“S-salam kenal, namaku Sara, malaikat pembantu yang baru saja ditugaskan di sini. M-mohon bantuannya...”
Malaikat perempuan muda itu memperkenalkan dirinya dengan malu-malu. Mata biru mudanya tidak tahu harus melihat ke mana. Ia terlalu takut untuk menatap mata malaikat-malaikat seniornya satu per satu.
“...”
Sunyi.
Sara dapat mendengar detak jantung dan nafasnya sendiri. Meskipun ladang bunga tempatnya berada seharusnya dapat membuat semua orang rileks dan senang, Sara sama sekali tidak merasa rileks. Malahan, ia merasa tegang.
‘K-kenapa sunyi sekali? Apa aku baru saja mengatakan hal yang salah? T-tapi, tidak ada yang aneh kok...’
Di saat Sara mulai panik dan ingin menambahkan sesuatu ke salam perkenalannya...
“Aih, lucunya!”
“Wah, sudah lama kita tidak mendapatkan adik junior baru! Apalagi, dia sangat muda!!”
Malaikat-malaikat seniornya mendadak menjadi ribut sendiri. Sebagian besar malaikat-malaikat yang berkumpul di sini adalah malaikat perempuan. Dari penampilan mereka saja, tampak sangat jelas bahwa Sara merupakan malaikat yang termuda. Sara hanya terlihat seperti manusia remaja berusia sekitar 13 tahun. Sedangkan, malaikat senior yang tampak paling muda masih kelihatan seperti manusia wanita berusia 20 tahun ke atas. Usia mereka tidak dapat ditebak dengan jelas, sebab penampilan malaikat-malaikat pada umumnya akan berhenti bertumbuh setelah mereka nampak seperti manusia berusia 20an tahun.
Sara mematung. Ia sama sekali tidak menyangka akan mendapatkan sambutan seperti ini. Ia belum sempat pulih dari keterkejutannya ketika...
“Hei, boleh aku cubit pipimu?”
“Ah, kamu seperti adikku saja!”
“Wah, mungkin kamu cocok buat jadi sosok anak perempuanku, hahaha!”
Tiba-tiba saja, ia sudah dikerumuni oleh malaikat-malaikat seniornya. Sara sudah dipeluk, dicubit, dan diperlakukan seperti anak kecil ketika malaikat dengan aura senioritas yang tertinggi memecahkan keributan yang terjadi.
“Hei, hei, sudah cukup! Sara kecil masih harus memperkenalkan dirinya ke Nona Inoci!”
“...Sara kecil...,” gumam Sara. Tampaknya, ia sudah menginjak usia di mana ia tidak ingin diperlakukan seperti anak kecil. Seharusnya, ia sudah cukup dewasa... Ah, tapi Sam yang seusia dengannya bahkan memperlakukannya seperti anak kecil juga...
“Sara? Ayo ke tempat Nona Inoci. Beliau sudah menunggumu,” ucap malaikat senior itu setelah ia sampai di sebelah Sara.
“Ah... B-baik! Terima kasih, Kak...”
“Gracia. Salam kenal, aku malaikat kepala di sini. Jangan sungkan-sungkan untuk menemuiku jika ada masalah apa pun.”
“Baik, Kak Gracia!”
“Ahaha, lincah sekali ya. Bagus, pertahankan semangatmu itu!” Gracia tertawa sambil menepuk pundak adik junior barunya. Ia nampak puas dengan Sara.
“Hahaha...,” Sara ikut tertawa dengan canggung. Sebenarnya... ia merasa tepukan Kak Gracia sedikit terlalu keras.
***
Sara akhirnya tiba di tempat Nona Inoci berada. Tempat ini merupakan hutan paling indah yang pernah ia kunjungi. Ia bisa merasakan aura kehidupan di sekelilingnya. Tidak lama kemudian, terdengar suara burung berkicauan dan suara air terjun.
“Kak Gracia, ini...,” Sara sama sekali tidak menyangka akan mendengar kicauan burung di tempat ini.
“Ah, ini pertama kalinya kau mendengarkan kicauan burung di sini?” tanya Gracia.
Sara mengangguk dengan jujur. Ia hanya pernah mendengar suara kicauan burung ketika sedang belajar di sekolah malaikat. Burung merupakan makhluk hidup yang berada di dunia fana sana. Ia tidak pernah mengira akan mendengarkan kicauannya lagi di luar sekolah.
“Haha, inilah indahnya tinggal di Distrik Hayat,” jawab Gracia dengan bangga.
Saat ia menoleh dan berhadapan dengan Sara yang masih menatapnya dengan penuh tanda tanya, Gracia melanjutkan penjelasannya, “Di sini, kau akan sering menjumpai bentuk-bentuk kehidupan yang lain. Mereka adalah jiwa-jiwa yang sebentar lagi akan ‘dilepas’ ke dunia fana. Tidak jarang mereka harus menanti di sini untuk sementara waktu, sambil bersiap-siap untuk pelepasan mereka nanti. Nona Inoci juga menyukai keberadaan mereka.”