Who is V

nur faridah
Chapter #5

Who is v III

aku membuka mata, pikiran dan hatiku untuk seseorang yang sedang berusaha memiliki cintaku. JK hari ingin berkunjung ke rumahku seorang diri, bertemu dengan kedua orang tuaku, sekedar berbicang santai. Ibu mengajakku keluar kamar dan menemui JK, aku segera keluar kamar namun ibu menghalangiku.

“sebelum bertemu, ibu ingin bertanya apakah dia pacarmu?”

“bukan ibu, dia teman. Jadi dia adalah JK seorang aktris. Aku pernah cerita ke ibu kan tentang Bboys, dia salah satu anggotanya”

“itu bukan V”

“ibu, itu JK”

Aku segera menemui JK, dengan wajah yang malu aku melihat JK hari ini terlihat sangat baik. Penampilannya berubah menjadi seseorang pria yang menemui orang tua seorang perempuan. Ayah dan ibu mengajak JK makan malam bersama kami. Dimeja makan aku mengira keadaan akan kaku, JK yang memiliki sifat bisa sangat akrab dengan seseorang sejak ia bertemu memang jelas tergambar. Ayah dan ibu menyambutnya dengan hangat, seperti memberikan harapan untuk anaknya. Malam begitu larut, teras rumah menjadi saksi perbincangan kami malam ini. Aku yang egois terus menerus membahas V, aku membuat Jk tak nyaman namun karena dasarnya dia orang baik dan tulis tak ada sedikitpun diwajahnya rasa marah padaku. Malam semakin larut hingga perbincangan kami begitu seriusu, bercerita masa depan hingga tujuan hidup. Aku merasa bebas menceritakan apapun pada JK, pendengar yang baik dan sangat tulus pada semua orang. Walaupun aku tahu dia memilkk tujuan baik padaku, aku tak ingin menyakiti dirinya yang begitu baik.malam itu aku mengungkapkan perasaan padanya, bukan untuk dirinya tapi orang lain. Bukan tak menghargai segala usahanya,aku hanya tak ingin memberi harapan masa depan padanya. Sikapku, sifatku bahkan penampilanku dia menerima dengan tulus, tapi hatiku tidak bisa menerima dirinya. Aku tak ingin menjalani asmara yang tak seimbang, berat di sisi kanan karena sang pria terlalu mencintainya, aku ingin semua seimbang kiri maupun kanan kita sama. JK yang begitu dewasa, menerima apapun perkataanku, aku mendoakan dirinya bertemu dengan sang wanita yang baik, dia akan mendapatnya, sisi baiknya akan berusaha menemukan pasangannya. Aku tahu setelah ini,JK memutuskan untuk tetap fokus pada karirnya, dirinya ingin berhenti dulu mencari sang wanita, menurutnya cukup sulit memiliko perasaan cinta pda orang lain, mengganggu segala aspek,di usia cukup muda dan masa depan yang indah JK ingin menikmati dan berharap aku terus menjadi sahabatnya yang akan mendengarkan keluh kesahnya selama berkarir. Aku mengatakan pada JK, kapanpun kamu membutuhkan aku akan siap memberimu dukungan bahkan disetiap doaku akan ku sisipkan nama kamu.

Setelah melewati malam yang panjang dan cukup melelahkan pikiranku, akhirnya pagi menyambutku dengan cahayanya yang bersinar terang. Aku berharap hari ini menjadi hari yang indah untuk semua orang. Karena cuaca hari ini cukup baik, aku memutuskan ke kantor untuk jalan kaki, tanpa naik bus, bukan karena aku malu dengan kejadian kemarin hanya saja suasana hatiku sedang baik. Menghidurp udara begitu segar,angin yang berhembus begitu lembut menyentuh wajahku dan pemandangan langit yang biru cukup menemani perjalananku menuju kantor. Di kantor, pak bos memintaku untuk menemuinya.

“mei, proyek kemarin kan aku beri tanggung jawab padamu tapi dara yang melakukan dengam baik, minggu depan kegiatan ini akan berlangsung, aku harap jangan melakukan kesalahan dan kerja sama dengan dara”

“baik pak”

Saat keluar ruangan pak bos, hatiku begitu kacau, aku memikirkan seperti apa aku harus berbicara dengan dara setelah kejadian ini. Aku menyakinkan hatiku untuk profesional bekerja. Urusan kantor harus selesai apapun yang terjadi. Aku butub sepotong roti, dimarahi pak bos membuatku lapar, saat jam makan siang,aku keluar kantor mencari toko roti diseberang jalan. Pekerjaanku cukup banyak, sepertiaku tak punya waktu untuk bersanti bahkan saat harus makan siang aku membawa semua pekerjaan dan laptop ke toko roti. Di toko roti semua pengunjung makan bersama teman dan pasangannya, hanya mejaku yang seorang diri. Sepotong roti coklat dan secangkir kopi menjadi teman ku kali ini. Aku bahkan tidak bisa menikmati makananku karena pekerjaan ini. Mataku begitu berat, tidak bisa, jika aku paksakan untuk membukanya mungkin saja aku akan tidur dijalan, alunan musik ditoko roti menjadi pengantar tidurku. Aku terlelap.

Dalam tidurku, muncul seorang pria yang sedang berjalan ke arahku yanh sedang duduk ditaman,semakian mendekat semakin jelas bahwa itu adalah V, dirinya sedang memandangku penuh dengan kehangatan. V mengelus rambut panjangku, mengatakan kalau dia

“aku merindukanmu”

Lantas aku terbangun karena mendengar suara pengujung yang sedang tertawa terbahak-bahak, didepanku ada sosok yang duduk dimejaku, aku berusaha membuat diriku sadar, seorang pria mengenakan sweter dan masker. Dari sudut matanya aku mengenal tatapan ini,aku kucak kucak mataku berusaha melihat dengan jelas, ini adalah V atau aku salah lihat.

“kamu tidur nyeyak?” kata pria itu

“ada yang bisa aku bantu pak?” aku yang berpura pura tak tahu walaupun aku yakin 100 persen itu adalah V

“kami tidak mengenalku”

“mhn maaf kayaknya kami salah orang”

“kamu mengenalku, aku V”

“V? Apa yang kamu lakukan disini kalau orang tahu kamu akan masuk berita lagi”

Aku yang berbicara dengan nada sedikit kecil dan terbata, aku kira ini adalah mimpi, aku mencubit tanganku merasakan apakah sakit dan sakitnya terasa, ia saja ini bukan mimpi, ini nyata, V menghampiriku dengan menutupi identitasnya. Sementar aku yang begitu kaget dan bahagia tak bisa berkata apa-apa, aku mengatakan padanya untuk pamit karena jam istirhat telas selesai, dia menawarkan diri untuk mengantuku, namun aku menolak. Bukan karena aku tak ingin, aku begitu senang dirinya menemuiku hanya saja aku merasa ini bukan harapan baru. Aku berjalan keluar toko namun dia mengejarku dan langsung menggendongku menuju mobilnya. Aku tak bisa berkata apa lagi, hanya bisa menunduk dan melirik ke setiap sudut jalan, semua orang menatapku.

“apa yang kamu lakukan?”

“kamu crewet banget, aku antar”

Dalam perjalanan menuju kantor, aku hanya diam, dan tidak bisa berkata apapun. Aku merasa mimpiku siang ini seperti sedang berlanjut. V membawa mobil dan memberikan setangkai bunga mawar putih, aku kaget karena V mengetahui betapa aku sangat menyukai bunga mawar putih. Bau yang keluar dari bunga ini seperti tak asing, ini sama seperti bau yang ada pada bunga mawar putih yang aku terima minggu lalu.

“ini parfum bunga baunya memang kayak gini?”

“oh itu bau parfum aku, sengaja aku semprotkan dibunganya biar kamu selalu ingat aku”

“minggu lalu yang kirim bunga kekantor itu kamu? Tapi baunya kok sama kayak parfum JK?”

“JK malah sering pakai parfum aku”

Sekarang aku mengerti, aku ingat bunga didepan kamar hotelku, bunga yang dikirim kekantor dan bunga yang aku terima sekarang, semua dari V. Aku telah melakukan kesalahan, dia tidak pernah melupakanku, aku keliru telah mengatakan semuanya. Aku meminta maaf padanya dan dia begitu santai bahwa aku tidak melakukan kesalah apapun. Aku terus meminta maaf dan tak berani melihat wajahnya, aku salah sangka padanya ternyata dia sangat baik. Sebenarnya masih banyak yang ingin aku tanyakan padanya, tapi waktu yang tidak mungkin, aku harus kembali kekantor, jarak toko kue bahkan tidak jauh dari kantorku. Tapi kamu sudah keliling 5 putaran hanya ingin saling memandang.

“v terima kasih ya, aku masuk kantor dlu”

“aku akan menghubungimu”

Aku sangat bahagia, aku mengira semua ini adalah mimpi, ternyata Tuhan mengizinkanku untuk bertemua dengannya sekali lagi. Tak ada kisah tentang cinta yang bisa terhindar dari takdir, namum semua akan aku coba terima kembali dirinya. Setelah semua kisah yang terjadi, dengan banyak pertanyaan yang belum terjawab,kini aku siap terluka dengan segala risiko yang akan terjadi. Cinta tak mudah berganti, tak mudah berganti jadi benci,walau kini semua kembali seperti awal, akan kusembuhkan hati.

Bisa saja aku menghindar, namun kini aku begini karena aku telah menerima lagi. Secepat ini aku menerima dan menjadikannya idolaku lagi, kenapa begitu lama rasa sakit yang aku alami kemarin. Inilah cinta, dia tak ingin tumbuh berlama lama hanya ingin berbagi kebahagiannya. Menaburkan bibit binitnua ke setiap insan yang siap bersatu. Saat diruang kerja, aku menatap bunga mawar putih yang diberikan V, aku terus mengingat bagaimanaa dia duduk tepat didepanku, berbicara dengan wajah tersenyum padaku. Energiku seperti terisi penuh untuk melakukan pekerjaan kantor. Pekerjaan yang menumpil kini selesai dengan cepat. Aku tak bisa memungkiri kalau V membawa banyak dampak positif untukku. Membawa hal baik padaku. Didepanku ada dara yang sedang melirik diriku sesekali, aku tak pernah marah padanya, waktu yang belum cukup baik untuk berbicara dengannya. Biarkan masalahku bersama V selesai dulu, aku akan tetap bertemu dara setelah semuanya aku bereskan satu persatu.

Lihat selengkapnya