Wicked Game

Hendra Purnama
Chapter #31

Spln Myar: There's a Satanist in the Suburbs

Para penggemarnya sepakat bahwa novel ketiga Myar yang berjudul There’s a Satanist in the Suburbs adalah karyanya yang paling memunculkan suasana depresi. Bahkan ada yang percaya, dalam pengerjaan novel itulah Myar pertama kali memikirkan tentang bunuh diri.

Aku sendiri perlu waktu beberapa minggu menamatkan buku itu. Termasuk salah satu buku Myar paling lama selesai. Setelah membacanya, kuakui bahwa memang wajar jika aura depresi muncul begitu kuat. Dalam novel itu, Myar bercerita tentang seorang lelaki yang mengalami kehilangan. Jadi isi buku itu adalah seorang lelaki yang berperang melawan rasa kehilangan, melawan rasa depresi yang muncul akibat kehilangan sesuatu.

 Novel itu benar-benar menggambarkan seseorang yang di halaman pertama memiliki sekian banyak hal, dan di halaman terakhir dia kehilangan segalanya. Berkebalikan dengan cerita standar yang di akhir cerita tokohnya menemukan kebahagiaan, tokoh dalam novel ini tidak sama sekali. Lalu di mana konfliknya? Konfliknya ada di perjuangan lelaki itu memanajemen semua perasaan kehilangannya, meski dia tetap saja kehilangan sesuatu.

Cerita dimulai saat dia bangun pagi, dia ingin menulis, tapi ternyata komputernya mendapat serangan virus Ramnit dan dia harus berkutat selama sepuluh jam dengan tetap saja kehilangan sebagian besar data-data yang bertahun-tahun dia kumpulkan.

Aku pernah membaca ulasan panjang tentang novel ini, dari sedikit orang yang mau membahas karya-karya Myar, selalu saja ada orang yang mau meluangkan waktunya menganalisa dengan akurat. Di sana aku baru sadar bahwa secara sistematis dan teliti, Myar menguraikan teori Kübler-Ross. Teori ini sering dikenal dengan The Five Stages of Grief, pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Elisabeth Kübler-Ross pada bukunya tahun 1969, On Death and Dying. Menarik karena tokoh dalam There’s a Satanist in the Suburbs memang dikisahkan punya buku On Death and Dying, dan buku itu yang satu-satunya barang yang tidak lepas darinya hingga saat terakhir.

Teori Kulber Ross ini sangat jarang didengar publik, aku tidak tahu kenapa hal ini tidak populer. Bagi kebanyakan psikolog mungkin mereka berpikir bahwa kebanyakan orang sudah bisa merasakan itu tanpa diberitahu lebih detail. Setiap kali aku membawa Tahapan Kübler-Ross, di awal penyampaian sebagian besar orang akan merasa asing dan kebingungan tetapi ketika kita telah mulai memasuki materi, maka mereka akan dengan mudah mengerti apa yang dimaksud Tahapan Kübler-Ross, mengapa demikian?

Setiap orang pada umumnya memiliki hal yang kita sebut kelekatan, manusia senang melekati sesuatu baik sebuah benda atau makhluk hidup. Hal yang sudah sangat umum dalam kehidupan manusia adalah kehilangan atau perpisahan. Tidak ada yang kekal, karena semua pada akhirnya akan berubah atau pergi. Biasanya manusia terjebak pada penolakan, marah atau depresi ketika kehilangan, mereka sulit untuk menerima itu. Karena itu dengan mengenal Teori Kübler Ross kita lebih bisa mengendalikan diri dalam keadaan kehilangan.

Lihat selengkapnya