" Maafkan hamba Ya Allah karna telah membohongi banyak orang termasuk orang tua hamba sendiri."
~Rhania Nur Alisha~
Hari sudah berganti menjadi pagi burung berkicau sangat merdu, di temani secangkir kopi yang menemani Pak Jefri yang sedang membaca koran di taman yang ada di rumah mereka.
" Papah gak kerja? " Tanya Rhania yang tiba-tiba menghampiri Pak Jefri.
Mendengar pertanyaan dari seseorang Pak Jefri langsung menghentikan aktivitas membaca korannya, dia langsung melipat koran itu dan menyimpannya di atas meja.
" Eh Rha, sekarang kan hari minggu jadi papah gak kerja. " Jawab Pak Abun ketika mengetahui siapa yang menghampirinya barusan.
" Oh iya Rhania lupa hehe.. " Ucapnya diiringi tawa kecil.
" Sini duduk! " Pinta Pak Jefri.
Dan Rhania hanya mengangguk lalu duduk di samping Pak Jefri.
" Kamu gimana sama Akhtar? " Tanya Pak Jefri.
" Gak gimana-gimana, " Jawabnya.
" Akhtar masih nganggep kamu adek? " Tanyanya dan Rhania hanya menganggukkan kepalanya.
" Terus kamu ke sini kok gak bilang dulu sama Akhtar? " Tanya Pak Jefri.
" Kan kemarin udah bilang di telepon, " Jawabnya.
" Itu sih beda lagi kalau dia gak telepon apa kamu bakal ngabarin dia? Terus kenapa gak dari rumah pamitnya? Kamu gak ada lagi masalahkan sama Akhtar atau pun orang tuanya? " Pertanyaan bertubi-tubi di lontarkan oleh Pak Jefri dan membuat Rhania bingung harus menjawab apa, sepertinya orang tua memang punya ikatan batin yang kuat dengan anaknya.
" Ya Allah gimana ini, apa aku harus jujur atau berbohong lagi? " Batinnya.
" Rha! " Panggil Pak Jefri kalau melihat anaknya bengong.
" Eh i-iya, " Ucapnya yang baru tersadar.
" Kok malah bengong? Kamu lagi ada masalah ya? " Tanya Pak Jefri.
" Eng-enggak kok pah, " Jawabnya gugup.
" Jangan bohong sama papah Rha, kalau kamu ada masalah cerita aja! " Pintanya.
" Enggak papa kok pah, Rhania enggak ada masalah sama Akhtar ataupun kedua orang tuanya. " Ucapnya dia terpaksa berbohong lagi.
" Lalu? " Tanyanya yang masih belum puas dengan pertanyaan anaknya itu.
" Rhania baru bilang pas Akhtar nelpon karna emang awalnya Rhania gak ada rencana mau ke sini, cuman pas Rhania udah jalan-jalan pas sore Rhania gak tau mau aja ke sini mungkin rindu. " Jelasnya.
" Maafkan hamba Ya Allah, " Batinnya.
Rhania memang rindu dengan orang tuanya tapi alasannya ke sini bukan hanya rindu pada orang tuanya tapi dia hanya ingin menenangkan pikiran dan hatinya saat ini.
" Ya sudah papah percaya deh sama kamu, tapi kalau ada apa-apa bilang ya! " Pintanya.
" Iya pah, " Jawabnya.
Rhania terpaksa tidak memberitahu yang sebenarnya karna dia tidak mau membuat orang tuanya bersedih biarlah dirinya yang menanggung semua ini, toh ini juga kesalahannya sendiri karna dulu mengakui bahwa dirinya adalah adik Akhtar padahal jelas-jelas bukan.
" Kalau gitu aku ke dapur dulu ya, mau bantuin mamah! " Pamit Rhania sambil beranjak dari duduknya.
" Oh ya udah, " Ucapnya.