Mati klinis merupakan berhentinya organ safar pada otak, jantung dan paru-paru. Proses seperti ini bisa digantikan dengan resusitasi jantung paru yang merupakan suatu cara untuk mencegah suatu episode henti jantung yang berlanjut pada kematian. Mati biologis yang ditandai dengan berhentinya semua organ di dalam tubuh. Mati biologis ini selalu berkaitan dengan mati klinis, dengan syarat utama tidak diberlakukannya resusitasi jantung paru.
Mati otak merupakan matinya pengatur kehidupan manusia. Tanpa otak manusia tidak akan pernah bisa hidup. Apabila semua organ telah berhenti berfungsi tetapi otak masih dapat bekerja maka orang tersebut dapat ditolong dengan bantuan medis. Mati otak merupakan kerusakan yang terjadi pada otak besar. Otak besar yang berfungsi sebagai pengatur semua aktivitas mental manusia. Tanda klinis apabila terjadi mati otak, bila RJP sebagai langkah dalam mengantisipasi kehidupan manusia sudah tidak berfungsi lagi. Selama 15-30 menit seseorang tidak mencapai pada kesadaran normal, tidak dapat bernafas dengan spontan serta tidak ada refleksi gerak pada rahang atau mulut atau anggota tubuh lainnya.
Mati sosial merupakan kematian yang sangat berpengaruh pada lingkungan karena sudah tidak berfungsinya otak dan sudah tidak adanya respond untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Tidak hanya itu, disertai pula dengan siklus kesadaran yang menurun, antara sadar dan koma begitu terus berulang-ulang.
Manusia secara kodratnya terdiri dari jiwa dan raga. Dalam trikotomi manusia terdiri dari jiwa, roh dan badan. Badan manusia merupakan unsur yang dapat di lihat dan dapat ditangkap dengan indera, ini merupakan unsur lahiriah dari manusia itu sendiri ataupun makhluk hidup lainnya.
Tubuh manusia merupakan sebuah alat yang digunakan roh dalam menjalani kehidupan di dunia. Roh merupakan unsur yang tidak dapat di lihat dengan mata telanjang dan esensi dari manusia itu sendiri. Tanpa adanya roh manusia tidak akan bisa hidup dan menjalani serba-serbi kehidupan di dunia.