Wicked Game

Hendra Purnama
Chapter #51

Spln Myar Bicara Cinta

Dua jam lagi mendekati tengah malam, para pengunjung sudah pulang dan sepertinya karena di luar hujan cukup deras, tidak akan ada pengunjung lagi. Seperti itu biasanya. Aku harusnya segera membereskan meja, tapi aku diam saja, duduk di dekat counter, membolak-balik Ceramicist yang terakhir dibaca Sax. Aku sudah membaca buku ini berkali-kali, bukan buku yang jadi favoritku tapi aku lumayan suka isinya, aku suka cara Myar menjelaskan perasan-perasaannya di buku ini.

Sejenak aku memandang ke arah ruangan merokok. Masih ada pelayan yang membuka jendela, mengeluarkan asap dari sana. Sementara di salah satu kursi, masih duduk seorang pemain harmonika yang sangat kukenal. Sudah sangat sering dia bermain di sini bersama kelompoknya. Tapi dia adalah lead singer sekaligus pemain harmonika. Dia masih muda. Laki-laki. Tanpa kumis, hanya janggut tipis. Kemeja yang kancing-kancing atasnya tidak terpasang, dan jasnya terhampar di pegangan kursi. Kini tampak dia sedang menunduk dan memetik gitar, entah punya siapa, dia terdengar mengulang lagu yang tadi dia bawakan di panggung,

Rud mendengarkan seksama, rasanya dia lebih meresapi lagunya dibanding ketika tampil tadi. Mungkinkah ketika bernyanyi di panggung dia hanya ingin memuaskan pengunjung, dan sekarang dia bernyanyi untuk memuaskan hatinya sendiri? Apakah lagu itu punya arti sendiri baginya?

Lihat selengkapnya