Whispers of Love

Elia. T. K
Chapter #1

Bab 1 : Keajaiban!

Andara

"Papa, mama. Ayo kita pergi…." rengekku sambil menghentakkan kaki ke lantai.

"Tidak bisa Andara, lihat tuh langitnya sudah gelap."

"Tapi pa, aku kangen."

"Aduh dek, jangan rengek terus. Ayo, sini main sama kakak," ajak kakak.

"GAK! Aku mau pergi!"

"Ya sudah, ayo kita pergi."

"Yayyyyy, makasih mama. Luv u."

"Pa, aku dan Andara pergi sebentar ya."

"Ok sayang, hati-hati di jalan yah. Andara, jangan rengek lagi ya, have fun!"

"Ok pa. Goodbye papa!"

Beberapa menit berlalu, keheningan memenuhi perjalanan kami. Keadaan di luar sangatlah gelap dengan minimnya lampu-lampu jalan yang terpasang di sepanjang jalanan. Aku memandang ke luar jendela dengan mata bersinar-sinar. Kakiku yang masih terlalu mungil untuk menapak menendang-nendang kursi mobil yang sedang aku duduki. Mama yang sedang mengemudi, memandangku dengan tatapan bahagia.

“Andara, kamu senang sekali ya,” tegur mama dengan senyum lebar di bibirnya.

“Iya ma, aku tidak sabar!” jawabku dengan semangat yang membara.

“Hahaha, imut sekali kamu. Sebentar lagi kita akan sampai, jadi cepat pakai sepatu kamu.”

“Ok ma.”

Mendengar ucapan mama, aku segera menunduk dan mengambil sepatuku. Saat sedang memakai sepatuku, aku mendengar suara mama yang tiba-tiba saja panik. Aku segera melihat ke arah mama dan-

CKIITTTT!!!! BRAAAKKK!!!

Mama memelukku begitu erat. Aku tidak bisa melihat apa-apa selain merasakan tubuhku dan tubuh mama berputar-putar. Semua gelap begitu saja. Hingga akhirnya, aku mendapatkan kesadaranku kembali. Kepalaku serasa tertimpa batu yang sangat besar. Suara memekikkan terdengar di telingaku. Mataku hanya tertuju pada tubuh mama yang sudah terbaring lemas di hadapanku. Tubuh mama penuh dengan luka dan darah. Tanganku mencoba menggapai tangan mama, mencoba menggoyangkan tubuh mama. Aku mulai panik ketika mama tidak memberikan respons apa pun. 

“Ma, mama. Ma! Bangun Ma! MAMAAAAAA!!!! BANGGGUNNNNN!!!!!”

Aku menangis, meraung seperti orang kesetanan, mengabaikan rasa sakit di sekujur tubuhku. Kemudian aku segera bangkit dan pergi keluar mobil untuk mencari bantuan. Aku bersusah payah membuka pintu mobil. Sayangnya, mobil kami terguling ke bawah hutan. Aku kurang berhati-hati dan-

BRUKK

Aku terbangun dari mimpi buruk dengan nafas terengah-engah. Mimpi itu selalu menghantui setiap malamku. Aku mencoba mengatur kembali nafasku dan melupakan mimpi itu. Pagi ini, sama dengan pagi lainnya. Suasana gelap memenuhi kamarku yang luas, membuatku merinding kedinginan. Aku bangun dari tempat tidurku dan membuka tirai kamarku. Cahaya matahari langsung menerobos masuk, menyinari kamarku yang semula gelap. Sambil menikmati terangnya matahari pagi itu, aku meregangkan tubuhku. Tidak lama setelah itu, aku segera bergegas ke kamar mandi untuk bersiap menjalani hari ini. Setelah menyegarkan diri, aku mengambil alat kecil yang terletak di atas meja dan memakaikannya di telingaku. Alat inilah yang selalu membantuku mendengar suara-suara di sekelilingku.

Lihat selengkapnya