Dicintai oleh orang yang mencintaimu adalah sebuah anugerah yang Tuhan berikan. Tidak banyak orang yang dicintai oleh yang ia cintai, dan tak banyak pula yang merasakan sebaliknya. Jika bisa merasakan dua perasaan itu bersamaan, maka itulah salah satu rahasia yang Tuhan simpan.
Tari menjadi manusia paling bahagia di kompleksnya hari ini. Setelah pernyataan cinta Langit tadi, mereka resmi menjadi sepasang kekasih. Dan baru saja Langit mengantarnya pulang setelah sekian lama. Entah bagaimana rencana Tuhan selanjutnya? Jika bercerita tentang takdir dan sebagainya. Tapi untuk saat ini, Tari tak ingin memikirkan apa-apa selain menikmati kebahagiannya. Menjadi kekasih Langit adalah impiannya. Dan Tuhan mewujudkannya.
Sambil bernanyi-nyanyi kecil, Tari memasuki rumahnya. Sesekali ia tersenyum malu-malu saat mengingat bagaimana Langit memperlakukannya, saat Langit menggenggam jemarinya, saat Langit menyatakan rasa sukanya. Tari menaiki tangga sambil melompat-lompat pelan bagai anak kecil yang bertemu hujan.
Namun, alagkah terkejutnya Tari saat mendapati mamanya berada di kamarnya. Berdiri tepat di balik jendela tempat biasanya ia mengamati Langit. Mamanya melihat semuanya. Melihat Tari yang diantar Langit dan bagaimana keduanya saling tersenyum satu sama lain.
“Kau mulai tidak mendengar, ya!” Sang mama melipat tangannya di depan dada. Menatap putrinya dengan amarah. “Mama sudah bilang berkali-kali untuk tidak berhubungan dengan keluarga itu lagi. Apa kau lupa peringatan Mama, Tari?”
Tari yang biasanya takut ketika mamanya mulai marah kini menatap mamanya dengan berani. Dengan kedua bola matanya ia balas menatap sengit ke sang mama. Bukan ia melawan, namun ia sudah lelah dengan bibit-bibit kebencian yang mamanya tebar kepada semua orang. Bukan hanya pada keluarga Langit tapi hampir pada semua orang yang mamanya temui. Kebencian yang tanpa alasan.