Keluar dari Red House, Almond tidak segera menaiki sepedanya. Ia masih berpikir tentang perkataan Kate. Bahkan tidak percaya bahwa dia baru saja bertemu dengan seorang model kenamaan yang tidak diragukan lagi bakat dan kecantikannya.
“Ghost Writer?” Gumamnya. Dia tak begitu mengerti istilah secara kongkritnya. Hanya tahu sedikit artinya yaitu penulis bayangan.
Tiba-tiba Almond ingin segera sampai di rumah. Bergegas menaiki sepeda dan mengayuhnya melebihi kecepatan biasa. Sekitar sepuluh menit Almond sampai di rumah kecilnya.
Almond memang sudah hidup mandiri. Kedua orang tua angkatnya hidup di Los Angles, sedangkan dia harus menyelesaikan kuliahnya di New York. Dia menggeletakkan sepedanya begitu saja setiba di teras rumah. Lalu membuka pintu dengan tergesa.
Meletakkan tas dan menghidupkan personal computer dengan cepat. Berusaha mencari-cari bagaimana kerja Ghost Writer. Ternyata itu, yang dimaksud oleh Kate.
Selepasnya, Almond menyandarkan badan di kursi empuk. Tentu saja sambil berpikir tentang tawaran Kate. Bukan masalah uang, tapi bolehkah tindakannya menjadi penulis rahasia untuk orang lain itu? Dan kenapa Kate memilihnya?
Setelah berpikir cukup lama dia merasa sangat lapar. Malam sudah hampir mencapai puncaknya. Lalu mengambil dua lembar roti tawar dan membuat scrambled egg untuk dimakan begitu saja.
“Gabe, apakah kau belum tidur? Maaf aku menelponmu malam-malam. Eh… maksudku pagi.” Almond menelpon Gabe untuk membuat janji lagi dengannya.
“Oh tidak apa-apa, aku baru saja selesai mandi. Ada apa Almond?”
“Kapan kau ada waktu, ada hal penting yang ingin kubicarakan denganmu?”
“Oh benarkah, besok sekitar jam lima sore aku bebas sampai jam tujuh.”
“Baiklah, di wisma?”
“Okay, aku akan ke sana.”
“Thanks Gabe. Good night.”
Almond menarik napas dalam-dalam lalu menghempaskan tubuh di atas tempat tidur seukuran satu orang. Begitu mudah terlelap dalam keletihan yang tadinya tidak terasa.
***
Andrew mengantarkan Kate pulang menggunakan mobilnya. Kate ingin segera beristirahat sehingga tidak mengikuti mobil management.