“ Dia sudah menemukan keberadaan pria itu Tuan.”
Seorang pria sedang duduk di sebuah halaman di Mansionnya sambil menatap layar laptop yang menyala menampilkan sebuah rekaman dari cctv yang di dapatkannya beberapa hari lalu dari orang suruhannya.
“ Ternyata dia tidak pernah jera.” Jawab Pria itu menampilkan smirk jahatnya.
“ Saya rasa dia tidak akan berhenti sampai benar-benar membalaskan dendamnya lima tahun lalu.”
“ Dia memang gadis yang luar biasa. Hahaha..” Pria itu tersenyum dengan sangat keras hingga membuat seseorang yang sekarang di telfonnya tersenyum bangga. “ Pastikan, pria itu tidak mengatakan satu hal pun pada gadis bodoh itu. lakukan dengan baik. Bagaimanapun caranya. Karena aku masih ingin bermain-main dengannya.” Kata Pria itu tersenyum sarkas.
“ Baik Tuan.”
Sambungan telfon terputus. Pria itu kembali meletakkan ponselnya di atas meja tepat di samping laptopnya. Kini pandangan pria itu kembali focus pada rekaman yang di lihatnya. Rekaman itu menampilkan seorang gadis yang sedang berjalan menyusuri lorong rumah sakit sambil membawa sebuket bunga Lily di tangannya.
Mata pria itu memanas, kala di lihatnya sekarang sebuah ruangan bercat putih yang baru saja di masuki oleh sang gadis. Dan tidak dapat di cegahnya, saat satu tetes air mata kembali mengalir bebas melalui pipinya.
Seorang sedang terbaring disana. Dengan alat bantu kedokteran yang masih tersambung dengan tubuhnya. Tubuh yang lemah dan tak berdaya, sedang berjuang disana, sendirian. Berjuang untuk tetap bertahan hidup, meskipun dengan bantuan alat medis kedokteran.
“ Aku datang kembali.” Bisa pria itu lihat, gadis dengan potongan rambut bob berwarna pirang itu berjalan kearah nakas lalu mengganti bunga yang sudah beberapa hari disana, menggantinya dengan bunga baru dan tentunya masih bunga yang sama.
“ Bagaimana kabarmu hari ini? apa sudah membaik?”
Gadis itu kini sudah duduk di samping seseorang yang terbaring di ranjang rumah sakit, masih dengan matanya yang senantiasa terpejam erat.