Tidak banyak yang dilakukan Sax pagi itu. Seperti biasa dia bangun ini hari, melakukan beberapa hal yang kurang penting, lalu saat matahari baru naik dia sudah berpakaian dan siap pergi. Istrinya juga seperti biasa, tidak banyak bertanya. Dulu juga dia tidak banyak bertanya, apalagi sekarang setelah mereka bertengkar. Memang pertengkaran yang singkat, tapi sepertinya setelah itu semua berubah. Ada hal yang berbeda. Istrinya banyak mengambil sikap menjauh dan menghindari komunikasi. Sax seharusnya berusaha mencairkan suasana lagi, tapi dia memilih untuk tetap diam. Membiarkan semuanya berjalan seperti apa adanya. Dia tahu suasana dingin ini seperti bom waktu, tapi Sax juga tidak yakin apakah dia ingin menjinakkannya atau tidak.
Jam berdentang, pukul enam pagi. Masih terlalu pagi untuk pergi, tapi Sax merasa dia harus pergi. Dia tidak ingin terlalu lama ada di rumah. Ternyata bukan cuma dengan istrinya, dia mulai merasa berjarak dengan rumahnya sendiri, dan itu sebenarnya cukup mengherankan.
Maka meski udara masih berembun, Sax sudah menjalankan mobil. Di jalan ia menjalankan mobilnya cukup lambat. Tapi jarak yang ditempuhnya memang terlalu dekat, biar bagaimanapun dia tetap akan datang ke tempat tujuannya terlalu pagi dari rencana. Sax membelokkan mobilnya ke satu-satunya tempat minum kopi yang dia tahu, tempat itu belum buka: Rud’s Café.
Seperti dugaannya, gerbang kedai itu masih tertutup, tapi dia tetap memarkirkan mobilnya di luar, membuka pagar yang ternyata tidak digembok. Lalu mengetuk pintu kedai yang di dalamnya masih terpajang tanda “Close”. Sax yakin Rud pasti mengijinkan masuk.
Beberapa saat kemudian pintu terbuka, wajah Rud muncul.
“Hai! Boleh saya masuk dan duduk-duduk?”
Rud tersenyum, sambil membuka pintu lebih lebar.“Tapi belum ada makanan, kalau cuma mau minum kopi sih boleh.”
Sax masuk. Meja-meja tampak masih kosong, kursi-kursi menggantung di meja. Ruangan gelap. Rud kembali ke meja bar. Sax duduk di depannya. Dia tidak merasa nyaman duduk sendirian di meja, meski tidak banyak bicara tapi dengan kehadiran Rud dia sedikit lebih tenang, setidaknya ada orang di dekatnya.
“Mau minum apa?”
“Boleh Americano?”
“Oke, Americano!” Rud mengangguk dan membuat langsung menghampiri mesin pembuat kopi. Sax memperhatikan. Beberapa saat kemudian Rud bertanya. “Apa tim monyet kumpul hari ini?”
Sax menggeleng. “Belum ada janji apa-apa.”
“Sudah lama aku tidak lihat tim monyet ngopi di sini.”
“Ya, sudah lama juga saya tidak ketemu Wil.”