Golden Indonesia School (GIS), Jakarta Selatan.
"Kok bisa-bisanya lo sampai undang si freak ke grup?"
Olla mewakili Radith dan Elle yang juga baru saja memeriksa ponsel mereka. Kesalahan salah undang orang ke dalam grup pun membuat Mario panik seketika. Mereka berempat kemudian dengan kompak mengalihkan pandangan ke arah Joshua yang duduk di pojok kelas.
Begitu pula dengan Joshua yang balas menatap bingung ke arah mereka.
Mario berbalik, melihat Olla, Elle dan Radith bergantian dengan panik. "Gimana nih? Kalau informasinya sampai bocor ke teman-teman lain di kelas, bisa bahaya. Nanti pelakunya kabur atau bisa aja 'kan dia buru-buru buang barang bukti ke tempat yang jauh."
"Lo emang berbakat jadi polisi, Mario," puji Radith di suasana yang tidak pas. "Terus sekarang gimana?"
"Kita samperin aja sekarang," kata Olla menyarankan. "Udah terlanjur masuk grup juga, 'kan? Lebih baik kalau dia tetap dekat sama kita biar kita bisa awasi dia."
"Yaudah ayok samperin dia."
Ajakan Mario ditanggapi serius oleh yang lainnya. Mereka pun menghampiri Joshua yang sepertinya sama sekali tidak peduli dengan aksi salah undang tadi. Laki-laki dengan jaket bertudungnya itu bahkan sudah kembali fokus dengan mobile legend di ponselnya.
Mario dan Radith duduk di kursi yang kebetulan sedang kosong. Pemiliknya yang bernama Ardi dan Reno memang terlihat meninggalkan kelas beberapa menit yang lalu, pergi ke toilet mungkin. Sementara Olla dan Elle hanya berdiri di belakang kursi Joshua yang memang sudah paling belakang.
Joshua mendongak. "Ada apa nih?"
"Bisa matiin dulu game di tangan lo?" tanya Mario.
Nada suara Mario yang dingin mungkin terdengar seperti ancaman di telinga Joshua. Namun Joshua memilih untuk mengabaikannya dan tetap fokus kepada permainan di benda pintar berbentuk pipih miliknya.
"Ada hal serius yang mau kita omongin," sambung Mario.
Yang kemudian ditambahkan oleh Elle. "Tentang Celine."
Sontak saja kedua ibu jari yang sebelumnya asik berputar-putar di layar sentuh ponsel pun berhenti seketika. Joshua menghela napas panjang sebelum akhirnya keluar dari permainan dan mematikan layar. Wajahnya yang terlihat lelah dengan lingkaran hitam di kedua bawah matanya pun melihat mereka berempat bergantian. "Ada apa?"
"Grup tadi ... lo harus tutup mulut soal itu," titah Mario.
Radith kemudian menambahkan. "Kita diam-diam mau nyelidikin kasus kematian Celine. Kata Mario, pembunuhnya kemungkinan besar adalah salah satu murid di kelas ini."
Olla pun ikut-ikutan. "Gue sebenarnya takut, tapi gue bakal jaga rahasia di grup ini. You should do the same thing, Jo."
Sebenarnya, Joshua menunggu Elle berkomentar atau setidaknya ikut menambahkan permintaan yang dilakukan oleh tiga temannya. Sayangnya, Elle hanya diam dan menatap mata Joshua ketika akhirnya mereka bertemu pandang.