Will You Be Mine

Tri Gustari
Chapter #33

Epilog

" Terimakasih Tuhan engkau telah memberikan sebuah arti ketulusan, kesabaran dan keikhlasan dalam sebuah hubungan antara aku dan dia makhluk mu yang ku cinta selamanya. "

~Rhania Nur Alisha~

" Terimakasih Tuhan telah memberikan kehidupan bersama dia sang bidadari yang akan ku cinta selamanya dan akan ku jaga hingga raga ini tak bernyawa memisahkan aku dan dia. "

~Akhtar Qabeel Alfarezi~

Di tempat lain kedua orang tua Akhtar masih setia menunggu anaknya sadar dari koma.

" Akhtar kamu bangun ya, mamah sama papah nunggu kamu bangun. " Ucap Bu Emma sambil memegangi tangan Akhtar.

" Akhtar papah yakin kamu kuat, papah yakin kamu bisa bangun dari koma semua orang sayang kamu nak. " Ucap Pak Abun.

Tidak ada ucapan yang Akhtar lontarkan matanya masih terpejam, hanya ada suara dari Elektrokardiograf atau EKG.

" Akhtar maafin mamah semua ini salah mamah, kalau akan mamah gak bohongin kamu semuanya gak bakal kayak gini mamah gak mau liat kamu kesakitan tiap kamu inget sesuatu apalagi tentang Rhania. Maafin mamah karna mamah baru bilang kalau Rhania itu calon istri kamu mamah sebenernya sayang kalian berdua mamah juga udah anggep Rhania sebagai anak kandung mamah sendiri.

" Mamah hanya pura-pura membenci Rhania karna mamah ingin tau siapa yang menyebabkan kamu celaka mamah curiga sama temen kamu yaitu Karina, tapi usaha mamah gak berhasil sampai sekarang mamah gak tau siapa yang nyelakain kamu dulu sayang. " Ucapnya sambil berurai air mata.

Ya bener semua hanya pura-pura, Bu Emma sebenarnya berpura-pura membenci Rhania agar Karina bisa dekat dengan Akhtar dan dia bisa mencari tahu yang sebenarnya tapi usahanya sampai sekarang belum membuahkan hasil.

Tak mereka sangka air mata Akhtar keluar membasahi pipinya tangan yang tidak Bu Emma pegang tiba-tiba bergerak.

" Mah, tangan Akhtar gerak-gerak. " Ucap Pak Abun yang mengetahui hal itu.

Bu Emma langsung melihat ke jari-jari Akhtar yang bergerak.

" Akhtar kamu denger suara mamah nak, ayo bangun nak mamah sayang kamu. " Ucapnya.

" Papah panggilin Dokter Dika dulu ya mah, " Ucap Pak Abun.

" Iya pah, " Ucapnya.

Dan Pak Abun langsung keluar dari ruangan itu, dia akan melangkah menuju ruangan Dokter Dika tapi langkah nya terhenti karna panggilan seseorang.

" Pak Abun! " Panggil seseorang dan berhasil membuat Pak Abun menoleh.

" Kamu ngapain ke sini? Dan kenapa kamu bawa wanita gak tau diri ini? " Tanyanya ketika melihat perempuan yang bersama Rayhan dia adalah Rhania dan Bu Hanifah.

Rhania langsung menghampiri Pak Abun, dia memegangi kaki Pak Abun dengan kedua tangannya.

" Apa-apaan kamu? " Bentaknya.

" Pah tolong maafin Rhania tolong biarin Rhania ketemu sama Akhtar, walau sekali Rhania gak papa yang penting Rhania bisa ketemu sama Akhtar! " Pintanya.

" Lepaskan kaki saya, dan ingat saya tidak akan izinin kamu bertemu dengan anak saya karna kamu penyebab Akhtar kecelakaan. Kamu itu wanita pembawa sial. " Bentaknya.

" Astagfirullah ada apa ini? " Tanya seseorang yang menghampiri mereka dia adalah Dokter Dika.

" Ini dia mengganggu anak saya, " Jawab Pak Abun.

" Rhania kenapa kamu di bawah? Kenapa kamu? " Tanya Dokter Dika.

" Sa-saya bukan mau mengganggu Akhtar dok, saya hanya ingin menjenguknya saja. " Jawab Rhania ya lagi-lagi mengeluarkan air mata. Mengapa air matanya ini sulit ia tahan.

Melihat Rhania di perlakukan seperti itu Rayhan tidak bisa diam saja, dia tidak bisa melihat orang yang ia sayangi tersakiti.

" Pak Abun tolong jangan berkata kasar pada Rhania, dia hanya ingin menjenguk Akhtar. " Ucap Rayhan.

" Kamu diam saja, jangan mentang-mentang kamu sudah menjadi pacar dia jadi kamu membela dia. " Ucapnya.

Lihat selengkapnya