Entah sudah berapa lama mereka terbaring, Sax tidak melihat jam di ponselnya, dia tidak mengenakan jam tangan dan di dinding rumah juga belum ada jam. Tapi memang sepertinya penunjuk waktu belumlah penting di saat seperti ini. Karena apapun yang terjadi, semua terasa begitu lambat dan memabukkan. Perlahan Sax memejamkan mata, dia menggerakkan tangannya dan menyentuh lengan Yum. Sax segera membuka mata, melirik, tampak Yum tertidur pulas, badannya menghadap Sax, di bibirnya tersungging senyum tipis. Begitu damai, begitu tenang, seperti bayi.
Ingatan akan apa yang baru saja terjadi mengambang di memori, seperti awan tipis yang terlihat namun segera hilang, Namun sax tahu ingatan ini akan terus ada. Tentang degup jantung mereka saat bertemu, tentang hangatnya kulit mereka, tentang keringat yang bersatu saat keluar dari pori-pori, tentang nafas yang terengah memacu birahi. Itu semua akan terus ada, dan Sax tahu siapa yang ada di sampingnya. Yum.
Sax tahu bahwa kejadian hari ini tidak akan membawanya ke arah yang benar, atau ke arah yang seharusnya. Sax tahu kejadian hari ini adalah fantasi yang terwujud, tapi sekaligus dirinya tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Bisakah ini hanya berlangsung sesaat? Atau berlangsung berkali-kali dengan perasaan yang sama?