pulang sekolah, dan Ana tadi sudah pergi keluar dari ruang kelas duluan. Gadis itu terlalu cepat pergi sampai Ilham tidak sempat menahannya.
Kenapa dia dihindari? Apa Ana berniat menolaknya? Padahal gadis itu tidak pernah menunjukkan penolakan dari pendekatan yang sudah Ilham lakukan, jadi seharusnya semua dapat berjalan lancar.
"Arka mendekati anak baru yang tadi?"
Mendengar suara yang dikenalnya, Ilham langsung berhenti berjalan untuk mencari datangnya suara. Ada Ana yang sedang bersama dengan seseorang yang tidak Ilham kenal, tapi kalau tidak salah cowok itu merupakan salah satu anggota basket.