Aktivitas makan Rhania dan kedua orang tuanya sudah selesai sekarang Rhania dan Bu Hanifah sedang membereskan bekas makan mereka
" Rha abis ini kamu mau kemana? " Tanya Pak Jefri
" Gak kemana-mana, emang kenapa pah? " Tanyanya.
" Enggak cuman nanya aja, Akhtar belum nelpon kamu lagi? " Tanyanya lagi.
" Belum pah, " Jawabnya.
" Rha itu nanti bawa ke dapur ya! " Pinta Bu Hanifah yang sudah duluan ke dapur.
" Iya mah, " Jawabnya.
" Aku bantu dulu mamah ya pah! " Pamitnya.
" Iya, " Ucapnya.
Setelah mendapat jawaban dari papahnya Rhania langsung pergi ke dapur meninggalkan Pak Jefri.
" Kenapa papah ngerasa ada yang di rahasiain dari kamu ya Rha, semoga gak terjadi sesuatu sama kamu ya Rha. " Batin Pak Abun entah kenapa hatinya merasa ada sesuatu yang terjadi pada anaknya itu tapi entah ia pun tak tahu.
" Mah buat Rhania aja yang cuci piring! " Pinta Rhania saat sudah berada di dapur.
" Beneran? " Tanya Bu Hanifah.
" Ya iya lah masa bohongan mah, " Jawabnya.
" Ya udah deh, makasih ya. " Ucap Bu Hanifah sambil tersenyum.
" Sama-sama mah, kayak ke siapa aja bilang makasih. " Ucap Rhania yang membalas senyum mamahnya.
" Hehe iya, " Kekehnya.
" Kapan kamu mau ke rumah Akhtar lagi Rha? " Tanya Bu Hanifah.
" Gak tau, emang kenapa mah? " Tanyanya sambil mencuci piring.
" Enggak takutnya kalau kamu lama di sini Akhtar bisa curiga atau gimana gitu nantinya karna kan sekarang dia masih nganggep kamu itu adiknya, " Jawabnya.
Perkataan mamahnya memang benar tapi entah kenapa sekarang ia belum mau menemui Akhtar, Rhania tau kalau dia menghindar seperti ini dia menjadi wanita yang lemah menghindar dari masalah bukan menyelesaikan masalah karna masalah itu harus di selesaikan bukan di hindari.
" Ya nanti mungkin sore Rhania ke sana, " Ucapnya.
" Kenapa semuanya jadi gini ya Rha, " Ucap Bu Hanifah.
" Maksud mamah? " Tanyanya.
" Mamah kira waktu itu kamu bakal nikah sama Akhtar, kalian akan hidup bahagia dan punya anak yang lucu-lucu tapi ternyata itu bayangan mamah doang. " Ucapnya.
" Terkadang realita tak semanis ekspektasi mah, kita bisa berharap atau berhayal seperti ini ktu tapi jika Tuhan udah berkehendak lain kita gak bisa apa-apa tapi Rhania percaya kalau Allah punya rencana yang lebih baik untuk Rhania dan Akhtar. " Ucap Rhania setelah menyelesaikan aktivitas mencuci piringnya.
" Mamah bangga punya anak seperti kamu tetep kuat walau berbagai cobaan menghampiri kamu, " Puji Bu Hanifah.
" Tapi aku gak suka sama diri aku mah yang suka ngebohong walau itu terpaksa karna gak ada pilihan lain, " Batinnya.
" Mamah ingetkan Allah itu gak akan ngasih cobaan melebihi batas kemampuan hambanya, " Ucapnya.
" Iya Rha, berarti Allah ngasih cobaan ini sama kamu dan Akhtar karna dia tau kalau kalian itu mampu untuk menghindarinya. " Ucapnya.
" Aamiin InsyaAllah do'ain aja mah, semoga masalahnya cepet selesai! " Pintanya.
" Aamiin.. mamah selalu do'ain yang terbaik untuk kalian, " Ucapnya.
" Rha ini ada telepon. " Ucap Pak Jefri yang tiba-tiba sambil membawa handphone Rhania.
" Dari siapa pah? " Tanyanya.
" Dari Akhtar, " Jawabnya.
Dan Rhania langsung mengambil handphone itu dari Pak Jefri.
" Assalamu'alaikum, "