Kepulan asap putih dari sebatang rokok berharga tinggi terlihat memenuhi ruangan dengan secercah cahaya dari mendungnya cuaca di luar sana. Kencangnya tiupan angin membawa butiran-butiran salju menembus jendela kaca yang dibiarkan terbuka oleh sang empu ruangan tersebut. Badai salju sedang melanda Republik Douglas, menyebabkan suhu dingin yang semakin meningkat.
Suara langkah kaki membuat bola mata biru bak berlian itu bergulir melihat asal suara. Senyuman kecil terukir tat kala ia menangkap bayangan seseorang bertudung, dengan jubah yang menyapu lantai melangkah mendekatinya.
“Sekeras apa pun anda berlari, pada akhirnya semesta kembali membawa anda menginjak tanah dingin ini, Lady.”
Wanita bertudung itu tersenyum tipis. “Semesta tidak pernah berpihak pada saya, Lord,” balasnya tenang dan duduk di kursi yang berseberangan dengan sang pemilik ruangan.
“Jangan mengharapkan apa pun dari tempat pembuatan dosa. Semesta hanya adil untuk makhluk yang memiliki kekuasaan dan harta.”
“Juga keberanian.”
Pria itu tersenyum dan mengangguk. “Tepat sekali, Lady Alora.”
Alora menaikkan kedua alisnya sekilas. Tatapannya kini tertuju pada tebalnya salju yang tertiup angin di luar sana. Dengan perlahan ia menurunkan tudung besar yang menutupi kepalanya, bersandar di kursi berlapis emas itu.
“Tidak ada aktivitas mencurigakan darinya. Hanya pertemuan antar calon penguasa,” ucap Alora memulai pembicaraan.
“Apa yang mereka bahas?”
Lirikan manik biru milik Alora terlihat setelah mendapat pertanyaan tersebut.
“Hubungan kerja sama, ekonomi, dan pertukaran jasa. Ah, juga topik layaknya seorang pria pada umumnya.”
Sebelah alis pria itu terangkat, meminta penjelasan.
“Membicarakan wanita tercantik yang datang kemari. Ewh, mungkin akan semakin menjadi-jadi saat pesta dansa nanti malam,” sambung Alora malas.
Pria itu terkekeh. “Di antara para bangsawan yang menjadi pembicaraan, anda-lah yang terpanas. Seorang pelayan rendahan dari Republik Verbena, memiliki paras menawan, di klaim oleh si arogan Aston sebagai pelayan kesayangannya, dan terlibat masalah dengan putri kerajaan Leighton. Sejauh ini, tidak ada yang menarik setelah kemunculan tiba-tiba Pangeran Aston dan kehadiran anda ditengah-tengah elite.”
Alora mendengus kasar. “Kalimat 'Pelayan kesayangan' terlalu berlebihan. Pria itu hanya akan mempersulit pergerakan saya. Tck, Seharusnya saya tidak kemari. Entah kenapa, tanah Douglas selalu membawa kesialan bagi saya.”