When The Darkness Becomes To The Light

Agid Zoe
Chapter #26

BAB 25

Lyra berjalan mengekori Daniel dari belakang, mengikuti langkah kaki pria itu yang membawanya ke sebuah rumah besar yang sama sekali tidak Lyra ketahui. Berulang kali Lyra bertanya, berulang kali juga Daniel selalu mengatakan bahwa nanti dirinya akan tahu.

Kini, keduanya sudah berada di depan pintu rumah itu. Daniel menekan bel berkali-kali, hingga suara langkah kaki seseorang yang berderap dari dalam kearah pintu bisa Lyra dengar.

Pintu terbuka dengan sempurna. Menampilkan sosok wanita cantik yang mungkin sudah berusia sekitar tiga puluh tiga tahun. 

Mata Lyra terbelalak kaget, saat menyadari siapa sosok wanita yang sekarang sedang berdiri di hadapannya. Tak berbeda jauh dengan Lyra, wanita itupun juga sama terkejutnya melihat Lyra ada di hadapannya sekarang.

“ Lyra..” gumam wanita itu, matanya bahkan sudah berkaca-kaca

“ Eonni..” suara Lyra sangat lirih, bahkan tenggorokannya pun serasa tercekat.

Dengan gerakan cepat, wanita itu langsung memeluk Lyra dengan erat. Meluapkan segala kerinduannya selama lima tahun terakhir.

“ Ya Tuhan.. Aku sangat merindukanmu.” Wanita itu berkata di sela-sela tangisannya.

Lyra mengelus punggung wanita yang memeluknya itu dengan perlahan, “ Aku juga sangat merindukan Hyera eonni..” jawab Lyra tersenyum.

Ya. Wanita itu adalah Hyera. Sahabat sekaligus orang yang sudah di anggap Lyra sebagai kakaknya kandungnya sendiri.

Hyera melepaskan pelukannya, kemudian menangkup wajah Lyra dengan kedua tangannya, “ Kau semakin cantik.” Lirih Hyera.

Lyra yang mendengar pujian dari Hyera sontak langsung tertawa. Kebahagiaan sedang menyelimuti hatinya saat ini.

“ Siapa yang datang Sayang?!”

Seruan seorang laki-laki dari dalam membuat Lyra dan Hyera langsung mengalihkan atensi mereka. Untuk kedua kalinya, Lyra di buat tercengang dengan keberadaan seorang pria yang sama sekali tidak di duganya.

Di sana. Di seberang sana, Jason Alexander, kakak kandung Daniel sedang berjalan menghampiri dirinya sambil menggendong seorang gadis kecil dalam pelukannya. Jason masih tidak menyadari keberadaan Lyra, karena pria itu sibuk menyuapkan biscuit pada gadis kecil yang berada dalam gendongannya.

“ Jason?” kata Lyra lirih, saat Jason sudah semakin dekat dengan dirinya.

Jason yang mendengar namanya di panggil, sontak langsung mengalihkan pandangannya. Tidak seperti Hyera, yang terkejut melihat kehadiran Lyra, Jason justru menyunggingkan senyum lebarnya kearah Lyra.

“ Hai Lyra. Apa kabar?” Senyum di kedua sudut bibir Jason semakin mengembang sempurna kala netranya menangkap genggaman erat Daniel pada tangan Lyra.

“ Sayang, ajak Lyra dan Daniel masuk.”

Kening Lyra berkerut, dirinya menatap Hyera meminta sebuah penjelasan.

“ Masuklah dulu. Nanti akan aku ceritakan.” Hyera menuntun Lyra masuk kedalam rumah, di ikuti oleh Daniel yang berada di samping Lyra. 

Hyera membawa Lyra dan Daniel ke arah meja makan di ruangan tersebut. Sudah banyak hidangan makan malam yang Hyera siapkan malam ini tertata rapi di meja makan. 

“ Duduklah.” Pinta Hyera pada Lyra.

Lyra mengangguk kemudian menarik kursi dan duduk. Daniel mengambil tempat duduk tepat di sebelah kanan Lyra. Sedangkan Hyera, wanita itu menghampiri Jason kemudian mengambil alih gadis kecil mereka. 

Sementara Jason masih pergi ke kamar mandi, Hyera membawa gadis kecilnya untuk menghampiri Lyra kemudian duduk di hadapan Lyra berseberangan dengannya, dengan sebuah meja makan minimalis yang menjadi pembatas Hyera dan Lyra.

“ Anakmu?” tanya Lyra lirih, nyaris seperti sebuah bisikan.

Hyera memandang Lyra, kemudian tersenyum tulus, “ Iya, dia anakku.”

“ Ya Tuhan..” Lyra menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Air matanya kembali menetes. Banyak hal yang tidak Lyra ketahui saat dirinya berada jauh dari sahabat-sahabat sekaligus pria yang sangat di cintainya. 

“ Jadi, bagaimana kabarmu Lyra?” tanya Jason saat pria itu sudah kembali dan duduk di samping kiri Hyera, “ Terkejut melihatku bersama Hyera disini? Dengan gadis kecil yang hadir di kehidupan kami?”

Lyra hanya mampu mengangguk, dirinya sudah membuka bibirnya untuk mengucapakan sebuah kata, namun entah kenapa, air mata yang mengalir di pipinya malah membuat ternggorokannya terasa tercekat.

Daniel, yang melihat wanitanya menangis dengan perlahan mengangkat tangan kanannya, kemudian menghapus air mata itu, “ Jangan menangis.” Lirih Daniel pada Lyra.

Jason dan Hyera yang melihat adegan itu hanya bisa tersenyum bahagia. Dalam hati mereka sangat berterima kasih pada Tuhan, karena sudah kembali membawa Lyra kembali dalam kehidupan Daniel meskipun banyaknya cobaan yang mereka berdua lalui.

“ Bagaimanana bis-“ Lyra bertanya meskipun nada masih terdengar sesenggukan.

“ Kami menikah dua tahun yang lalu.” Jason melirik kearah Hyera kemudian tersenyum, “ Kau ingat saat Hyera tak sadarkan diri setelah berkelahi dengan orang-orang itu?” Tanya Jason mengalihkan pandangannya menatap Lyra.

Lihat selengkapnya