Wicked Game

Hendra Purnama
Chapter #18

Di Sebuah Tempat Remang Remang

Tempat ini belum berubah sejak pertama kali Sax mengunjunginya. Letaknya masih di lantai dua sebuah basement parkir pusat perbelanjaan. Orang yang baru pertama datang ke sini memang kadang berputar-putar kebingungan mencarinya. Banyak yang menyangka tempat ini terletak di dalam pusat perbelanjaan, padahal ada di tempat parkirnya.

Untuk menuju ke sana, Sax memarkir motornya di basement lantai tiga, lalu mencari lift menuju lantai dua. Sax tahu, di tempat parkir basement itu ada dua lift, dan hanya satu yang mengantarkannya ke tempat yang ia tuju. Dia segera menaiki lift sebelah kiri setelah sedikit berjalan memutar. Lift itu kecil, dan hanya dia hanya ada di dalamnya. Lalu dia memijit angka dua, pintu lift menutup, lalu naik. Tak berapa lama pintu terbuka dengan dentingan yang khas.

Sax melangkah ke luar dan mendapati dirinya ada di sebuah lorong berkarpet tebal. Dia tidak perlu menelusuri lorong itu karena tempat yang ia tuju sebenarnya sejajar dengan pintu lift. Sax bergerak ke kanan dan mendapati pintu kaca yang terbuka otomatis. Di depan itu ada seorang satpam yang sepertinya bersikap acuh pada setiap orang yang datang.

Sax melangkah, pintu terbuka. Di dalam ada meja resepsionis dengan dua perempuan berseragam hijau. Dari tempatnya berdiri, Sax lihat mereka tak menggunakan alas kaki. Mungkin memang lelah sekali bila kerja seharian dengan menggunakan sepatu berhak tinggi. Dua perempuan ini mengenakan make up yang sedikit tebal. Tapi Sax yakin tanpa make up itu pun wajah mereka tetap manis dan enak dipandang. Mereka berdua menyambut Sax dengan senyuman, salah satunya berdiri.

“Sudah booking?” tanyanya.

“Belum. Ada paket apa saja?”

Perempuan itu menunjuk sebuah brosur yang terletak di mejanya. Sax membacanya perlahan, mestinya tidak usah juga karena ia hanya membaca kalimat-kalimat yang sama. Tapi Sax merasa perlu mengulur waktu, entah kenapa.

“Saya ambil VIP saja…” Sax menjawab setelah membaca brosur itu tiga kali.

Tanpa banyak bicara, perempuan itu mengetik sesuatu di komputernya, lalu mengambil sebuah gelang karet berwarna biru dengan bandulan nomor. Sax kebagian nomor 23.

Lihat selengkapnya