“ Jadi begitulah ceritanya, entah kenapa Akhtar bisa mengingat adiknya dan menyangka bahwa kamu adiknya.” Ucap Bu Emma setelah selesai menceritakan kejadian beberapa tahun ke belakang.
“ Iya juga ya mah, padahal nama kita beda aku Rhania dan adek Akhtar namanya Salma.” Ucapnya yang ikut heran.
“ Mungkin karna kalian sama-sama berhijab dan yang paling penting kalian sama-sama orang yang di cintai dan di sayangi Akhtar.” Ucapnya sambil tersenyum.
“ Bisa gitu ya mah?” Tanyanya.
“ Bisa karna Akhtar sangat menyayangi kalian berdua jadi ya kalian lah yang diingat tapi karna Salma sudah tiada jadi kamu lah yang di anggap Akhtar sebagai adiknya, dia memang selalu tidak akur dengan adiknya tapi di sisi lain mereka menyayangi satu sama lain.”Jelasnya.
“ Jika benar begitu, makasih telah mencintaiku dengan tulus.” Batin Rhania tersenyum bahagia.
“ Mamah merasa kalau mamah ini gak bisa jadi otrang tua yang baik untuk Akhtar dan Salma, kejadian seperti ini sudah terulang lagi tapi untungnya Akhtar hanya amnesia tidak seperti adiknya yang meninggal dunia.” Ucapnya dengan raut wajah bersalah, sedih, kecewa pada dirinya sendiri.
“ Penyebabnya pun sama karna Akhtar meminta naik motor, mungkin mamah terlalu sayang pada mereka jadi apapun yang mereka inginkan mamah izinkan.” Lanjutnya.
“ Mamah yang sabar ya, yang tabah dan kuat percaya sama Allah dia gak akan memberikan cobaan melebihi batas kemampuan makhluknya.” Ucap Rhania sambil mengelus-elus punggung Bu Emma dia juga kasihan melihat seorang ibu yang bersedih, merasa bersalah dan berfikir jika dia adalah penyebab kecelakaan anaknya.
“ Mamah gagal menjadi ibu yang baik untuk mereka, kenapa mamah harus izinin mereka kalau mamah gak izinin mungkin gak akan kayak gini untung Akhtar hanya amnesia jika dia meninggal mamah akan kembali kehilangan anak mamah dan kalau itu terjadi mamah gak akan maafin diri mamah sendiri.” Ucapnya dia langsung memeluk Rhania sambil menangis.
Rhania membalas pelukannya sambil mengelus-elus punggung Bu Emma, “ Mamah yang kuat ya, Allah memberikan cobaan seperti ini karna Allah tau mamah itu orang yang kuat dan mamah jangan nyalahin diri mamah karna musibah gak akan ada yang tau walaupun dulu atau tadi mamah ngelarang Akhtar kalau Allah sudah menghendaki atau dia bilang terjadi maka terjadilah.” Ucapnya.
Bu Emma langsung melepaskan pelukannya, “ Makasih sayang kamu udah nguatin mamah, makasih kamu masih ada untuk keluarga kami terutama Akhtar. Dia beruntung punya calon istri seperti kamu semoga kalian berjodoh ya nak tapi jika tidak pun semoga kamu mendapatkan jodoh yang terbaik dan jodoh kamu bisa menjadi imam yang baik untuk kamu dan anak-anakmu kelak.”Ucapnya.
“ Aamiin ya robbal aalaamiin, sama-sama mah jangan bilang makasih terus kan udah tugas Rhania buat jagain Akhtar kan Rhania udah bilang kalau Rhania bakal jagain Akhtar dan bantu dia ngembaliin ingatannya.” Ucapnya sambil tersenyum.
“ Iya sayang.” Ucapnya sambil tersenyum.
“ Ya udah kalau gitu sekarang kita masuk, kasian papah di dalem sendiri jagain Akhtar.” Ucap Rhania. Bu Emma hanya mengangguk dan mereka beranjak dari duduknya ketika mereka akan masuk langkahnya terhenti karna ada seseorang yang mengucapkan salam.
“ Assallamu’alaikum.”
“ Wa’alaikumussalam.” Jawab mereka.
“ Rayhan.” Ucap Rhania ketika mengetahui siapa yang datang.
“ Maaf yang gue baru jenguk sekarang, maaf juga tante Rayhan baru ke sini sekarang soalnya tadi ada sedikit masalah.” Ucapnya.
“ Iya gak papa.” Ucap Bu Emma sambil tersenyum, setelah itu Rayhan langsung mengecup tangan Bu Emma.
“ Gimana kadan Akhtar tante?” Tanyanya.
“ Alhamdulilah ia udah mendingan.” Jawabnya.
“ Alhamdulilah, Rayhan ikut seneng.” Ucapnya sambil tersenyum.