Who is V

nur faridah
Chapter #7

Saxophone

Ini adalah bulan ke 3 hubungan dengan v,semuanya berjalan dengan lancar dan mulai mengalami perubahan sejak kejadian disemarang.dia lebih sering menghubungiku, dan memberi perhatian diantara jadwalnya yang begitu padat. Aku menghargai segala usahanya untuk hubungan kami, aku tidak ingin menjadi egois. V memiliki banyak kemampuan dalam musik. Aku melihat v sedang konser di televisi, dan dia memainkan saxophone saat sedang konser mereka, ribuan penonton melihat dan meneriaki nama v, aku dirumah yang menonton bisa merasakan kehangatan suara v. Saat akan memainkan saxophone, v mengatakan bahwa ini aku mainkan spesialis untuk seseorang yang sedang melihatku, dan aku merindukannya. V mengatakan itu diantara ribuan orang, aku yang mendengar dirumah cukup kaget dengan keberanian v dan senang karena v mengingatku disaat dia sedang sibuk. Saat konser selesai, aku baru kepikiran apa yang dikatakan v akan menjadi heboh dan pasti para penggemar akan mencari tahu maksud dari v. Mereka tidak akan berhenti sebelum menemukan jawabannya, aku tahu karena aku pernah menjadi penggemar seperti mereka. Mulai sekarang aku harus lebih hati-hati jika akan bertemu v diluar.

Aku menghitung jam dan memperkirakan bahwa sekarang v telah istribat, aku segera menghubunginya dan mengatakan kita hrus lebib hati-hati karena semua akan terungkap jika ada celah untuk penggemar. V yang terdengar lelah, menggakan akan melakukan sesuai apa yang aku blg. Kini dia tumbub menjadi pria yang baik.

Besoknya v ada libur sehari, dia memintaku untuk keluar sebentar sebelum dia latihan lagi, jadi pacar artis itu harus sabar karena karir mereka penting dan hubungan ini penting, aku menolak ajakan v dengan alasan sebaiknya v menemui keluarganya, denganku v bisa bertemu kapan saja dikantor, sementar keluarganya cukup jauh tinggal, kesempatan v libur harus dimanfaatkan. V menolak permintaanu dan bersikeras mengajakku keluar hari ini. Dia punya rencana akan pergi melihat pantai bersamaku. Aku tidak menolak, v hanya punya waktu sebentar denganku. V menjemputku dan aku segera siap-siap. Aku bigung harus menggunakan baju warna apa hari ini dan ingin berdandan secantik mungkin untuk v, ibu yang sedang menonton ku paksa untuk membantu memilihkan pakaianku hari ini. Warna pink dengan rambut terurai menjadi pilihanku.  Kami berdua segera menuju mobil setelah pamit pada ayah dan ibu. V yang tanpa dengan identitasnya datang dengan dirinya seadanya, tanpa masker,tanpa kacamata. Sekarang aku bisa melihat V dengan sangat jelas. Wajahnya sangat tampat, bahkan tidak bisa memalingkan tatapanku. Aku terus menatapnya, aku tidak percaya bahwa aku sedang duduk bersama dengannya dimobil yang sama. Idola yang selama ini aku hanya bisa lihat dilayar kaca kini sedang duduk bersamaku. Kami menuju tempat tujuan yang direncanakn V tanp sepengetahuanku, dan berhenti sejenak di minimarket, V turun membeli makanan dan minuman, bekas kami diperjalanan, menurutnya perjalanan ini akan memerlukan 1 jam. Kami melanjutkan perjalanan, dan tiba disebuah rumah yang begitu sejuk, banyak pohon dan bunga dihalaman rumah tersebut. Kami mengetuk pintu, ada seorang paman dan bibi yang menyambut kedatangan kami, v langsung memeluk mereka. Aku masih berpikir kita sekarang berada dirumah siapa.

“ini adalah orang tuaku mei. Mama dan papa ini adalah Mei, wanita yang aku ceritakan”

Aku begitu kaget, V membawaku menemui orang tuanya. Aku tahu ia sangat serius dalam hubungan kami. Aku, V dan orang tuanya menikmati makan siang kami. Kami bercerita cukup lama happens hingga sore. Mama V meminta bicara denganku dikamarnya, beliau memberikan sebuah kalung, menurutnya aku pantas menerima kalung masa kecil V. ini adalah kallung yang sangat berharga untuk V, dia selalu memakainya. Sejak dia debut menjadi artis, kalungnya harus dilepas. Mama V menitipkan padaku, V banyak bercerita tentangku pada orang tuanya. Selain kalung, hal yang membuatku berpikir bahwa V tidak pernah mempermainkanku adalah saat ia mengatakan pada mamanya.

“ma, jika tiba waktunya aku berharap Mei bisa mendampingku dihari tua nanti”

Diperjalanan pulang aku terus menatapnya sambil tersenyum, waktu tidak pernah salah untuk memilih, dan cinta tidak akan memilih-milih pada siapa dia akan mencintai. Aku bertanya pada V kenapa dia memilih diriku dari ribuan banyak wanita, v hanya menjawab

“aku tidak tahu, ini pilihan hariku dan aku mengikutinya”

Aku yakim dengan kata hati, tidak akan berbohong dan tidak akan salah dalam memilih. Sama seperti V aku bahkan tidak tahu sejak kapan rasa kagum menjadi penggemar berubah ras cinta pada seorang pria. Kami segera pulang, dan v mengantarku kerumah, dia mendapat telepon dari agensi dan memintanya untuk segera kembali ke studio karena akan ada gladi sebelum talk show besok.

“mei besok mau nonton yah, aku ingin kamu melihatku memainkan saxophoen”

Lihat selengkapnya