When The Darkness Becomes To The Light

Agid Zoe
Chapter #15

BAB 14

Sebuah suara decitan pintu terbuka terdengar di ruangan Daniel. Ya. Itu adalah pintu ruangan Daniel yang di buka oleh Park Hyunjin, sahabat sekaligus orang yang menjabat sebagai Manager di perusahaannya.

“ Daniel, bisa bicara dengan ku sebentar?” Tanya Park Hyunjin pada Daniel tanpa mendekat kearah sahabatnya itu.

Daniel yang semula tengah sibuk membaca berkas-berkas yang harus di tanda tanganinya tiba-tiba mengalihkan pandangannya menatap sahabatnya itu. “ Ada apa?” 

“ Ikut aku sebentar saja.” Park Hyunjin menyuruh Daniel untuk mengikutinya. 

Kening Daniel berkerut samar. Tidak biasanya Hyunjin bersikap seserius itu dengan dirinya, kecuali kalau memang sedang ada pertemuan atau meeting dengan client.  

Tanpa pikir panjang Daniel bangkit dari duduknya dan mengikuti Hyunjin menuju ruang kerjanya. Saat tiba di dalam ruangan, Daniel langsung berjalan kearah meja kerja Hyunjin dan langsung duduk di kursi yang berseberangan dengan kursi milik Hyunjin. Meja besar yang berada di tengah kedua tempat duduk itu menjadi pembatas antara Daniel dan Hyunjin. 

Hening seketika. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Daniel melihat Hyunjin yang sedari tadi menatap langit-lagit ruang kerjanya. Bukankah tadi, Hyunjin ingin berbicara sesuatu kepada Daniel? Tapi kenapa dia sama sekali tidak bersuara sekarang?

Namun dengan tiba-tiba, Hyunjin mengalihkan pandangannya dan membuka laci kecil yang ada di meja kerjanya. Hyunjin mengeluarkan sebuah amplop persegi panjang, menaruhnya di atas meja lalu mendorong amplop itu kearah Daniel.

“ Bukalah.” Kata Hyunjin pelan pada Daniel. 

Daniel bingung, seketika matanya menatap amplop coklat itu dengan heran. Namun tetap saja, di ikutinya perintah Hyunjin. Daniel mengambil amplop itu lalu membukanya. Ada beberapa lembar foto yang dia keluarkan dari dalam amplop itu. Salah satunya foto Lyra. Kening Daniel berkerut, 

Kenapa ada foto Lyra di dalam amplop? 

Daniel memandang Hyunjin meminta penjelasan. Namun yang di tatap hanya diam sambil menggerakkan dagunya kearah foto yang Daniel pegang, menyuruh Daniel untuk kembali melihat foto-foto selanjutnya.

Daniel kembali menurut. Dilihat kembali foto selanjutnya. Kali ini sebuah foto seorang laki-laki yang menggunakan jaket denim berwarna coklat. Laki-laki itu tampan. Foto itu menunjukkan sang laki-laki yang menghadap kebelakang sambil mengakat tangannya keudara seakan melambai kearah seseorang. Daniel tidak mengenal laki-laki di foto itu. Namun bisa di lihat Daniel, jika laki-laki itu memiliki umur yang sama dengan Daniel. 

Daniel melihat foto selanjutnya. Foto Lyra. Foto Lyra sepertinya diambil di dalam sebuah café. Gadis itu tengah duduk di tempat dekat jendela besar sambil menatap kearah jalan raya. Sinar matahari yang menembus jendela berhasil menyinari wajah gadis cantik itu, rambutnya di ikat kuncir kuda asal-asalan, meninggalkan helai-helai rambut yang tidak terikat. 

Foto selanjutnya, masih foto yang sama. Foto close up Lyra. Gadis itu tersenyum lebar kearah kamera yang membidiknya. Rambut panjangnya di biarkan tergerai. Melihat Lyra yang tersenyum, meskipun hanya dalam sebuah foto, membuat Daniel perlahan-lahan menarik kedua sudut bibirnya keatas membentuk sebuah senyuman. Park Hyunjin yang menyadari raut wajah Daniel yang berubah setelah melihat foto Lyra, membuat dirinya semakin yakin, bahwa Daniel memiliki perasaan lebih pada gadis itu. 

Daniel menaruh foto Lyra di atas meja, lalu kembali melihat foto selanjutnya. Seorang wanita dan laki-laki paruh baya yang bergandengan tangan dan menoleh kearah kamera. Siapa mereka? Batin Daniel. Daniel melihat sebuah foto lagi, kali ini yang terakhir. Foto seorang laki-laki yang berdiri tegak di depan sebuah gedung perusahaan yang besar dengan setelan jas warna hitam, dan dasi yang terikat di kerah kemejanya sambil menempelkan ponsel di telinganya, seperti sedang menelephon seseorang. 

Daniel menatap lekat foto laki-laki itu. Daniel seperti tidak asing dengan laki-laki itu. Daniel mencoba mengingat-ingat dimana dia melihat laki-laki dalam foto itu. 

Ohh Tuhan. Daniel mendelik seketika saat menyadari sesuatu. Laki-laki dalam foto itu adalah laki-laki yang pernah di lihatnya mengobrol dengan Lyra beberapa waktu yang lalu saat Daniel tidak sengaja melihat Lyra di sebuah café di kawasan Gangnam. Ya. Daniel ingat. Dia adalah laki-laki itu.

“ Sudah selesai?” tanya Hyunjin yang tahu bahwa Daniel sudah selesai melihat semua foto yang dia berikan. 

Daniel meletakkan semua foto yang baru saja di lihatnya di atas meja. Daniel masih diam, dirinya mencoba menunggu Hyunjin untuk mengatakan sesuatu soal foto-foto itu. 

Seakan tahu apa yang ada di pikiran Daniel, akhirnya Hyunjin angkat bicara. “ Aku yakin kau pasti merasa aneh kenapa tiba-tiba aku memberi mu foto-foto itu, termasuk foto Lyra.” 

“ Memangnya untuk apa?” tanya Daniel penasaran.

Hyunjin mengambil nafas perlahan lalu menghembuskannya dengan berat. Sebenarnya Hyunjin tidak tega jika harus mengatakan hal ini pada Daniel, namun disisi lain Daniel memang harus tahu semuanya. Hyunjin tidak ingin sahabat dekatnya itu terluka. 

Hyunjin menegakkan tubuhnya lalu meletakkan kedua tangannya di atas meja dan menatap Daniel. “ Semua orang di foto itu, memiliki hubungan dengan gadis yang selama beberapa pekan terakhir ini dekat denganmu.”

“ Maksudmu Lyra?” 

Hyunjin mengangguk. “ Saat aku melihat Lyra pertama kali di bandara saat insiden penodongan itu, aku merasa dia bukan gadis biasa. Laki-laki yang menodong teman Lyra itu, menjadi ketakutan saat tahu siapa gadis yang menodongkan pistol kearahnya. Aku mendapat penjelasan dari Nuna yang saat itu mengobrol dengan Lyra. Nuna tidak terlalu banyak memberi informasi padaku, dia hanya mengatakan bahwa Lyra sedang menangani sebuah kasus. Nuna juga tidak mengatakan apa pekerjaan Lyra. Nuna hanya menyerahkan kartu nama Lyra padaku. Aku masih menyimpannya sampai sekarang.” Kata Hyunjin

Daniel masih setia mendengarkan setiap perkataan yang di lontarkan managernya itu tanpa berniat memotong ucapannya.

“ Aku adalah orang yang sangat penasaran dengan sesuatu hal yang baru. Sama sepertimu. Aku menimbang-nimbang, sebenarnya apa pekerjaan Lyra? Sampai dia dengan bebas bisa membawa pistol di sebuah bandara. Jika dia orang biasa, sudah pasti dia akan segera di bawa ke kantor polisi karena membawa senjata api. Namun apa? Tidak ada kabar berita yang memberitakan bahwa polisi telah menangkap seorang gadis di bandara yang membawa pistol. Bahkan sampai berani mengarahkan pistol itu kearah seseorang.” jeda sejenak, lalu Hyunjin kembali melanjutkan ceritanya. “ Jujur saja, sebenarnya aku sama sekali tidak terlalu peduli dengan kejadian waktu itu. Karena bagiku, saat semuanya selesai, maka sudah pasti beres bukan?”

Daniel masih setia mendengar setiap kalimat yang di katakan Hyunjin. Sebenarnya Daniel adalah orang yang tidak suka bertele tele dalam suatu hal. Jika memang ingin mengatakan sesuatu, maka langsung saja katakan intinya apa. Tanpa harus berbelit belit seperti yang di ceritakan Hyunjin saat ini. 

“ Saat kau membicarakan Lyra di cafetaria waktu itu, aku sedikit terkejut. namun kupikir hubunganmu dengan Lyra tidak akan terus berjalan setelah kau mengembalikan kalungnya. Tapi ternyata aku salah.” Hyunjin menggantungkan kalimatnya, “ Belakangan ini, aku melihat dan juga mendengar dari Nuna jika kau semakin dekat dengan Lyra. Bahkan kau sampai menyuruhnya untuk pergi ke kantormu hanya sekedar untuk menemanimu makan siang.” Lanjutnya.

Mendengar Hyunjin yang berkata demikian membuat Daniel tersenyum sinis tanpa alasan yang tidak di ketahui Hyunjin. Daniel melipat kedua tangannya di depan dada, mencoba mencari arah dari kelanjutan cerita Hyunjin. “ Apa ada yang salah saat aku dekat dengan Lyra?” tanya Daniel menyelidik. Bisa Daniel tahu, jika Hyunjin ini sedikit tidak suka jika dia dekat dengan Lyra. Terlihat dari sikapnya yang selalu tertutup bahkan cenderung menghindari Lyra saat gadis itu berpapasan dengannya.

“ Tidak ada yang salah sebenarnya jika kau dekat dengan seorang gadis. Tapi semuanya menjadi salah jika gadis yang dekat denganmu itu adalah Lyra.” Tandas Hyunjin akhirnya.

Daniel tersenyum miring. Sudah di duga. Hyunjin memang tidak menyukai Lyra. “ Apa alasanmu?” kini nada Daniel sudah mulai sedikit menajam.

Hyunjin menghembuskan nafasnya kasar, saat menyadari bahwa nada bicara Daniel sudah berubah, “ Aku mencari informasi tentang asal usul Lyra dari orang suruhanku. Dan aku menemukan fakta yang sama sekali tidak aku duga selama ini. Sebuah fakta yang sebenarnya tidak ingin aku katakan padamu karena aku tahu kau tertarik dengan Lyra. Namun kali ini keegoisanku muncul. Aku tidak ingin kau terluka dan berada dalam bahaya.”

Daniel mengerutkan keningnya, bahaya apa yang Hyunjin maksud? Daniel memilih diam, dan masih menunggu kelanjutan ucapan Hyunjin. Manager itu menghembuskan nafasnya frustasi. Terlihat jelas di mata Daniel jika Hyunjin menahan sebuah beban yang sebenarnya tidak ingin ia beritahukan kepada Daniel. Namun mau tidak mau, dia harus mengatakannya. Ini menyangkut keselamatan Daniel.

“ Lyra adalah seorang Detective.” Kata Hyunjin.

“ Aku tahu fakta itu.” jawab Daniel santai.

“ Tapi apa kau tahu, Detective seperti apa Lyra itu?” tanya Hyunjin.

Daniel menggelengkan kepalanya, “ Hanya seorang Detective. Fakta itu saja yang aku ketahui dari dirinya.”

Hyunjin menatap Daniel tepat di manic matanya, perasaan bersalah kembali melanda diri Hyunjin, dirinya benar-benar tidak tega memberi tahu Daniel. 

“ Dia adalah Detective terkenal yang selalu menggunakan nama pengganti saat menangani kasusnya. Dan kau tahu nama apa yang di gunakan Lyra?” kata Hyunjin pada Daniel. Namun Daniel tetap memilih diam dan tak bersuara.

“ Rose.” 

Seketika tubuh Daniel membeku. Darah yang mengalir di tubuhnya berdesir hebat. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat saat mendengar nama itu. Daniel tentu tahu siapa itu Rose. Daniel sangat tahu. Rose adalah Detective terkenal dari Amerika, namanya bahkan sudah di perbincangkan di Korea Selatan. Rose tidak pernah menunjukkan wajahnya pada public, tapi namanya sangat di kenal dimana-mana, bahkan hampir di penjuru dunia. 

Daniel sering melihat berita tentang Rose di surat kabar yang selalu dia baca. Bagaimana detective itu berhasil meringkus kasus dengan sangat sempurna, tanpa menimbulkan korban jiwa. Tidak sedikit kasus-kasus yang berhasil di selesaikan Rose. Bahkan kasus terbesar pun bisa di pecahkan Rose tanpa kecacatan seperti kasus melacak salah satu mafia berbahaya satu tahun lalu di Inggris. 

Jika di bilang hidup Rose baik-baik saja, itu salah besar. Rose memiliki banyak musuh di mana-mana, yang selalu berusaha untuk menjatuhkannya, bahkan membunuhnya. Musuh Rose sendiri, tidak lain dan tidak bukan adalah para pelaku-pelaku kejahatan yang kasusnya di tangani oleh Rose. Mereka mempunyai dendam yang besar pada Rose. Beberapa bulan lalu, Daniel membaca surat kabar, isi berita itu tentang Rose. Tentang bagaimana lagi-lagi musuh Rose berusaha untuk membunuh Rose dengan cara sadis.

Daniel masih diam membeku di tempatnya. Tiba-tiba kini kepalanya terasa berdenyut-denyut. Dia menekan pelipisnya mencoba untuk mengurangi rasa sakit di kepalanya. Dia tidak bisa membayangkan, bagaimana Lyra hidup selama bertahun-tahun menghadapi musuh yang mengincarnya di mana-mana. Mencoba untuk melindungi dirinya sendiri, dia seorang gadis. Bahaya bisa saja ada di manapun saat dia berada. Tidak heran, jika selama ini Lyra tidak pernah kemanapun sendirian. Dia selalu bersama temannya, meskipun hanya berdua, entah itu laki-laki atau perempuan.

“ Daniel..” lirih Hyunjin yang bisa melihat wajah Daniel yang semakin pucat.

Daniel menatap Hyunjin tanpa berkata. Dirinya masih terlalu tercengang dengan kebenaran yang baru di terimanya beberapa saat lalu tentang Lyra.

“ Masih banyak hal yang ingin aku katakan padamu tentang Lyra. Tapi kurasa kebenaran tadi sudah cukup menampar keras dirimu.” 

Masih ada lagi? kebenaran apa lagi sekarang? Daniel pikir tentang pekerjaan Lyra yang seorang detective dan juga kedok Lyra sebagai Rose sudah cukup berhasil membuat Daniel hampir tidak bisa bernafas. Kini masih ada lagi?

“ Katakan.. aku ingin mendengar semuanya.” Pungkas Daniel akhirnya. Daniel harus tahu semuanya sekarang. Dia sudah terlalu penasaran dengan sosok Lyra yang dingin dan misterius sebelum mereka bisa sedekat sekarang. Jika pun kebeneran yang akan di ungkapkan selanjutnya akan menyakiti hatinya kembali, dia sudah siap menerimanya. Daniel sudah siap mengambil segala resiko yang akan terjadi nanti, sejak saat di putuskannya bahwa sosok Lyra sudah berhasil masuk jauh kedalam hatinya.

Hyunjin menyenderkan kembali badannya ke kursi. “ Pria dan wanita paruh baya dalam foto itu, mereka adalah kedua orang tua Lyra. Ayah Lyra seorang CEO dari salah satu perusahaan terkenal di Korea Selatan. Sekaligus pemilik perusahaan. Cabang perusahaan Ayah Lyra sudah menyebar di berbagai negara-negara besar, seperti Amerika, Amsterdam, London, dan masih banyak lagi. Perusahan itu bersih. Tidak pernah ada skandal atau tidakan kotor. Ibu Lyra sendiri adalah seorang ibu rumah tangga biasa. Tapi sesekali beliau juga mencoba untuk berbisnis Online. Lyra memiliki seorang kakak laki-laki. Namanya Marcell. Dalam foto yang kau lihat tadi, kakak Lyra adalah yang memakai setelan jas hitam, dan kemeja putih.”

Lihat selengkapnya