WHITE OWL The Wisdom and Knowledge

Ayesha
Chapter #11

Bab XI

Hari mulai petang. Auman sang penghuni alam liar menemani perjalanan Jovian dan Luke menuju rumah panggung bercat putih itu.

Suara telapak kaki kuda terdengar memecah keheningan desa kecil tersebut. Renggangnya jarak antar rumah membuat mata dengan luas memandang hamparan rumput liar, dan hutan yang terletak beberapa kilometer dari jalanan.

“Pangeran mahkota, bukankah akan lebih baik jika kita menunda investigasi ini sampai esok hari? Seharian ini anda belum beristirahat sama sekali.”

Jovian melirik pengawal pribadi sekaligus teman dekatnya itu.

“Jika bisa sekarang, kenapa harus ditunda? Lagipula ini waktu yang tepat. Pria bernama Rostlet itu pasti sudah pulang dari tempat kerjanya, dengan begitu kita tidak perlu melakukan pemeriksaan diam-diam,” ucap Jovian tenang. Tatapannya kembali memperhatikan jalanan di depan sana.

Luke mendengus pelan. Netranya menangkap siluet seseorang bertudung yang sedang berjalan cepat di atas tebing yang berada tak jauh dari posisinya dan Jovian.

“Warga di daerah perbatasan ini sangat unik, ya. Beberapa waktu lalu, saya melihat warga sedang mandi di sungai yang hampir membeku pada cuaca dingin seperti ini. Kemudian sekarang, warga yang berjalan cepat di atas tebing saat hari sudah petang.”

Jovian ikut melihat objek yang Luke maksud. Ia terkekeh pelan.

“Mungkin dia akan berburu.”

“Berburu? Ini terlalu awal untuk berburu.” Luke berkata pelan.

“Kita tidak tahu kebiasaan warga daerah ini. Bisa saja waktu berburu mereka berbeda dari kita,” ujar Jovian berasumsi.

Luke mengedikan bahunya. “Mungkin saja.”

Kedua pria itu mengarahkan kudanya agar memasuki pekarangan rumah Rostlet.

Tatapan Jovian tertuju pada gubuk yang terletak di samping rumah Rostlet. Beberapa anak Anjing terlihat sedang berlarian di depan gubuk kayu dengan cat merah tersebut.

“Sepertinya perkataan Sir Thone benar. Rostlet yang paling banyak memiliki Anjing dibanding peternak yang lain. Lihat saja, dua ekor Anjing akan segera menyapa kita, Pangeran Mahkota.”

Mendengar ucapan Luke, Jovian menoleh. Senyuman tipis seketika terbit tat kala melihat dua ekor Anjing berperawakan tinggi berlari ke arahnya. Jovian turun dari kudanya dan berjalan mendekati Anjing tersebut.

“Hei, Buddy! Apa kalian ingin cemilan? Nah, tangkap ini,”

Jovian melemparkan dua potong paha Ayam bakar pada Anjing itu. Dengan lincah kedua hewan itu segera menangkap paha Ayam tersebut dan memakannya.

“Pangeran mahkota, jangan terlalu dekat. Bagaimana jika Anjing itu menyerang anda?” peringat Luke. Pria itu terlihat enggan turun dari kudanya.

“Anjing ini jinak, jangan terlalu khawatir. Ia tak akan menyerang kecuali saat keadaannya terancam,” jelas Jovian singkat. Ia memperhatikan anjing-anjing itu dari luar pagar.

“Pangeran Mahkota, sepertinya pemilik Anjing itu tak suka melihat peliharaannya dekat dengan anda.”

Hm?” Jovian menatap Luke bingung. Atensinya beralih melihat seorang pria paruh baya yang sedang berdiri di teras rumah panggung itu.

“Ah, saya belum meminta izin padanya. Ayo Luke, kita menyapa pria itu,” ajak Jovian Dan menaiki kudanya.

Setelah sampai di bawah rumah itu, Jovian Dan Luke mengikat tali kudanya di pagar yang ada di sana. Mereka berjalan menaiki tangga dengan tegas.

“Selamat malam, Sir Rostlet,” sapa Luke sopan.

Rostlet menaruh cerutu rokoknya di atas pagar pembatas teras.

“Malam. Siapakah gerangan Tuan-tuan ini?” tanya Rostlet. Ia menatap curiga dua pria dengan kain hitam yang menutupi setengah wajahnya itu.

“Kami utusan langsung Republik Verbena. Sesuatu harus dipastikan, hingga kami harus menganggu anda untuk beberapa waktu ke depan.” Luke berucap tenang.

Rostlet menaikkan sebelah alisnya. “Utusan Republik Verbena?”

Luke dan Jovian mengangguk. Terlihat iris hijau Luke yang melirik ke dalam isi rumah Rostlet.

'Brak', pria paruh baya itu menutup pintu rumahnya dengan kencang. Pandangan tak bersahabat ia layangkan pada Luke.

“Apa Akademi Verbena mengajarkan anda untuk mengintip?” sinis Rostlet. Kakinya bergerak mendekati kursi yang ada di samping pintu.

Lihat selengkapnya