Musim hujan berlalu begitu cepat, langit sangat cerah, matahari mulai bersinar menyingkirkan gelapnya dunia. Cahayanya begitu kuat bahkan menembus perasaanku sekarang ini. Aku yang bersemangat menyambut hari ini, hari yang penting bagiku. Aku dipercayakan untuk menyelesaikan satu proyek oleh atasanku, tad ada yang spesial hanya saja tim yang akan bekerja sama dapat memberikanku kesempatan yang lama ku tunggu. Aku sangat berterima kasih karena kemarin dara memberikan informasi yang membuat cahaya hatiku bersinar kembali, pedang yang tertusuk bahkan telah sembut total. Hari ini aku bangun lebih pagi, aku berharap semua telah siap dengan baik, tak lupa aki mengecek kembali tugas uang telah ku selesaikan selama 3 hari. Aku berharap semuanya baik baik saja hari ini.
Aroma nasi goreng buatan ibu sangat tajam, aku menghabiskan sarapanku,minggu gelapku kini telah terang.aku menuju tempat biasanya bus datang walau hri ini jalanan sangat ramai, semuanya beraktivitas seperti biasa dan ini hari untuk mulai kerja. Aku yang termenung dalam bus berpikir keras apakah semua akan baik2 saja jika ini selesai. Aki yakin dara selalu membantuku.
Saat tiba dikantor tampak sangat sepi hanya CS yang sedang bersih-bersih
“pagi bu, selamat beraktivitas” kataku pada cs
Aku ingin menjadi orang baik, tak pernah susah menjadi orang baik. Hal kecil menyapa orang lain menurutku itu adalah kebaikan.
aku berjalan menuju kantin, aku yakin secangkir kopi telah menungguku. Dikantin sangat ramain sebelum memulai kerja ya aktivitas kami disini, berbincang ditemani kopi hangat yang tajam. Dara memanggilku untuk duduk disampingnya.
“bagaimana hari ini mei, sudah siap ? dara sambil tersenyum mengatakan hal tersebut seakan dukungannya untuk diriku sangat tulus. Aku hanya ingin mewujudkan mimpi dara jika kelak ku punya kesempatan
“aku siap donf” kataku dengan semangat
Seketika kami berhenti minum kopi, terdengar hentakan kaki yang berirama seimbang seakan semakin dekat ke arah kantin. Kami tak asing mendengar hentakan kaki bunyi nada yang dihasilkan, itu adalahpak bos.
“mana mei dan semua staf berkumpul diruang rapat sekarang, ½ jam lagi tamu datang” pak bosku berkata dengan wakah yang cukup yakin kalau kami telah siap.
Aku merasa ini terlalu cepat bahkan aku belum minum kopiku, diruang rapat kami menunggu tamu yang akan datang.
Detik jam berputar begitu cepat, aku menatap wajah pak bos dan teman-teman yang sudah sangat bosan menunggu. Aku yang mulai mengantuk berpikri ini adalah kesalahanku, aku belum minum kopi pagi ini, harusnya aku nikmati dulu.
“tok tok”
Seperti tamu sudah datang bersama rombongannya. Ya mereka datang 6 orang cukup banyak untjm rapat internal kerja sama antar perusahaan. Jantung ku berdetak sangat kencang sepertinya akan meledak, aku berharap kesempatan ini bisa ku capai dengan caraku sendiri. Rapat berjalan sangay mulus , aku yang bertugas mempresentaiskan konsep acara nanti sangat yakom bahwa semuanya akan baik-baik saja: tim tamu hafir dengan 6 orang yang teridir dari atasan dan orang yang terlibat. Aku sedikit gugup, apdahal sebelumnya hal semacam ini sangat biasa dalam pekerjaanku. Entah kenala hari itu aku sangat gugup dan takut hingga berbicara terdengar gemetar, suaraku bahkan takut menghadapi hari ini. Tak ingin berlama-lama setelh mengakhiri presentasi aku hanya menyapa ke arah tamu, melihat respon mereka melalu wajah yang terekspresi. Seperti merekan meneima walaupun aku cukup percaya diri mengungkapkan ini. Tak banyak bicara dam opini rapat berakhir dengam sempirna. Aku memberikan konsep ke salah satu tim mereka
“ini konsepnya pak, silahkan dipelajari dulu jika terjadi kekeliruan mohon dikoreksi” aku berkata seakan terjadi kesalahan.
“kamu mei kan?” tanya tamu tersebut
Aku menjawab dengan perasaan yang gugup, entahlah padahal ia hanya bertanya namaku, dan sebelumnya aku sudah memperkenalkan diri. Tak ingin lama, dara dipojok pintu telah menungguku, aku pamit dan bergegas menuji dara. Aku yakin konsepku akan diterima. Saat sedang istirahat aku mencoba bertanya pada dara apakah semua presentasiku berjalan dengan baik. Dara yanh selalu mendukingku menjawab bahwa demua yamg ku lakikan hal baik akan berbuah baik. Tamu terkesan dan mereka membeikam respon yang baik. Kantor ku akan menunggu jawaban dari merja sama setelah menerima konsepku tiga hari kedepan. Waktu 72 jam untuk aku berdoa banyak-banyak pada Tuhan. Ini kesemapatan tak tahu kapan akan hilang, dan kapan akan kembali. Aku berusaha bekerja semaksimal mungkin.
Hari-hari dikantor menuju 72 jam
Hari ini langit sedikit mendung, sepetinya akan akan turun hujan lagi. Aku yang biasanya menunggu dara jemput saat hujan sepetinya dara tk akan datang. Jam sudah sangat telat jika menunggu dara. Apa dia tak menjemputku. Aku berlari menuju bus, hampir saja aku telah busnya telah tiba dan segera berangkat, tanp sadar mobil yang lewat memancarkan air dijalan hingga bajuku basah, seperti hari ini menjadi hari yang berat.
Dengan napas lelah aku duduk di bus dan berusaham berpikir kesialan ini terjadi lagi, aku yakin seua baik baik sajq. Walaupun pikiranku mulai terusik dengan kejadian pagi ini. Saat dikantor aku terlambat setengah jam, rapat telah dimulai dan aku duduk dipojok speeti anak sekolah yang sedang dihukum gurunya. Aku melihat dara begitu cantik sama seperti hari biasanya, dia duduk sembari sedang menjelaskan, aku yang tak tahu apa yang sedang terjadi dalamrapat. Mungki. Saja dara sedang membantuku menjelaskan pada tamu soal konsep kemarin. Aku melihat ke arah pak bos tatapannya sangay taja m padaku sepertinya aku berbuat salah. Hari ini aku terlambay dan ini kesalahan. Teman lain begitu serius memperhatikan dara, dara snagay canti bahkan dia diam terlihat sangat cantik. Tak heran jika semua mata fokus pada dirinya. Di ujung kiri ada seseorang yang lagi menggunakan topi sesekali melirikku. Sepertinya dia orang yang kemarin tanya namaku. Aku harus fokus, hmfokus pada rapat ini.
Semua memberikan tepuk tangan yang bahkan aku sendiri tanpa sadar berdiri memberikan tepuk tangan untuk dara. Hari ini dia bekerja samgay baik. Dia membantu konsepku padahal dia tahu aku akan terlambay. Dara adalah sahabat terbaik.
Setelah rapay selesai dan semuanya bubar, aku mencoba berbicara pada dara dan mengayakan terima kasi karena selalu berada disisiki. Dara terseyum, dia sangay cantik, cantik dari dalam hatinya.
Berita yang terdengar lewat raya, adalah konsep kami diterima dan minggu depan akan mulai mengerjakan proyek ini. Aku sangat bahagia. Raya adalaha teman kantorku.
“mei konsep kita diterima, aku bersyukur akhirnya kita bisa keluar kota, g di kota ini saja” raya sambil tersenyum