“Hmm.. kalau gini sih kayaknya klimaksnya terlalu cepat”
Halo. Namaku Kayla. Umur 21 tahun. Kuliah di Bandung, jurusan Sastra Indonesia semester akhir. Sekarang sedang disibukkan oleh skripsi dan pekerjaan di sebuah penerbit buku sebagai editor. Walaupun statusku masih anak magang, pekerjaan di sini menurutku lumayan berat. Cocok untuk mahasiswa tingkat akhir sepertiku, yang sedang cari pengalaman bekerja. Apalagi, kadang aku diperbolehkan Work From Home saat ada jadwal bimbingan skripsi. Seperti hari ini. Walaupun alasan hari ini aku ga dateng ke kantor, bukan karena ada bimbingan. Tapi, karena hari ini adalah bad hair day-ku.
Klik. “Akhirnya beres juga.”
Setelah naskah -yang jadi pekerjaanku hari ini- selesai aku koreksi dan beri komentar, hasilnya aku kirim ke atasan.
Sebenarnya, salah satu alasan kenapa aku memilih pekerjaan ini, karena dari semenjak aku duduk di bangku SD, aku suka banget membaca. Dulu sih aku cuma baca komik dua ribu-an di abang-abang jualan mainan. Komik tentang azab dan neraka gitu. Tapi semakin dewasa, aku lebih tertarik untuk baca novel romantis.
Semenjak itu pula, aku mulai tertarik untuk menulis. Apapagi kisah romantis. Hanya saja, segimanapun aku mencoba untuk menulis, ternyata hasil tulisanku itu ga enak untuk dibaca. Bahkan, walaupun sekarang aku kuliah di jurusan sastra Indonesia, gaya menulisku ga kunjung membaik. Makanya, pada akhirnya, aku memutuskan untuk mencoba pekerjaan lain yang mirip, yaitu sebagai editor.
Tok tok tok.
“Kayla? Lagi sibuk ga?” Baru saja aku berencana melanjutkan skripsiku iba-tiba mama mengetuk pintu.
Aku menggeser kursiku ke belakang lalu berdiri dan berjalan ke arah pintu. “Ada apa ma?” Tanyaku begitu membuka pintu.
“Gimana skripsimu?” Tanya mama.
“Aku masih ngantri jadwal bimbingan. Ada apa memangnya?” Entah kenapa aku tahu, sepertinya yang mama mau tanyakan bukanlah ini. Walaupun begitu, aku tetap berusaha menjawabnya dulu.
“Oh, berarti lagi ga sibuk-sibuk banget kan ya?” Lanjut mama.
Sebelum aku melanjutkan percakapan, aku menyuruh mama masuk kamar. Karena, aku yakin, pasti ada yang mama ingin obrolin walaupun aku ga tau apa. Oh, FYI, mamaku emang ga pernah seenaknya masuk ke kamarku kalau aku belum kasih izin.