WHITE OWL The Wisdom and Knowledge

Ayesha
Chapter #5

Bab V

Suara benda keras yang beradu dengan kayu terdengar menggema di sekitar rumah kayu itu. Terlihat dua insan yang sedang berdebat semenjak kegiatan renovasi mereka dimulai.

“Alora, berikan dua butir paku lagi. Aku kekurangan benda tajam itu!” teriak Rayn dari atas atap.

“Iya, sebentar!” sahut Alora balas berteriak.

Aston menutup kedua telinganya. “Lady Alora, anda itu seorang wanita. Tidak pantas meninggikan intonasi suara anda.”

“Tak ada yang mengatakan bahwa saya seorang pria, dan saya tidak terikat dengan aturan wanita-wanita bangsawan di tempat tinggal anda, Pangeran Aston.”

Alora memberikan martil yang sedang ia pegang pada Aston yang berdiri dengan sekotak perkakas digenggamannya.

“Pegang ini. Jangan menyentuh apapun yang bisa merusak pintu ini lagi,” peringat wanita itu.

Aston mendengus keras. “Itu hanya ketidaksengajaan, Lady Alora.”

“Tidak sengaja memukul pintu ini maksudnya?” Alora menyenggol lengan Aston dengan kuat.

“Hey!” Aston menatap tajam wanita dihadapannya itu.

“Itu hanya ketidaksengajaan, Pangeran Aston,” ucap Alora mengikuti nada bicara Aston.

“Dasar wa—”

“ALORA, CEPATLAH! Dia atas sini sangat panas.” Teriakan Rayn kembali terdengar.

Alora tersenyum miring ke arah Aston.

I'm coming, Rayn!”

Aston menatap kesal wanita yang berjalan membelakanginya itu.

“Tidak bermartabat,” hardik pria itu. Matanya memperhatikan pintu yang ada dihadapannya.

“Mengapa pintu ini sangat rapuh? Padahal saya hanya memukulnya pelan. Kenapa bisa sampai patah seperti tadi?” tanya Aston terheran. Tangannya terulur akan menyentuh kayu pintu tersebut.

Stop! Jauhkan tangan anda dari pintu saya!”

Aston berjengkit terkejut. Ia menatap tajam wanita yang sedang melangkah ke arahnya itu.

“Tidak bisakah anda berbicara dengan perlahan? Seseorang tak akan nyaman berlama-lama di dekat anda, Lady.”

“Maka keinginan saya berhasil tercapai.”

“Apa?”

Alora mengambil martil dan kembali memperbaiki pintunya.

“Tidak perlu memikirkan kenyamanan orang lain, disaat diri sendiri tidak merasakan kenyamanan atas sikap yang kita perbuat.” Manik cantik wanita itu melirik Aston. “Prioritaskan diri sendiri, karena tidak semua orang sudi memprioritaskan diri kita.”

“Itu karena anda tidak penting dihidup semua orang.” Aston menimpali.

Hm, lalu untuk apa kita memikirkan kenyamanan orang yang tak menganggap diri sendiri penting? Konyol sekali.”

Aston menatap punggung Alora penuh arti. Pernyataan wanita itu ada benarnya.

Lihat selengkapnya