Will Be Better

Venn Rara
Chapter #2

Masalah

"Kamu disini aja ya. Nanti bakalan ada Nania yang bantuin kamu. Kalau kamu butuh aku, aku ada disana," Rena menunjuk kearah gazebo yang letaknya tidak jauh dari posisi Aleeza sekarang.

Aleeza memperhatikan barang-barang yang ada dihadapannya. Begitu banyak origami, karton, dan alat lainnya. Aleeza sudah menyangka pasti Rena mengajaknya untuk membantu mendekorasi. Kata Rena, Aleeza sangat pandai dalam hal ini. Maka dari itu Rena sangat menyayangkan Aleeza yang menolak ajakannya untuk masuk Osis. Aleeza lebih memilih mengikuti organisasi HMB, salah satu organisasi favorit di sekolah mereka selain Osis. Seperti namanya, HMB berisi murid-murid berbakat dalam segala bidang.

Sebenarnya Aleeza merasa sangat sungkan pada teman-teman Osis yang lain tiap kali Rena mengajaknya untuk berkontribusi di tiap kegiatan. Tetapi ia juga tidak bisa menolak Rena karena tiap kali menolak, Rena tetap saja memohon hingga pada akhirnya ia luluh juga.

Nania menghampiri Aleeza dan mulai menjelaskan konsep kegiatan ini agar Aleeza bisa menentukan dekorasi seperti apa yang cocok. Aleeza memejamkan mata dan mengetuk-ngetuk pulpen ke kepalanya, mulai memebayangkan apa yang baru saja dijelaskan Nania. Sesaat kemudian ia mendapatkan ide dan jari-jemarinya dengan cepat meraih pensil beserta kertas karton. Ia membuat beberapa pola abstrak yang membuat Nania penasaran.

"Gun... eh?" Aleeza menggeser tumpukan kertas karton dan origami teteapi tidak menemukan gunting disana.

"Coba tanya ke Rena. Biasanya dia yang selalu bawa gunting." Jawab Nania saat Aleeza menanyakan padanya apakah ia melihat gunting.

Awalnya Aleeza ragu untuk menghampiri Rena karena disana terlalu banyak orang yang bergerombol. Sepertinya mereka sedang mendiskusikan sesuatu. Apalagi sekarang Rena yang menjadi pembicara, membuat Aleeza enggan menghampirinya. Lebih tepatnya malu. Takutnya ia malah menajdi pusat perhatian.

Tapi kalau aku nggak kesana, ini gabakal selesai-selesai. Duh gimana ya?

Aleeza terus berpikir, mencari cara lain agar ia tak kesana. Ia melirik ke arah Rena, kemudian bergantian melirik kearah Nania yang sibuk melipat origami menjadi dua bagian membentuk segitiga. Aleeza bangkit berdiri. Melangkahkan kaki mendekati tempat dimana Rena berada.

"Ren, ...krekk..." Aleeza melihat kebawah. Ia merasa seperti baru saja menginjak sesuatu. Ia membungkuk dan kemudian mengambil sesuatu dibalik sepatunya. Ini... sepertinya aku pernah melihatnya. ...Oh-Astaga!

Rena menghampiri Aleeza. Ia terheran-heran melihat raut wajah Aleeza yang tegang. "Kenapa Za?"

Aleeza membuka genggaman tangannya, memperlihatkan benda yang sudah terbelah menjadi dua bagian. Rena terdiam. Ia memalingkan wajahnya kearah teman-temannya yang sedang mengobrol.

Leo melirik Rena karena merasa ada seseorang yang sejak tadi melihat kearahnya. Jantung Aleeza tiba-tiba saja berdegup dengan sangat kencang. Bukan. Bukan karena sedang jatuh cinta. Melainkan karena ia tahu apa yang selanjutnya akan terjadi pada dirinya. Aleeza tidak menyangka bros yang ia dan Rena ambil dari gudang kemarin akan digunakan untuk acara ini. Ia merutuki dirinya karena tidak melihat jalan dan berakhir menghancurkan benda kecil berharga itu.

Lihat selengkapnya