When The Darkness Becomes To The Light

Agid Zoe
Chapter #3

BAB 2

Dua Minggu Kemudian 

Lyra sedang membereskan berkas-berkas di meja kerjanya, ketika tiba-tiba seseorang mengetuk pintu ruangannya. 

Tok.. Tok.. Tok..

“ Masuk.” Kata Lyra tanpa mengalihkan pandangan dari kegiatan beres-beres. 

“ Lyra, mau makan malam bersama?” tanya Hyera saat sudah berdiri di hadapan Lyra

Lyra menatap Hyera yang kini ada di hadapannya. “ Ohh Eonni. Kau mau makan dimana?” tanya Lyra sambil kembali menata lembar-lembar kertas yang berserakan di meja kerjanya.

“ Aku dan yang lainnya berencana makan malam di salah satu kedai di dekat sini. Kau mau ikut?” 

Lyra berfikir sejenak lalu kemudian mengangguk. “ Baiklah. Aku ikut.”

“ Kami tunggu di luar Lyra.” Kata Hyera yang di balas anggukan oleh Lyra. Hyera kemudian berjalan meninggalkan ruangan Lyra. Sebenarnya Lyra sangat lelah hari ini. Dirinya ingin sekali segera pulang ke apartemen dan langsung tidur. Namun, Lyra juga tidak enak jika harus menolak tawaran temen-temannya. Lagi pula, perutnya sebenarnya sedari tadi sudah meronta-ronta minta untuk di beri asupan. 

Setelah selesai membereskan semua berkasnya dan memasukkannya dalam almari penyimpanan, Lyra segera beranjak mengambil tas nya dan segera pergi meninggalkan ruangan. Di liriknya jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Sudah sangat larut. Lyra berjalan kearah pintu gedung itu dengan berjalan dengan cepat kearah teman-temannya

“ Menunggu lama?” kata Lyra di sela-sela nafasnya yang tidak beraturan.

Hyera menggeleng pelan. “ Tidak. Kalau begitu, ayo kita berangkat sekarang.” 

Lyra dan kedua temannya yang lain mengangguk mengiyakan dan segera memasuki mobil yang mereka tumpangi. Sesaat mobil itu melaju pergi meninggalkan gedung bertingkat yang megah itu. 

“ Kau lelah Lyra?” tanya Hyera tapi tetap focus menyetir mobil. 

Lyra menggeleng, “ Tidak terlalu. Sudah terbiasa juga seperti ini.” Jawabnya tanpa menoleh kearah Hyera yang sibuk menyetir di sebelahnya.

“ Aku benar-benar tidak mengerti, kenapa kasus kita kali ini sangat susah di pecahkan.” Kali ini Kimmy yang buka suara.

“ Kau benar. Aku benar-benar frustasi dengan kasus kita sekarang.” sambung Yoora.

Lyra yang mendengar keluhan kedua sahabatnya itu hanya tersenyum singkat tanpa berniat untuk menimpali omongan mereka.

“ Bagaimana dengan kasus yang kau tangani selama lima tahun ini Lyra?” tanya Kimmy kepada Lyra yang duduk di kursi penumpang samping Hyera.

Lyra memandang keluar jendela, melihat gelapnya langit malam dan kerlap kerlip bintang-bintang yang menghiasi langit. Sungguh, saat malam hari Kota Seoul terlihat semakin indah. Lyra suka akan hal itu. “ Tidak ada perkembangan.” 

Hening seketika memenuhi suasana dalam mobil yang mereka tumpangi. Tidak ada yang berniat bertanya kembali pada Lyra. Karena baik Hyera, Kimmy dan Yoora, mereka bertiga tahu, bagaimana beratnya kehidupan yang harus Lyra jalani sekarang

Lyra William, seorang gadis berusia dua puluh lima tahun. Lyra adalah orang Korea asli, ayah dan ibunya berasal dari Korea Selatan. Tidak ada sedikitpun darah campuran yang dimiliki Lyra. Namun, semua teman Lyra menganggap bahwa Lyra adalah seorang gadis berdarah campuran Korea dan Amerika. Tidak heran. Karena nama Lyra sebenarnya sudah menunjukkan bahwa dirinya bukan orang Korea asli. 

Lyra lahir di Amerika. Sebuah negera yang di pilih ibunya untuk melahirkan putri cantikanya itu. Ayah Lyra adalah seorang CEO dari salah satu perusahaan terkenal sukses di Seoul.. Cabang perusahan itu sudah tersebar di beberapa negera besar. Bagi beberapa orang yang melihat, mereka pasti akan iri dengan kehidupan sempurna yang Lyra dapatkan. Semua fasilitas yang Lyra inginkan dengan secara gampang akan dia dapatkan tanpa harus meminta dan bekerja keras. Tapi, hanya bagi yang melihat saja. Tidak bagi yang merasakan dan tahu seluk beluk kehidupan Lyra yang tengah di hadapinya sekarang. 

“ Sudah sampai.” Kata Hyera membuyarkan lamunan Lyra. 

Kimmy menepuk pundak Lyra pelan, “ Ayo Lyra.” Lyra hanya mengangguk dan membuka pintu mobil dan berjalan keluar. Mereka berempat berjalan beriringan menuju sebuah kedai yang tidak terlalu besar, sesaat setelah Hyera berhasil menemukan lahan parkir mobil yang kosong dan memarkir mobilnya di sana. Hyera membuka pintu kedai, lalu membungkuk di ikuti Lyra dan teman-temannya saat pemilik kedai menyambut kedatangan mereka.

“ Kita duduk di sana saja bagaimana?” tunjuk Kimmy pada salah satu meja kosong di dekat jendela. “ Kursinya juga kebetulan ada empat.” Lanjutnya.

Lyra dan yang lainnya mengangguk dan berjalan kearah meja itu dan duduk di masing-masing tempat duduk yang di sediakan. Sesaat kemudian, seorang wanita paruh baya menghampiri meja mereka. 

“ Mau langsung memesan?” tanya wanita paruh baya itu.

Lyra dan teman-temannya mengangguk dan menerima buku menu yang di berikan wanita itu. 

“ Aku mau sup rumput laut, kimchi, dan semangkuk nasi.” Kata Kimmy.

“ Kau mau apa Lyra?” tanya Hyera pada Lyra.

Lyra berfikir sejenak, membuka-buka buku menu di hadapannya. Hingga akhirnya pilihannya jatuh pada gambar semangkuk mie ramen, yang sangat menggugah selera. Lyra butuh kehangatan kuah mie itu untuh tubuhnya. “Aku ramen ini saja bibi.” Kata Lyra sambil menunjuk pesanannya. 

“ Kalau begitu aku juga sama.” Kata Hyera.

“ Aku juga. Tapi punya ku di tambah keju mozzarella dan telur.” Kali ini Yoora yang berkata “ Aku juga ingin makan sesuatu yang hangat.” Lanjutnya seakan tahu alasan Lyra dan Hyera memilih ramen.

Bibi itu mencatat semua pesanan yang di pesan oleh mereka berempat, “ Ada tambahan?” kata bibi itu setelah selesai mencatat semua pesanan.

“ Apa ada orange juice?” tanya Lyra lembut.

“ Tentu saja ada.” Kata bibi itu ramah.

“ Baiklah. Satu orange juice.” Kata Lyra tersenyum

“ Kami bertiga air putih saja.” Timpal Hyera. Bibi itu mengangguk dan kemudian pergi meninggalkan Lyra dan teman-temannya. 

Lihat selengkapnya