Tok..tok..tok..
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Lyra, matanya menatap pintu ruangannya yang perlahan terbuka dan menampilkan sosok Hyera di seberang sana.
“ Kimmy bilang kau ingin menemuiku, kenapa?” Hyera berjalan kearah Lyra dengan tenang, lalu duduk tepat di hadapan Lyra dengan sebuah meja kerja besar yang menjadi pembatasnya.
“ Ku dengar Eonni-“
“ Iya. Kau benar. Aku memang menyibukkan diriku beberapa hari ini untuk ikut mengusut masalahmu.”
Lyra menghembuskan nafasnya kasar, lalu menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi, memijat pelipisnya yang mulai terasa berdenyut-denyut, “ Untuk apa?” tanya Lyra tanpa menatap kearah Hyera, gadis itu malah menatap langit-langit ruang kerjanya.
“ Kau tidak bisa menghadapinya sendiri. Kau membutuhkan kami.”
“ Aku hanya tidak ingin melibatkan kalian semua.”
“ Setidaknya libatkan aku, jika memang kau tidak ingin melibatkan Kimmy atau yang lainnya.”
Lyra mengalihkan pandangannya, menatap ke mata Hyera dengan lekat. Wanita berusia dua puluh tujuh tahun itu sudah banyak mengorbankan segala hal untuk Lyra. Lyra tidak ingin kembali membuat Hyera kesusahan, sudah waktunya Hyera untuk hidup normal tanpa harus terlibat dengan semua kasus yang Lyra hadapi. Terlebih lagi kasus Lyra sendiri yang sampai sekarang belum tuntas.
“ Aku selalu membuatmu dalam kesulitan.” Kata Lyra lirih.
Hyera menggeleng lemah, “ Tidak pernah kau membuatku dalam kesulitan Lyra.” Hyera menggenggam tangan Lyra dengan hangat, “ Kau sudah kuanggap sebagai keluarga ku sendiri. Apapun masalahmu, itu juga masalahku. Kita selesaikan ini sama-sama. Kita kubur masa lalu mu secepat mungkin. Kita selesaikan semuanya secepat mungkin.” Hyera tersenyum tulus di akhir kalimatnya.
Lyra menitikkan setetes air matanya, namun dengan cepat dia buru-buru menghapus jejak air mata itu dengan tangan kanannya yang bebas.
Hyera kembali menyandarkan pungunggunya, “ Ku dengar dari Kimmy, kau sedang ada masalah?”
Kening Lyra berkerut samar, “ Masalah?”
“ Kemarin dia melihatmu dalam keadaan berantakan saat setelah kau pergi entah kemana. Kimmy melihat kedua matamu bengkak seperti habis menangis.”
Lyra tersentak, namun sesaat kemudian gadis itu bisa menormalkan kembali ekspresi wajahnya. “ Hanya ada sedikit masalah saja.” Kata Lyra datar. Entah mengapa mengingat kejadian kemarin membuat Lyra kembali merasa sangat kesal.
“ Kimmy tidak pernah melihat keadaanmu sekacau kemarin. Jadi bisa ku simpulkan masalahmu cukup berat Lyra.”
Lyra lagi-lagi mendengus kasar. Sadar bahwa wanita di hadapannya ini tidak akan bisa untuk di bohongi.