Rud terlihat lebih santai, mungkin karena suasana kafe yang tidak terlalu ramai. Bukan weekend, jadi wajar jika tidak terlalu banyak pengunjung yang datang. Tapi sore ini, Rud melihat Wil datang tergesa lalu duduk di meja bar. Wajahnya nampak muram.
“Sore, Rud.”
Rud menghampiri Wil. “Hai, sendirian saja?”
“Ada rekomendasi kopi yang strong?”
“Espresso atau doppio?”
“Terserah!”
“Oke…” Rud lalu mulai sibuk membuat kopi. Dia memilih doppio. Doppio adalah double shot espresso, umumnya diekstraksi dengan menggunakan double coffee filter dalam portafilter. Istilah doppio juga berasal dari Bahasa Italia yang berarti double dan sekarang ini doppio sudah dianggap ukuran shot standar untuk membuat menu espresso-based. Satu doppio umumnya berukuran 60 ml.
Hanya sekejap, minuman itu sudah terhidang, Wil menatap gelas di depannya, seolah baru sadar kalau yang dimaksud doppio itu ternyata adalah jenis minuman espresso-based yang gelasnya cukup kecil. Rud membiarkan Wil terus bermain-main dengan pikirannya. Sampai akhirnya Wil bicara.
“Aku sedang tidak baik-baik saja, Rud.”
“Ada apa?”
“Kamu masih ingat sama Yum?”
“Yang waktu itu memberikan novel ke Sax?”
“Ya…”
“Sax, Yum, dan aku… kami bertiga adalah sahabat sejak SMA… Ah, singkatnya, aku sejak dulu menyukai Yum, tapi dulu Yum suka pada Sax. Di masa SMA itu semua tidak jadi sesuatu yang serius buat kami. Akhirnya tidak ada yang pacaran siapa dengan siapa.”
“Oke, lalu?”