aku adalah seorang wanita yang sedang duduk dilorong sempit beralas kayu yang berwarna putih cerah. saat itu hujan begitu deras hingga ku tak bisa melihat dengan jelas setiap tetesannya. aku duduk sembari melihat handphone ku yg sebentar lagi akan mati.
14.00 salah seorang temanku memanggil. sebut sj dia dara wanita yang selama ini menemaniku setiap hari, kami tetangga rumah bahkan tetangga kamar. darah tak pernah melupakan ku bahkan 1 informasi mengenai diriku sangat kuat di ingatannya. kadang kami seperti anak kembar, yg berjalan mengiri setiap pepohonan yang kami lewati sepanjang jalan sekolah menuju rumah kami
“mei,kamu tak pulang ?” aku akan kesana menjemputmu
dara bahkan ingin menjemputku padahal aku ada didepannya.
“sekarang masih hujan, ayo duduk kita tunggu hujannya reda”
aku yang memiliki sedikit kelebihan, alergi terhadap dingin dengan sigap dara memberikan ku jaket,masker bahkan kaos kaki barunya.
air hujan menetes dari langit yang begitu indah, bahkan warna pelangi yang ujungnya berwarna ungu ku ibaratkan bagaikan persahabatan kami sampai akhir khayat.
kami berjalan menelusuri genangan air yang berserakan di jalan hingga selesai.
warna langit mulai meredup hari semakian malam, bahkan ku tak bisa melihat warna ungu lagi diakhir pelangi. dara pergi untuk menyelasikan tugas rumah yang terhalang karena isi ceritaku yg jika ku tulis akan menghasilkan album yg tak berakhir.yah isi cerita yang setiap kalimat menganggumi seseorang yang telah muncul dalam mimpiku sekali seumur hidup.
“i love my purple” kataku
dara dengan wajah yg sedikit geli melihat ke arahkan bahkan dia malu padaku.
“kamu berkhayal siapa tau saja Tuhan mencatat ini”
aku bahkan 100x berkata aamiin dalam hatiku.
entah smpai kapan purple menjadi harapan
cuitan cinta dari burung yang menghirup udara segara & merduanya udara terhirup oleh insan yang diciptakan Tuhan
saat ku membuka jendela hanya wajah dara yang terlihat. model dara saat tidur, saat bangun tidur, saat blum mandi bahkan saat tidur sambil jalan. yah itu lah pemdanganku setiap pagi, sangat indah seperti lg menonton kisah putri dari kerajaan
“mandi sana, kita banyak kegiatan hari ini” kata dara
aku yang berjalan dengan kaki yg begitu malas untuk melangkah. padahal aku tahu hari ini adalah hari yang penuh harapan agar bisa berjumpa
“entar telat,nyesel loh”
“daraaaaaaaaaaaaaa, wait. aku mandi dlu”
aku menunggu dara di mobil setelah sarapan yang ku tak yakin bisa diselesai dirumah akhirnya ku bawa smpai tempat tujuan
“sepertinya akan turun air hujan lg hari ini”
dara membuka jendela mobil dan menatap betapa indahnya langit hari ini.
sesekali tiupan angin yang segar bagaikan jantung berdegup sangat kencang hingga seluru makhluk bertema cinta
“mei, lihat ada pelangi, apakah ada banyak lagi ? aku bahkan tak bisa melihat si purple” kata darah
aku bahkan tak bisa berkonsentrasi saat melihat ratusan kendaraan dijalan. entah kenapa setiap ku dengar kata purple, aku seperti sedang berlari menuju arah tujuanku tapi aku bahkan tak tau jalan.aku ke arah mana? apa harus ke kiri atau ke kanan? apa aku harus melewati jembatan retak lagi?
tak ada yang bisa membantuku, arahkan aku, bawah aku...aku hanya minta ini.
melewati jembatan retak bagaikan tak pakai pelampung saat tdk bisa berenang di air..kamu akan tenggelam tereset derasanya tamparan air yg menimbum setiap bagian tubuhmu.
apa ada petunjuk bahkan dara yang setap hari mendengar isi ceritaku tak bisa memberikanku arah.yah arah, setidaknya aku tau aku akan kemana setelah ada harapan,my purple.
rasa ini semakin luas seketika ku mendengar tiupan berita sampai ke telingaku...aku begitu bangga karna kamu masuk dalam memori hidupku.
“kita sdh sampai, kami coba lihat lagi berkas kita,sdh lengkap k semunya ?” kataku
“aman, di serahkan sj” dara
diparkiran begitu banyak kendaraan terpakir, tertata rapi dan bersih. sementara aku sedang berjalan setibanya seseorang menegurku yang bahkan aku tak kenal, begitu juga dara
“yakin mau daftar mba? pasti g bisa”
dia yg menatap penuh makna seakan dpt menyakinkanku untuk mundur, aku bahkan blum smpai menyerahkan berkas ku, aku bahkan belum melihat seperti ap formulirnya, ini tamparan keras, begitu keras. diriku punya kerikil tajam walau kecil,bisa saja menusuk keberanianku hingga musnah.
kenapa ? ada apa sebenarnya ? aku merasa sepertinya aku memiliki kesalahan dan tidak bisa melanjutkan ini
“kamu jangan dengar dia mei, aku ada dsini, aku yakin kita berdua bisa”
kamu sj yang maju dara, bahkan aku detak jantungku akan berhnti sebelum tiba”
dara yang begitu peka terhadapku, berusaha menghiburku.langkah kaki kami terhenti disebuah pohon yang daunnya sangat lebat, terasa seperti dia sedang menyaksikan kepedihan seorang gadis. sebelum setengah perjalanan kami mengantar berkas, aku tak punya kekuatan lagi. aku ingin mundur bahkan aku merasa hina kena telah mengambil langkah ini, langkah yg salah, yang seharusnya tak perlu ku korbanku waktuku.
“aku pulang dara, kamu berhak memilih untuk melanjutkan”
aku tau dara sangat ingin kesempatan ini bahkan dia telah menbung selama 3 bulan untuk ini.aku tak bisa egois, menahan dirinya sama seperti aku menahan mimpinya yang hampir terwujud. dara memutuskan tetap mengantar berkas dan mencoba izin kepadaku.
siapa aku ? aku tidak ada hak untuk ini, aki mempersihlahkan dara dan mencoba menenangkan hati bahwa semua akan baik2 saja.