When life was not as smooth as a toll road

DAMAIZANNE
Chapter #2

Apa yang terjadi?

Sore ini, aku, Ayah, dan Bunda sedang berada di kebun. Sebenarnya, Ayah sudah merencanakan untuk pergi ke kebun pada pagi hari, tapi Bunda menolak karena alasan kalau pagi Bunda akan sangat disibukkan oleh pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mencuci piring, mengepel rumah dan lainnya.

Jarak kebun dan rumah yang cukup jauh mengharuskan kami membawa beberapa bekal. Kebetulan aku ingin memakan nasi liwet buatan Ayah. 

Aku selalu ingat saat kecil dulu, Ayah sering mengajakku ke kebun dam berakhir dengan membuat nasi liwet. Nasi liwet buatan Ayah sangatlah enak, bagiku rasanya tidak ada duanya.

Ayah telah selesai mengumpulkan beberapa kayu bakar. Sebelumnya, Bunda sudah menyiapkan tungku dari batu bata yang disusun kotak dan mengosongkan bagian tengannya untuk tempat api menyala nanti.

Aku tersenyum senang. Akhirnya momen yang kutunggu-tunggu bisa terjadi hari ini. 

"Bawa panci berasnya kesini." aku mengangguk. Membawa panci berisi beras dan memberikannya pada Bunda. Bunda meletakkan panci itu diatas tungku. Lalu Ayah menyusun kayu bakar dan mulai menyalakan api yang berasal dari korek yang beliau bawa.

"Nda, nasi liwetnya pasti enak ya? Aku gak sabar pengin cepet-cepet makan nasi liwetnya." Ayah dan Bunda tertawa mendengar ucapanku.

Lihat selengkapnya