Lima menit lamanya wanita itu memejamkan mata, saat membuka kembali, lalu menoleh, pria di samping tempat tidurnya sudah tidak ada. Dia mematung, sedang mengingat sebelum pria yang dicintainya menghilang. Tetiba kening mengkerut, air mata menetes. Namun, tak berlangsung lama. Dia berjalan gontai menuju meja rias; menatap wajahnya sendiri tanpa ekspresi. Rambut panjangnya yang kentara serampangan—seperti tak terurus. Dia menoleh ke belakang, berharap pria itu hanya meninggalkan kamar sebentar. Matanya beralih ke pintu; berharap pria itu masuk dari sana. Semua kosong. Halusinasi.
Di mana suamiku?
Kata-kata pertama yang wanita itu ucapkan. Aku merindukannya, batinnya lagi.