“Tumben-tumbenan lo telat? Lo jam berapa tidur?” tanya Delvita ketika Maya sampai di kelas setelah kejadian tabrakan di tangga tadi.
“Gue stalking seseorang!” jawab Maya semangat walau ia sendiri belum mandi berangkat kesekolah.
“Elo stalking Paris Van Java?” tanya Poppy.
“Hmmm...” jawab Maya sembari mengangguk.
“Trus-trus gimana? dapet semua info?” tanya Delfita antusias.
“Dapet dong, Maya gitu loh..” jawab Maya sambil menggoyang-goyangkan kerah bajunya.
“Nomor HP-nya lo dapat?” tanya Popy.
“Dapat dong, gue cari-cari ke semua anak kelas X,” jawab Maya meninggi.
“Kenapa lo gak nanya langsung aja sih ke orangnya? Lo kan udah kenalan juga?” tambah Delvita.
“Kalau gue nanya langsung ke orangnya itu namanya bukan stalking,” jawab Maya gemas.
“Oh iya, ya...” kata Delvita sambil garuk-garuk kepala.
Pembicaraan mereka terinterupsi gara-gara Panjul berlari masuk kelas sambil berkata, “Bubar, bubar, Pak Rafles datang, Pak Rafles datang.”
Sekelas langsung bubar dari aktivitas mereka, yang main catur langsung menutup papan catur, yang menelepon langsung mematikan ponselnya, yang bajunya keluar langsung memasukkan bajunya, yang atribut sekolah tidak lengkap bersiap-siap diusir termasuk Maya yang datang ke sekolah agak terlambat.
“Woi, Jul! Panjul. Sama siapa Pak Rafles datang?” tanya Maya.
“Sama pacar lo, Angkasa!” Jawab Panjul sambil mengencangkan ikat pinggang.
“Apa!!!!! Angkasa. Haduh mati gue,” Maya langsung panik, dugaannya Angkasa telah melaporkan dirinya karena terlambat tadi.
“Kenapa lo?” tanya Popy.
“Mampus gue Pop, pasti Angkasa ngadu-ngadu ke Pak Rafles, terus ngomporin Pak Rafles buat ngehukum gue.”
“Emang lo kenapa?” tanya Delvita.
“Gue tadi manjat pagar belakang sekolah.”
“Ngapa lo musti manjat pagar sekolah, kalau pintu depan belom ditutup.”
“Gue nggak tau Pop, kalau pintu depan belom di tutup.”
“Haduh gimana nih,” Maya panik sendiri.
“Kalau gue dihukum gimana coba? Kan gue malu sama Java, ntar dia ilfeel”
“Ya elah,” dengus Popy.
Akhirnya Pak Rafles tiba dengan Angkasa dan Rayhan. Anehnya Angkasa dan Rayhan membawa tas punggungnya persis seperti akan pulang sekolah. Angkasa dengan rambut agak berantakannya seperti Boyband Korea dan tetap memasang wajah juteknya. Sementara Rayhan masih dengan wajah manisnya. Dua orang sahabat itu memiliki sifat yang sangat berbeda.
“Selamat pagi anak-anak,” Pak Rafles membuka pembicaraan.
“SELAMAT PAGI PAKKKKK”
“Assalamualaikum Warohmatullahiwabarokatuh,” sambung Pak Rafles setelah salamnya di jawab.
“WALAIKUMSALAM WAROHMATULLAHI WABAROKATUH,” jawab penghuni kelas XI IPS D.
“Baik anak-anak tadi wali kelas kalian Bu Ceria meminta izin kepada Bapak kalau beliau tidak bisa hadir hari ini karena ada keperluan penting, oleh karena itu hari ini Bapak akan menggantikan Bu Ceria. Kalian senang kan bertemu Bapak?”