When The Cruelest Empress Becomes A Player

Michelle Lee
Chapter #2

Tekad

"Maledictus fiat morte, et erit sanguis infinitus! Tuam es fati par Dia!" Gur berucap dalam bahasa yang tidak Nagako pahami, sebelum menghilang ke dalam bayangan dengan wajah yang sangat mengerikan.

Seketika, sekelompok makhluk kecil berkulit hijau tiba-tiba muncul dari balik bayangan, membawa berbagai macam senjata seperti kapak, tombak, dan belati yang meneteskan cairan hijau gelap. Dengan wajah yang begitu menyeramkan, mereka semua berlarian menuju Nagako, seakan-akan sedang memburu mangsa.

Nagako panik. Ia langsung berteriak memerintahkan para prajuritnya untuk maju, namun kemudian tersadar bahwa ia hanya seorang diri di tempat asing ini. Tanpa ragu, gadis itu segera berlari menyelamatkan diri, sesekali mencoba menggunakan kemampuan yang ia dapatkan untuk mengalahkan para makhluk itu.

"Sial, aku benar-benar tidak memiliki senjata apa pun untuk melawan mereka!" gumam Nagako sambil terus berlari. Lalu, ia teringat dengan kemampuan yang ia dapatkan sebelumnya.

"Status window!" teriaknya. Dengan cepat, Nagako membaca keterangan tentang skill apa saja yang ia miliki, berharap menemukan sesuatu yang berguna untuk melawan para makhluk mengerikan itu.

Jantung Nagako berdegup kencang, adrenalin memenuhi dirinya. Ia harus bertahan hidup, menemukan jawaban atas misteri yang menghantuinya, dan menyelamatkan sang kakak.


Nagako membaca dengan seksama kemampuan-kemampuan yang tertera di Status Window-nya. Di antara teknik bela diri, pedang, dan taktik berperang tingkat ahli, terdapat dua kemampuan yang sebelumnya tidak ia ketahui.

"Apa ini? 'The King's Path'?" gumam Nagako, membaca keterangan kemampuan tersebut. "Disini tertulis jika aku bisa memanifestasikan apa pun yang kuinginkan, bahkan membuat musuh-musuhku gemetar ketakutan. Tapi, aku harus setidaknya pernah melihat benda yang ingin kumanifestasikan, dan memiliki bayangan akan ketakutan yang ingin kuciptakan."

Nagako berhenti berlari, berusaha fokus. "Ayo berpikir, apa yang sangat kubutuhkan dan kuketahui?" Tiba-tiba, bayangan sebuah pedang yang sering ia gunakan saat berlatih dengan ayahnya muncul di benaknya.

Dalam sekejap, pedang itu muncul di genggaman Nagako - Pedang Goujian, simbol kekuasaannya. "Jadi kau menjawab panggilanku, sahabatku!" seru Nagako, tersenyum lebar sembari menggenggam erat pedang dengan bilah lurus sepanjang 55 cm dan gagang 12 cm, terbuat dari campuran tembaga, timah, dan karbon yang begitu tajam.

Suasana ruangan berubah mencekam. Dipenuhi ambisi dan haus darah, Nagako melesat dengan kecepatan tinggi, membantai habis para makhluk hijau itu tanpa ampun. Ketakutan terpancar dari mereka, tak berani menatap langsung mata Nagako yang dipenuhi determinasi.

Nagako menunjukkan kekuatannya, menggunakan kemampuan baru yang ia kuasai untuk menghancurkan musuh-musuhnya. Suasana semakin mencekam, seolah aura kematian menyelimuti ruangan itu.


Setelah puas membantai para makhluk hijau itu, Nagako merasakan sesuatu yang aneh dan terus-menerus mengganggu pikirannya.

Lihat selengkapnya