Golden Indonesia School (GIS), Jakarta Selatan.
Setelah babak belur dicecar oleh biologi dengan segala sistem ekosistem kehidupan dan materi-materi pendukung lainnya, kelas dua belas IPA 4 harus senang saat menyambut Bu Anita yang merupakan guru killer di bidang kimia.
Elle hanya diam saja saat wanita dengan lipstik merah menyalanya itu menyebutkan satu persatu nama murid di kelas tersebut, membaginya menjadi enam kelompok yang terdiri dari empat orang.
Siapa sangka, kematian Celine justru mempermudah pembagian kelompok yang sering dilakukan oleh Bu Anita di kelasnya.
Elle baru beranjak dari kursinya setelah namanya dipanggil bersama dengan Siska, Ananda dan Joshua.
Gadis itu mendekat ke kursi Ananda yang berada di pojok depan sebelah kanan kelas, pula dengan Siska dan Joshua yang langsung diarahkan Bu Anita untuk melakukan hal serupa.
Elle dan Joshua hanya saling melempar pandang saat tiba-tiba getaran dari ponsel mereka mengganggu. Dan di tengah-tengah keriuhan para murid yang sebagiannya tidak menerima pasangan kelompok mereka, Elle dan Joshua pun bergerak cepat.
Who is the killer group :
Mario : Kita bisa jadiin masalah ribut-ribut ini sebagai motifnya Alesha. Pasti Alesha kesal banget dibikin malu kaya gitu sama Celine. Iya, 'kan?
Gadis yang mengikat rambut panjangnya itu ke belakang segera menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku rok. Elle jelas tidak ingin mengambil risiko untuk ketahuan oleh guru seperti Anita. Lagipula wanita dengan blazer putih itu sudah menangani keributan di kelas dengan caranya sendiri;meminta murid menuruti perintahnya atau keluar dari kelas.
Joshua yang duduk di sebelahnya tiba-tiba berbisik, "Apa menurut lo apa yang dibilang Mario itu benar?"
Namun Elle hanya menoleh dan menggelengkan kepalanya. Ia kemudian balas berbisik tanpa sedikitpun bergerak dari posisinya agar tidak menarik perhatian Bu Anita, "Kita nggak bisa ambil kesimpulan secepat itu."
Dan sang gamers yang terpaksa melepaskan jaket denim di kelas kimia itu pun mengangguk-anggukan kepalanya, memberi isyarat bahwa apa yang dikatakan oleh Elle ada benarnya juga.
Tak berselang lama setelah kelas kimia dimulai, dimana Bu Anita sedang memberikan materi di depan kelas tentang tugas-tugas di ujian praktek pekan depan, sebuah ketukan pintu yang berasal dari luar kelas pun terdengar.
Bu Anita terpaksa menurunkan kacamata yang digunakannya saat itu dan berjalan menuju ke pintu. Murid-murid lain hanya bisa menebak siapakah seseorang di balik pintu karena pembicaraan mereka benar-benar terkesan rahasia.
Namun dari celah pintu, Elle dapat melihat salah satu guru pengawas yang dia kenali, ada di sana.
Dan sesaat selanjutnya, Bu Anita kembali ke dalam kelas sembari menutup buku besar yang sejak tadi dibacanya. Ia mengamati seisi kelas sebelum pandangannya berhenti di Alesha, "Alesha dan Siska." lalu ke Siska yang duduk di seberang Elle. "Kalian diminta untuk keluar kelas sebentar."
Semua murid sempat heboh karena penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi. Namun Alesha dan Siska sendiri tampak lebih tenang jika dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Elle yang sejak tadi mengawasi Siska pun berpikir, bahwa mereka berdua mungkin sudah bisa melupakan kejadian mengerikan yang menimpa salah satu teman di kelas mereka.
Setelah Alesha dan Siska pergi meninggalkan kelas, Bu Anita pun kembali melanjutkan pelajaran.