Lyra memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi seperti orang kesetanan. Beberapa menit yang lalu, Hyunjin sahabat Daniel menghubunginya dan memberitahu Lyra semua rentetan kejadian yang terjadi pada Daniel dan Kimmy hari ini. Termasuk soal Daniel yang berhasil di bawa oleh musuh Lyra.
Hyunjin juga menceritakan tentang keadaan Kimmy pada Lyra. Sontak saat mendengar kabar kalau Kimmy di hajar habis-habisan oleh tiga orang pria, dan membuat gadis itu sekarang tengah terbaring tak sadarkan diri di rumah sakit membuat Lyra naik darah. Amarah Lyra sudah sampai di ubun-ubun. Sisi gelap Lyra akan kembali muncul, sisi Iblis dalam gadis itu akan kembali menguasai Lyra. dan Iblis itu tidak akan segan-segan menghabisi siapapun yang berani melukai orang-orang yang Lyra sayang.
Kini, Lyra dan Hyera sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk melihat keadaan Kimmy. Sesaat setelah menerima kabar dari Hyunjin, Lyra langsung segera menghubungi Jason dan menyuruh laki-laki itu untuk menjalankan rencana mereka saat ini juga. Lyra juga menyewa beberapa sniper kelas atas, untuk melindungi Lyra dan teman-temannya dari jarak jauh selagi mereka melakukan serangan.
Bukan tanpa alasan Lyra mengunjungi Kimmy. Sebenarnya sekarang Lyra ingin sekali langsung mencari keberadaan Daniel yang di bawa oleh musuh Lyra pergi entah kemana. Namun naas, lokasi Daniel sama sekali tidak bisa di lacak melalui ponselnya. Dan bodohnya Lyra, dia tidak segera memberikan Daniel alat pelacak yang sudah di rancangnya beberapa bulan lalu untuk memulai serangan.
Kini, Lyra hanya bisa menunggu info dari salah satu teman Jason yang merupakan seorang hacker, untuk bisa menembus system keamanan NASA dan mencari lokasi Daniel berada saat ini.
“ Lyra.. Jason sudah menemukan lokasi Daniel.”
Lyra yang mendengar kata-kata Hyera langsung menginjak rem mobil dengan kuat, hingga menimbulkan bunyi decitan pertemuan antara ban mobil dan aspal jalan.
Hyera memberikan ponselnya pada Lyra. Segera Lyra mengambil alih ponsel Hyera lalu menatapnya lekat. Jason memberikan lokasi terkini keberadaan Daniel. Seketika kening Lyra berkerut samar. Lyra seperti tidak asing dengan rute di map yang di kirimkan Jason itu.
Lyra langsung memperbesar lokasi pada map, dan membaca nama alamat di mana titik Daniel berada sekarang.
Tubuh Lyra membeku. Aliran darahnya mengalir dengan cepat. Jantungnya berdegup dua kali lebih cepat. Nafas Lyra tercekat. Nyawanya seakan di cabut secara paksa dari dalam tubuh Lyra kala Lyra mengetahui dengan jelas alamat tempat Daniel di sekap sekarang.
“ Lyra..” Hyera mencoba menyadarkan Lyra, karena gadis itu tiba-tiba saja diam tak bersuara, bahkan wajah Lyra berubah menjadi pucat sekarang.
Tidak ada jawaban. Lyra masih diam membisu. Hyera menyentuh tangan Lyra. Dingin. Tubuh gadis itu bahkan bergetar. Hyera melihat kearah Lyra. Setetes air mata jatuh dari kelopak mata gadis itu.
“ Lyra.. Hei.. Kau kenapa?” Hyera mengguncang bahu Lyra, bermaksud untuk menyadarkan Lyra kembali
“ Daniell…” Lyra berkata lirih
“ Daniel kenapa Lyra? Daniel kenapa?”
“ Daniell..”
Hyera merebut ponselnya dari genggaman tangan Lyra. Betapa terkejutnya Hyera saat melihat apa yang ada dalam ponselnya. Sebuah alamat yang di tunjukkan oleh map, share location yang di berikan Jason beberapa saat lalu. Kini Hyera mengerti, apa yang membuat Lyra mendadak menjadi pucat seperti sekarang.
Alamat tempat Daniel di sekap itu, adalah alamat yang sama seperti kejadian lima tahun lalu. Tempat dimana Rafael juga di sekap di sana, dan akhirnya meninggal.
Hyera meletakkan ponselnya di dasbor mobil. Kemudian dengan perlahan menggenggam tangan Lyra.
“ Tidak akan terjadi apa-apa. Kejadian lima tahun lalu tidak akan pernah terjadi lagi.” Hyera masih berusaha untuk menyadarkan Lyra. Hyera sangat tahu, jika pandangan gadis itu sedang kosong. Sudah di pastikan, memory lama itu kembali masuk dalam otak Lyra, memutar kaset kelam yang sudah susah payah Lyra hilangkan selama ini.
“ Daniel kuat, tidak akan terjadi apa-apa dengan dirinya. Yakinlah pada dirimu sendiri Lyra. Kali ini kau akan bisa menyelamatkan orang yang kau cintai. Serahkan semuanya pada Tuhan sekarang. Dia tidak akan tega mengambil kembali seseorang dalam hidupmu.”
Lyra menatap Hyera lekat, Matanya mengerjab beberapa kali, dan dengan perlahan kesadaran gadis itu kembali pulih.
“ Kita harus pergi sekarang.” tegas Lyra.
Hyera hanya mengangguk mengiyakan. Lyra menarik nafas panjang lalu menghembuskannya. Setelah dirasanya ketenangan sudah kembali menjalari tubuh Lyra, gadis itu mulai memegang kemudi, menarik pedal gas dan bersiap untuk melajukan mobilnya.
Namun tanpa disangka, saat Lyra sudah mejalankan mobilnya dengan kecepatan sedang, dua buah mobil langsung berhenti di hadapan mobilnya secara tiba-tiba. Hal itu sontak membuat Lyra terkejut, hingga akhirnya kembali menginjak rem.
“ Ya Tuhan!” Hyera tersentak kedepan saat Lyra menginjak rem dengan tiba-tiba.
Dua mobil yang menghadang Lyra tadi tidak beranjak dari tempatnya. Sampai tiga orang pria keluar dari dalam mobil itu. Kening Lyra berkerut samar. Dirinya menatap lurus kedepan. Tidak ada satu orang pria pun yang Lyra kenal yang sedang berdiri disana.
Hingga akhirnya, seorang keluar dari balik kemudi. Seketika Lyra dan Hyera terbelalak kaget, saat orang itu berjalan mendekat kearah mobil Lyra sambil melepas masker yang di gunakannya.
Lyra dan Hyera yang mengenali pria itu langsung bergegas turun dari mobil. Lyra menatap pria yang tengah berdiri di tengah jalan itu dengan tajam. Sedangkan Hyera, wanita itu masih belum percaya dengan penglihatannya.
“ Kau.” Desis Lyra tajam. Kedua tangan Lyra sudah terkepal di sisi tubuhnya.
“ Senang bertemu denganmu lagi Lyra.” pria itu tersenyum lebar. Namun dimata Lyra, senyum itu adalah senyum kejahatan. Senyum itu masih menakutkan bagi Lyra.
“ Sergio?” Kali ini Hyera yang berkata lirih.
Sergio, pria itu mengalihkan pandangannya menatap kearah Hyera, “ Senang juga bertemu denganmu Hyera, dan-“ Sergio menggantung kalimatnya. pria itu menatap Hyera dari atas sampai bawah, “ Kau masih sama dengan yang dulu. terlihat polos dan menggairahkan.” Lanjutnya dengan sarkas, jangan lupakan smirk andalannya.
Seketika tubuh Hyera menegang hebat. Dirinya kembali di ingatkan dengan kejadian satu tahun lalu, saat Hyera hampir saja di perkosa oleh Sergio dengan cara menjebaknya. Beruntung saat itu Hyera membawa sebuah suntikan bius yang di berikan Lyra padanya untuk berjaga-jaga saat Lyra dan yang lainnya memutuskan untuk mengepung Sergio malam itu. Dan benar saja, Sergio bukanlah orang bodoh seperti yang dipikirkan Lyra dan Hyera. Pria itu dengan cerdiknya mengatur siasat untuk menjebak Hyera, dengan mengalihkan perhatian Lyra terlebih dahulu.
“ Merindukanku?” kata Sergio tenang.