"Selamat malam Pak ."
"Selamat malam juga anak muda. Mari masuk." Anak muda bernama Seo Han itu masuk ke dalam rumah Pak Wo Jin yang megah dan besar itu. Kemudian Pak Wojin mengantarnya ke meja makan yang telah di siapkan.
"Silahkan makan. Jangan malu-malu."
"Terimakasih Pak. Oh iya saya bawa wine untuk diminum bersama. Pasti sangat cocok di makan dengan steak ini." Seo Han menunjuk steak yang telah di hidangkan oleh Pak Wo Jin.
"Aduh repot-repot.."
"Mari minum bersama." Seo Han menuangkan wine yang di bawanya itu ke gelasnya dan gelas Pak Wojin.
"Silahkan di coba Pak Wo Jin." kata Seo Han sambil tersenyum.
"Anak muda yang baik. Andai aku punya anak seperti dirimu Seo Han." Pak Wo Jin meneguk winenya.
"Enak sekali!"
"Iya ini wine edisi terbatas." ujar Seo Han masih dengan tersenyum. "Dihabiskan dong Pak!"
Pak Wo Jin meneguk wine itu sampai habis.
"Aku sangat senang anak muda seperti dirimu yang sudah punya rencana untuk berinvestasi. Sudah beberapa tahun perusahaanku ini kehilangan investor." ujar Pak Wo Jin mencurahkan isi hatinya.
"Di biarkan saja sampai bangkrut. Sebentar lagi pemimpinnya juga akan meninggal." ujar Seo Han santai sambil melahap steaknya.
Pak Wo Jin terhenyak.
"Apa yang baru saja kamu katakan Seo Han?"
"Perusahaan busuk seperti perusahaan anda hanya akan menyusahkan kalau terus di lanjutkan seperti sekarang. Perusahaan yang melakukan penggelapan dana untuk menyewa pembunuh bayaran tidak pantas di sebut sebagai perusahaan." Seo Han masih berbicara santai sambil terus makan steaknya.
"Sialan! Lancang sekali kamu!"
"Kalau perusahaan itu kehilangan orang seperti dirimu, maka officially perusahaan itu akan bangkrut. Sekarang pegawaimu saja cuma 2 orang dan gaji terlambat terus di bayarkan."
"Hahahaha, kamu pikir aku bakal mati??" Wo Jin mengambil pisau steak untuk melukai Seo Han, tiba-tiba ia merasa ada yang salah dengan tubuhnya. Ia merasa kebas dan lumpuh.