Hari ke 6 aku menjalani peranku sebagai direktur, selama itu juga v tidak pernah menghubungiku, bahkan aku tidak melihatnya dikantor. Aku memutuskan untuk bertindak, agar hatiku tidak resah seperti ini. Aku sangat merindukannya. Aku meminta sekretarisku menemani berkeliling kantor untuk melihat apakah para staf melakukan pekerjannya. Ini hanya sebuah alasan, alasan untuk bertemu dengan v. Diruangan artis aku tidak melihat v dan hanya manager boys. Sekretarisku memanggil manager untuk menemuiku diruangan.
“apakah konser telah selesai?”
“bu mei konser diundur, v menohon padaku untuk undur konser dengan konsekuensi jika para penggemar yang beli tiket mau,dengan alasan saat itu v sedang sakit akhirnya semua berjalan baik dan direncanakan minggu depan”
“konsernya harus kita gelar minggu ini pak”
“seperti v sedang banyak masalah bu mei, kadang saat latihan dia tidak fokus”
“kita rencanakan konser lusa, sekrang tolong semua yang terlibat berkumpul di ruang rapat, aku segera kesana”
V banyak masalah, dan v menunda konser. Sepertinya semua salahku, seandainya saja aku tidka pernah terlibat dalam kehidupannya atau boys mungkin saja ini tidak akan terjadi. Aku begitu merasa bersalah pada v, harus diperbaiki ager semua berjalan baik. Setelah rapat berlangsung aku meminta v untuk ke ruanganku. Aku hanya merindukannya, aku ingin melihat wajahnya sekali lagi dan mungkin untuk terakhir kalinya. Harusnya kira berakhir sampai disini sejak dulu, meski hati berkata tak mau. Aku tak ingin terlambat menyelesaikan masalah ini lagi, aku, v san pekerjaan kami semua terlibat karena perasaan ini. Aku yang memikirkan v tidak akan pernah berharap lebih, semua waktu hampir 5 tahun tersita dengan angan tentangmu.
“v setelah kejadian ini, aku berharap kita bekerja sebagai direktur dan kamu artis diperusahaan ini”
“aku ingin kamu hadir mei dikonser ku, kamu berhak memilih, jika kamu memilih datang sebagai direktur, aku akan melupakan semuanya, tapi jika kamu datang sebagai penonton biasa aku menganggap kamu menerimaku lagi”
V kamu tidak bisa seegois itu, cinta tak mungkin berhenti, secepat jatuh hati pada seseorang. Proses dari waktu ke waktu terus berjalan, dan akhirnya kita harus memilih sesuatu yang pasti. Aku tak mungkin bisa bersama v, walau hati ini mau. V keluar dari ruanganku, aku nerasa lemas dan hampir jatuh, air mata mulai keluar, dia mengalir begitu deras, mengapa waktu kita selalu salah V. Apa yanh salah dengan mencintaimu, cinta tidak pernah keliru memilih, sang penggemar kini benar-benae jatuh cinta. Ingin mengubah semuanya, tapi cinta tak busa berubah, sekuat apapun dia akan menetap ada satu hati. Aku memutuskan untuk tidak datang kepada mu lagi,akan aku coba jalani hari ranpa bayangmu, meski aku telahh menyiksa hatiku sendiri.
Malam semakim larut, pikiranku membuatku menetap dikantor tanpa sadar sekarang pukul 10.00 malam. Aku segera pulang, menunggu pak sopir menjemputmu, jika aku telefon akan sangat mengganggu pak sopir istirahat, bintang begitu banyak dilangit bahkan bulan sangat terang, aku akan berjalan kaki pulang kerumah, jika lelah aku bisa naik bus. Pak satpam kantor tidk mengizinkan, menurutnya seorang direktur seharunya tidak melakukan itu, tidak ada perubahan dalam hidupku, yang aku nikmati saat ini akan aku jalani.
Jalan begitu ramai, dipersampigan jalan aku melihat semua orang sedang berbahagia, aku haus dan aku butuh minum, saat akan mengambil dompet ditas, aku menemukan setangkai bunga mawar, sekama 6 hari lalu seseorang selalu mengirmkan aku setangkai bunga mawar putih. Bau bunga ini begitu peka dihidungku, ini adalah parfum v. V pernah mengatakan setiap bunga yang dai kirim, akan dia semprot parfum agar aku bisa selalu mengingatnya dan dia berhasil melakukan itu. Kedua orang yang saling mencintai, apakah salah jika bersama.
Aki berjalan kaki cukup jauh, langit berubah jadi sangat gelap, tak ada lagi pemangdangan bintang dan bulan dilangit, sepertinya akan hujan deras, aku lupa bawah payung lagi. Akhirnya aku mencari tempat berteduh, dibawah pohon. Semua orang tetap berjalan dibawah hujan yamg dilindungi payung mereka sementara perjalanku terhenti. Aku duduk dengan sebotol air yanh hampir habis, baterai hanphoki habis dan mati total. Aku harus dijemput siapa sementara semakin larut. Aku menunggu hujan reda, dan wajah v tiba-tiba terbayang dikepalaku, aku merindukannya sangat merindukannya. Sebelum dia keluar dari ruanganku dia mengatakan untuk tetap menyebut namanya disetiap doaku, aku tidak bisa memungkiri, nama v masih nyata dalam doaku. Air mataku jatuh mengingat setiap kenangan tentang v, aku ingat pertama kali aku melihat v. Sepupuku sangat suka dengan band mereka, setiap album dia punya, bahkan lagu mereka selalu diputar dalam kamarnya. Hingga saat aku menginap di rumahnya, aku penasaran sebagus apa penyanyi lagu ini, aku mencoba memutar video clipnya, dan benar aku mulai melihat v. Aku mulai menyukai setiap tindakannya, aku membeli sangay lengkap, posternya, baju dan tanda tangannya. Semuanya aku miliki. Setiap keseharian v yang diputar setiap jumat di youtbe, tidak ada satu episode yang terlewati. Aku bahkan tahu semua silsila keluarga v, nomor sepatu dan ukuran baju keluarga v. Aku ingi menjadi penggemar yang bermanfaat untuk idolaku, mendoakan kesuksesannya. Hingga hari ini tiba, semuanya berubah. V semakin dekat, tapi aku merasa terlalu jauh dari v. Jika teringat setiap konser mereka aku selalu hadir berdesakana diantara penggemar yang lain, bahkan ayah selalu memberik tawaram untuk bertemu langsung dan diduk di kursi tamu saat konser tapi aku menolak. Aku ingin merasakan menjadi penggemar yang sesungguhnya, penggemar yang berjuang bersama-sama idolanya. Aku begitu bangga menjadia bagian dalam karir v dan boys. Hujan belum reda, kenangan v masih terputar dikepalaku, namun seseorang datang melindungiku dengam sebuah panyung. Hujan tidak lagi membasahi pakaianku, aku melihat ke atas, benar itu adalah v.
“v apa yang kamu lakukan?”
“kamu kenapa bodoh, ini sudah larut, jalan kaki dibawah hujan seorang diri, mana pak sopir”
“kamu diam deh, aku tidak butuh payungmu”
“‘mei, aku merindukanmu”
V seandainya aku memiliki kekuatan seperti ini untuk mengatakan ini, aku lebih merindukanmu. Sejujurnya, aku ingin memelukmu, rasa dingin sejak hujan tadi kini terasa hangat sejak kamu datang tadi. Aku bergegas berjalan namun v tetap mengikutiku, dia menarik tanganku lalu memelukku.
“mei aku mecintaimu”
Hujan menjadi saksi ucapana v, ucapan yang sejak 4 tahun lalu untuk aku bayangkan rasanya sangat sulit. Hari ini aku mendengar langsung dari v, dia mengatakan bahwa mencintaku, aku tidak pernah dagu untuk mengayakan aku lebih mencintaimu v. Ada yang sedang menahanku, jika kami bersama aku akan bersembunyi lagi, dan akan menunggu lagi kabar darimu setiap hari. Banyak titik keraguan yang menyelimuti keputusanku, aku begitu bahagia saat v memelukku dan mengatakan perasannya, kali ini dia benar benar tulus. Aku bisa melihat tatapan matanya yang sendu. Tanpa berpikir panjang, aku mengatakan mencintainya dan ingin memulai lagi. V begitu senang, dia membuang payung hingga kami kehujanan. Dia memenang tanganku, kami berlari ditengah tengah hujan sambil menikmati status kami yang baru menjadi kekasih.