When The Darkness Becomes To The Light

Agid Zoe
Chapter #14

BAB 13

Park Hyunjin, manager sekaligus sahabat Daniel, sedang berkutat dengan beberapa berkas baru yang berada di mejanya. Satu jam yang lalu, Hyunjin mendapatkan informasi yang sama sekali tidak pernah di duganya. 

Selama sebulan ini, tepatnya sejak Hyunjin mengetahui jika sahabatnya, Daniel tengah dekat dengan seorang gadis bernama Lyra membuat sesuatu dalam dirinya bergerak. 

Entah kenapa, sejak pertama kali Hyunjin melihat Lyra di bandara saat itu, ada perasaan aneh dalam diri Hyunjin. Laki-laki itu yakin, jika Lyra bukanlah gadis biasa, mengingat Lyra saat itu membawa pistol di bandara, dan juga ada beberapa orang penjaga yang menjaga Lyra dan teman-temannya dari jauh, seperti seorang bodyguard.

Saat mengetahui dari Solbin, kalau Daniel semakin dekat dengan Lyra, membuat Hyunjin menyewa beberapa orang untuk menyelidiki asal usul Lyra. 

Dan ya, benar saja. Hasil penyelidikan selama sebulan ini menghasilkan sebuah informasi yang sama sekali tidak bisa Hyunjin terima dengan nalarnya. 

Kini, Hyunjin sedang melihat isi dari sebuah amplop yang di terimanya satu jam lalu dari orang suruhannya. Amplop itu berisikan beberapa lembar foto, dari orang-orang yang berbeda, lengkap dengan keterangan informasi dari setiap fotonya. 

Hyunjin memijat pelipisnya yang mulai terasa berdenyut-denyut. Kenapa dari sekian banyak gadis di dunia ini, Daniel harus dekat Lyra? Kenapa saat Daniel mulai membuka hatinya, namun justru gadis seperti Lyra lah yang membuat Daniel jatuh cinta? kenapa takdir membuat mereka bertemu, jika ternyata keduanya akan sama-sama di hancurkan oleh kenyataan?

Hyunjin meraih telephone yang ada di sampingnya, lalu menekan beberapa angka yang terhubung ke telephon sekretarisnya.

“ Halo..”

“ Iya Pak?”

“ Tolong hubungi sekretaris Daniel, apa dia ada di ruangannya? Sejak tadi aku sudah berusaha menghubunginya, tapi ponselnya tidak aktif.”

“ Baik Pak. Akan segera saya lakukan.”

Sambungan terputus. Hyunjin kembali meletakkan telephone itu, dan menunggu kabar dari sekretarisnya. Hyunjin harus segera menyelesaikan masalah ini secepatnya. Karena, jika sedikit saja terlambat, Hyunjin yakin, Daniel akan berada dalam bahaya.

Telephone milik Hyunjin kembali berdering. Dengan cepat laki-laki itu mengangkatnya.

“ Bagaimana?”

“ Pak Daniel ada di ruangannya pak. Beliau baru saja datang.”

“ Ok. Terima kasih.”

“ Baik Pak.” 

Hyunjin meletakkan telephon itu dengan kasar, lalu dengan cepat memberekan berkas-berkas informasi itu, dan memasukkannya kembali ke dalam amplop, lalu memasukkannya kedalam laci mejanya. 

Hyunjin bangkit dari duduknya, dan mulai berjalan keluar ruangan. Sebelum menemui Daniel, Hyunjin meminta terlebih dahulu pada sekretarisnya untuk membatalkan semua janjinya hari ini dengan beberapa client. Dan menyuruh sekretarisnya itu untuk menjadwalkan ulang pertemuan mereka. 

Saat sudah selesai, Hyunjin kembali berjalan menuju ruangan Daniel. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti, saat atensi matanya menatap seorang gadis berambut pirang yang sedang duduk di sofa lobby perusahaan. Hyunjin membenarkan letak kacamatanya, lalu kembali mengamati gadis itu. 

Damn!!

Gadis itu menoleh sekilas kearah samping lalu kembali memfokuskan pandangannya pada layar ponsel di hadapannya. Mata Hyunjin terbelalak kaget, saat dirinya semakin yakin jika gadis itu adalah teman semasa sekolahnya dulu. Sekaligus teman masa kecilnya yang sudah bertahun-tahun tidak pernah di temuinya karena kepindahan gadis itu yang secara tiba-tiba ke London.

Katharina Jonshon.

Hyunjin berjalan cepat kearah gadis itu, sesaat masalah yang harus di selesaikannya dengan Daniel lenyap seketika saat dirinya kembali bertemu dengan seorang gadis yang sangat dirindukannya selama bertahun tahun itu. Hingga Hyunjin menghentikan langkahnya saat dirinya sudah sampai di samping gadis yang masih sibuk mengutak atik ponselnya itu.

“ Katharina?” Panggil Hyunjin dengan suara pelan.

Gadis yang di panggil Katharina itu mendongakkan kepalanya, lalu menatap Hyunjin. 

Deg..

Jantung Hyunjin berdegup kencang saat melihat wajah gadis itu. Udara di sekitarnya tiba-tiba terasa habis saat matanya menatap mata biru milik Katharina. Mata biru, yang sedari dulu selalu mampu menghipnotis Hyunjin dengan kelembutannya. 

Lihat selengkapnya