Mentari telah bersinar lagi menyinari bumi yang ganas ini, yang di tempati manusia sebagai peri bumi.
Seorang gadis cantik sudah terbangun dari pukul 03.00 dia tidak bisa tidur dan dia memilih untuk melaksanakan sholat tahajjud sekarang waktu telah menunjukkan pukul 07.00 dia masih setia dikamarnya, ingin keluar tapi ai ragu dia sekarang sedang memandangi wajahnya di cermin.
Di kantung matanya terdapat warna kehitaman, melihat matanya sudah seperti mata panda saja. Dia memang tidak bisa tidur dan semalam dia terus saja menangis.
Bagaimana tidak seperti itu jika dia di sebut sebagai wanita munafik, orang tua kandungnya saja tidak pernah berkata seperti itu membentaknya pun tidak pernah tapi orang lain dengan beraninya berbuat seperti itu padanya.
Dia sadar seharusnya dia tidak menerima ajakan Rayhan untuk pergi ke suatu tempat untuk membicarakan sesuatu jika yang di bahas bukan masalah Akhtar mungkin dia tidak akan menurutinya, penyesalan memang selalu di akhir.
Dia pun memutuskan untuk ke kamar mandi membersihkan tubuhnya, setelah berapa lamanya dia di kamar mandi dia langsung memakai bedak tipis karna dia sudah memakai pakaian nya di kamar mandi jadi dia langsung memakai make up walaupun sangat tipis.
Dia berusaha untuk menutupi lingkaran hitam yang ada di kantung matanya agar tidak menjadi pertanyaan orang-orang.
Setelah di rasa cukup ia pun langsung keluar kamar walau ragu tapi dia tetap memberanikan dirinya untuk keluar, ketika ia keluar ternyata masih sepi dia memutuskan untuk pergi ke dapur.
" Assalamu'alaikum bi, " Ucapnya karna ada Bi Esih di dapur sedang memasak.
" Wa'alaikumussalam, eh Non Rhania sudah bangun. " Ucapnya ketika menyadari kedatangan Rhania.
" Hehe iya bi, " Ucapnya.
" Bu Emma, Pak Abun sama Akhtar belum bangun ya bi? " Tanyanya.
" Kayaknya mereka masih di kamar tapi kalau Pak Abun dia udah berangkat kerja tadi pagi, " Jawabnya.
" Kok pagi banget? Terus dia gak sarapan dong bi? "Tanyanya lagi.
" Iya katanya ada pekerjaan mendadak dan kalau sarapan dia bisa sarapan di kantornya kan non? " Tanyanya.
" Iya sih bi, boleh Rhania bantuin? " Tanyanya.
" Jangan nanti bibi di marahin nyonya, karna Non bantuin bibi masak. " Ucapnya.
" Enggak lah bi, kan cuman bantuin doang lagian Rhania gak ada kegiatan. " Ucap Rhania.
" Ya sudah deh, " Ucapnya.
" Makasih bi. " Ucap Rhania sambil tersenyum.
" Bi Rhania mau tanya sesuatu boleh? " Tanyanya sambil memotong tomat.
" Boleh mau tanya apa non? " Tanyanya balik.
" Waktu itu kan Akhtar mau berangkat ke nikahan aku sama dia, terus dia naik motor emang sebelum nya gak di cek dulu gitu motornya bener apa enggaknya? " Tanya Rhania.
" Kayaknya enggak di cek dulu pas mau berangkatnya, " Jawabnya.
" Oh gitu ya, " Ucapnya.
" Emang kenapa non? " Tanyanya.
" Enggak papa, " Jawabnya.
" Ini bi tomatnya. " Ucapnya sambil memberikan tomat yang sudah di potong-potong.
" Oh iya non. " Ucap Bi Esih sambil mengambil tomat yang ada di talenan.
" Sekarang Rhania bantu apa lagi nih bi? " Tanyanya.
" Ini aja nasi sama ikan nya simpen di meja makan ya! " Pinta Bi Esih.
" Oke siap bi. " Ucapnya lalu dia mengambil tempat nasi dan sepiring ikan lalu ia taruh di meja makan.
" Bi kayaknya aku gak sarapan disini. " Ucap Rhania.
" Loh kenapa? " Tanyanya.
" Aku mau ke rumah mamah dulu sebentar, ada yang mau aku ambil. " Jawabnya.
" Terus gak izin dulu sama nyonya? " Tanyanya lagi.
" Aku takut ganggu jadi aku minta tolong kalau mamah nanyain aku pulang dulu ke rumah, tapi kalau misalkan pas mamah nanyain di situ ada Akhtar bilang nya aku ke rumah Tante Hanifah! " Pintanya.
" Oh iya non, " Ucapnya.
" Makasih bi, " Ucap Rhania.
"Sama-sama, " Ucapnya.
" Ada yang bisa Rhania bantu lagi bi? " Tanyanya.
" Enggak udah kok, kalau kamu mau ke rumah mamah kamu silahkan aja nanti biar bibi yang bilang ke nyonya. " Ucapnya.
" Beneran gak papa nih bi? " Tanyanya.