Will Be Better

Venn Rara
Chapter #1

Rena Cantik Ya

Aleeza menatap kagum seorang gadis yang sedari tadi sibuk menyiapkan barang-barang yang diperlukan untuk kegiatan. Dirinya sangat cekatan dan tidak pernah ragu dalam mengambil keputusan. Sudah beberapa kali orang-orang yang tak dikenalnya mendatangi gadis tersebut hanya untuk menanyakan pendapat atau memberikan usul untuk kegiatan ini. Ketika semua orang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, Aleeza hanya bisa diam memandangi gadis tersebut.

"Za, bisa ikut aku sebentar?"

Dengan cepat Aleeza mengangguk, mengikuti kemana gadis itu berjalan. Ternyata mereka sedang mengarah ke sebuah gudang kecil yang sepertinya tidak pernah dibuka. Jujur ini juga kali pertama Aleeza melihatnya. Gadis itu celingak-celinguk seperti mencari sesuatu. Aleeza juga mengikuti arah pandangannya meski ia tidak tahu apa yang sedang gadis itu cari.

Gadis itu tersenyum sumringah ketika menemukan sesuatu yang sedari tadi dicarinya. Ia mendatangi benda tersebut, membersihkannya dengan tangan dan beberapa kali terbatuk karena debu yang melapisi benda tersebut beterbangan kemana-mana. Aleeza membantu gadis tersebut untuk memindahkan benda yang tampak seperti peti harta karun itu ke atas meja agar mereka lebih mudah untuk memeriksanya.

Peti itu cukup besar. Aleeza sangat penasaran apa isi didalamnya. Ia menggoyang-goyangkan tubunya, menunggu gadis tersebut membuka peti. Gadis tersebut mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya. Aleeza pikir mungkin itu kunci untuk membuka peti yang ada di hadapan mereka saat ini. Benar saja, gadis tersebut mengarahkan kunci itu pada sebuah lubang di peti, dan... 'klik' peti itu terbuka.

"Ini buat apa?" Tanya Aleeza polos.

"Entahlah, aku cuma disuruh bawa ini ke aula. Aku mau ngecek isinya bentar, nanti baru kita bawa ke aula."

Aleeza mengangguk paham. Ia menatap isi dari peti itu, terlalu banyak barang yang tidak bisa ia lihat satu persatu. Namun ada satu benda yang sedikit menyita perhatiannya. Sebuah kotak kecil berwarna navy yang di bagian tengahnya transparan dan menampakkan isi di dalamnya. Tampak sebuah bros cantik berbentuk angsa yang dihiasi oleh manik-manik – oh atau mungkin berlian?

Gadis itu kembali mengunci peti yang tadi mereka periksa dan membawanya ke aula sekolah. Aleeza sedikit kesusahan karena peti tersebut sangat berat. Ia sangat kagum sekaligus merasa aneh. Padahal tubuh gadis dihadapannya ini lebih kecil darinya tetapi mengapa ia tidak kesusahan sama sekali? Aleeza hampir saja terjatuh jika saja gadis itu tidak memperingatkannya akan ada selokan yang harus mereka lewati.

"Rena!"

Panggil seseorang dari kejauhan. Rena menepuk pundak Aleeza dan mengatakan bahwa dirinya harus menemui seseorang yang baru saja memanggilnya. Aleeza mengangguk dan menggeser peti yang tadi ia bawa bersama Rena agar tidak jatuh.

Aleeza pergi meninggalkan aula sendirian. Kini ia bingung harus kemana. Ia melihat ke sekeliling. Ada yang sibuk berlari kesana-kemari untuk mengurus kegiatan, ada yang asyik bercerita bersama teman-temannya hingga tertawa terbahak-bahak, ada juga yang sibuk makan walaupun ini belum jam istirahat.

Pada akhirnya tujuannya ketika tidak tahu harus kemana adalah kelas. Bukan karena nyaman, terkadang ia juga bosan jika terus-menerus berada dikelas. Hanya saja ia harus pergi kemana? Berjalan seorang diri mengelilingi sekolah? Ayolah, itu tampak aneh.

"Loh, udah balik?"

Lihat selengkapnya