When The Darkness Becomes To The Light

Agid Zoe
Chapter #23

BAB 22

Daniel sedang terduduk di luar ruang operasi saat ini. Daniel berhasil membawa Lyra sampai di rumah sakit. Gadis itu langsung di larikan ke ruang operasi saat setelah dokter mengetahu bahwa ada peluru bersarang di Jantung Lyra. 

Sudah terhitung tiga jam lamanya, dokter menangani Lyra di dalam sana, namun Daniel sama sekali belum menerima kabar bagaimana keadaan gadisnya itu. Jason sudah tiba di rumah sait sejak satu jam yang lalu. setelah Jason selesai membereskan urusan soal Robert, Jason langsung pergi ke rumah sakit tempat Daniel membawa Lyra. 

Keduanya saling terdiam membisu dengan pikirannya masing-masing. Daniel bahkan masih terus menangis dengan menutupi kedua wajahnya. Pikiran laki-laki itu sangat kalut. Segala kemungkinan buruk yang membayangi pikirannya membuat Daniel semakin ketakutan bukan main. Membayangkan bagaimana jika Lyra tidak bisa di selamatkan. Bagaimana kelanjutan hidupnya jika tidak ada lagi Lyra di sisinya?

Derap langkah kaki yang terburu-buru dari seorang laki-laki dewasa berumur dua puluh sembilan tahun, sama sekali tidak membuat Daniel mengalihkan pandangannya. Laki-laki itu berjalan kearah Daniel dan Jason yang sedang terduduk lemas di ruang tunggu. Wajahnya yang tegas, serta sorot matanya yang tajam, membuat beberapa orang yang berjalan melewatinya merasakan aura mencekam menyelimuti mereka.

Buggg.. Buggg..

Suara pukulan keras berhasil menyentak kesadaran Daniel. dengan terkejut, Daniel memandang Jason yang sekarang sedang jatuh tersungkur dengan darah yang mengalir dari sudut bibirnya.

“ Kenapa baru memberitahuku hah!!!” Teriak seorang laki-laki yang tidak Daniel kenali dengan suara yang menggelegar di sepanjang lorong di rumah sakit. 

Laki-laki itu hendak kembali memukul Jason, namun dengan sigap di hadang oleh Daniel.

“ Kau siapa?” tanya Daniel dengan tajam, “ Jangan sembarangan memukul orang.”

Laki-laki di hadapan Daniel itu mengernyit heran, lalu memandang Daniel dan Jason secara bergantian, “ Aku ingin membunuhnya.” Jawab laki-laki itu tak kala tajam. 

Daniel bisa melihat kobaran api kemarahan dari kedua mata laki-laki yang ada di hadapannya ini. kedua tangan laki-laki itu terkepal kuat di kedua sisi tubuhnya. 

“ Langkahi aku jika kau mau menyentuhnya.” Tandas Daniel 

“ Memangnya kau siapa hah?!! Jangan mencampuri urusanku!!”

Rahang Daniel mengeras, laki-laki di hadapannya ini benar-benar menyulur emosinya, “ Berani sedikit saja kau menyentuhnya, aku akan membunuhmu.”

Laki-laki di hadapan Daniel seketika diam saat mendengar peringatan Daniel. namun amarah dalam dirinya belum juga bisa ia redakan jika dia belum bisa kembali memukul Jason sekarang.

“ Daniel..” Suara lirih Jason membuat keduanya memandang kearahnya

Daniel berjongkok di hadapan Jason, mencoba untuk membantu Jason untuk bangkit berdiri, “ Kau baik-baik saja?” 

Jason hanya mengangguk, lalu memandang laki-laki yang beberapa menit lalu memukulnya dengan ganas, “ Maaf..” ucapnya lirih

Laki-laki itu hanya tersenyum sinis, “ Maaf?? hanya itu yang bisa kau ucapkan!!”

Jason hanya menunduk, sambil menyeka darah di sudut bibirnya.

“ Kau bisa menjamin nyawa Lyra di dalam sana hanya dengan kata maafmu hah!!!” Suara laki-laki itu kembali meninggi

Daniel terkejut saat laki-laki di hadapannya ini menyebut nama Lyra. 

Tunggu.

Daniel mengamati wajah laki-laki itu dengan seksama. Daniel merasa tidak asing. Dirinya pernah melihat laki-laki itu, tapi entah dimana. Daniel lupa. Otaknya terus di paksa untuk berfikir, mencoba untuk mengingat kejadian demi kejadian yang di alaminya selama ini. mencoba untuk mengingat siapa sebenarnya laki-laki itu.

Wajah Daniel menengadah ke langit-langit. Sekelebat bayangan muncul dalam otaknya. 

Damn!

Daniel mengingat wajah itu. Wajah seorang laki-laki dalam sebuah foto yang di berikan oleh Hyunjin saat itu.

Dia Marcell. 

Kakak kandung Lyra.

“ Marcell..” 

Merasa namanya di panggil, Marcell pun mengalihkan pandangannya kearah Daniel dengan tajam, “ Daniel Alexander..” balasnya dengan sinis.

Ya Tuhan..

Tubuh Daniel gemetar hebat saat ini. tidak pernah terbayangkan dalam benaknya jika dia akan bertemu dengan Marcell dalam keadaan kacau seperti sekarang. Banyak pikiran berkecamuk dalam otak Daniel. Apa yang akan Marcell lakukan padanya? Apa Marcell akan membunuhnya sekarang? Mengingat penyebab Lyra berada di dalam sana sekarang, berjuang antara hidup dan mati adalah karena menyelamatkan dirinya.

Pintu ruang operasi terbuka, memunculkan seorang dokter yang masih mengenakan setelah seragam operasi di tubuhnya.

“ Keluarga pasien?” tanya Dokter itu sambil memandang ketiga laki-laki di hadapannya bergantian

“ Saya kakak kandungnya.” Jawab Marcell cepat

Dokter itu menghembuskan nafasnya kasar, “ Peluru berhasil kami ambil dari dalam tubuhnya. Beruntung peluru itu tidak sampai menembus jantungnya.” Ada jeda sejenak sebelum dokter itu mengatakan hal buruk tentang keadaan Lyra, “ Tapi, maaf.. Peluru yang kami ambil ternyata beracun. Jenis racun mematikan yang mampu menyebar keseluruh organ tubuh hanya dalam hitungan menit. “

Ketiganya yang mendengar penjelasan dokter langsung membeku seketika. Terutama Daniel. tidak ada ekspresi dalam wajahnya saat ini. Marcell berteriak seperti orang kesetanan. Memukul-mukul dinding, bahkan juga membenturkan kepalanya berkali-kali. 

Jason, dirinya menangis mengelurakan air matanya dengan deras. Tidak pernah di sangka, jika akhir yang akan di terima Lyra setelah lima tahun penantiannya untuk membalaskan dendam, justru membuat gadis itu sendiri yang meregang nyawa.

Daniel.

Jangan tanyakan bagaimana keadaan laki-laki itu sekarang. Dirinya lebih hancur dari Marcell dan Jason. Dunianya semakin runtuh, Jantungnya berhenti berdetak. Tidak bisa lagi Daniel bernafas. Oksigen di sekelilingnya mendadak habis dalam sekejab. 

“ Kami berhasil menghentikan pergerakan racunnya agar tidak menjalar ke seluruh tubuh Lyra. Tapi sekali lagi kami minta maaf.. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi ternyata racun itu berhasil merusak Jantung Lyra. Karena peluru itu bersarang tepat di sebelah jantungnya.” 

Ya Tuhan..

Tubuh Daniel kehilangan keseimbangan setelah dokter menjelaskan penjelasan yang semakin membuat dunianya berhenti. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Apa yang bisa dia perbuat sekarang? 

Jawabannya hanya satu. Tidak ada.

Tidak ada yang bisa Daniel lakukan sekarang. 

Lihat selengkapnya