“ Yakinkan pada hatimu
Tuhan pasti punya rencana
Yang terbaik untukmu.”
~Rhania Nur Alisha~
“ Di-dia... sudah...”
“ Sudah apa mah?” Tanyaku. Pikiran negatif mulai memenuhi kepalaku tapi aku cepat-cepat menepis itu semua dengan harapan semuanya akan baik-baik saja.
“ Dia sudah menjadi suami sah mu sayang.” Jawabnya. Deg! Jantungku kembali berdetak sangat kencang, apa yang harus aku rasakan sekarang kaget? Bahagia? Senang? Atau apa?
“ Ma-maksud mamah?” Tanyaku yang masih tak percaya karna tadi mereka bilang belum menerima kabar apapun dari Akhtar dan mereka bilang kalau Akhtar belum sampai kenapa sekarang tiba-tiba mamah bilang kalau Akhtar sudah menjadi suami sah ku.
“ Dia sudah menjadi suamimu sayang, kalian sudah sah menjadi suami istri maaf mamah dan yang lain sudah mencemaskanmu kalau sebenarnya Akhtar dari tadi sudah datang dia memang tidak bersama keluarganya dia berangkat bersama papahnya karna itu memang sudah kami rencanakan sejak awal tanpa sepengetahuan kamu.” Jelasnya.
“ Lalu kenapa keluarganya tidak datang? Dan Mamah Mas Akhtar kemana?” Tanyaku heran.
“ Mereka sekarang sudah datang baru saja sampai, ini semua rencana Nak Akhtar dia ingin memberikan kejutan untuk kamu.” Lanjutnya.
“ Jadi sekarang kami sudah sah menjadi suami istri?” Tanyaku. Dan mamah hanya menganggukan kepala sambil tersenyum ke arahku, jantungku kembali abnormal tak terasa air mataku menetes membasahi pipi ya air mata kebahagiaan.
Sekarang aku paham dan percaya jika kita menyerahkan semuanya pada Allah insyaAllah dia akan membuat rencana yang terbaik untuk kita karna tidak selamanya yang pahit di awal akan berakhir pahit juga begitupun sebaliknya yang awalnya manis belum tentu akhirnya akan manis juga. Manis di awal bisa saja pahit diakhir dan pahit di awal bisa jadi manis di akhir percayalah tuhan adalah pembuat skenario terbaik.
“ Ahlan wa sahlan sayang.” Ucapnya padaku lalu dia langsung memelukku aku pun menangis di pelukannya, bahagia mempunyai orang tua ibu sebaik sesayang seperhatian segalanya ada pada dirinya dia tulus menyayangiku tak pernah lelah membimbingku kejalan yang lurus yaitu ke jalan Allah Swt.
“ Ma-makasih mah, makasih untuk segalanya... makasih udah jadi ibu yang baik paling terbaik untuk Rhania, maafin Rhania kalau Rhania banyak salah sama mamah suka ngerepotin mamah yang jelas Rhania sayang banget sama mamah.” Ucapku sambil memeluknya erat.
“ Iya sayang sama-sama, kamu gak pernah ngerepotin mamah kok... menyangi, memberikan kasih sayang membesarkan kamu itu sudah menjadi tugas mamah dan papah. Jangan pernah berfikir kamu merepotkan mamah jangan pernah berfikir kalau kamu harus membalas jasa-jasa kami berdua karna melihat kamu bahagia itu sudah cukup menjadi kebahagiaan kami berdua sayang.” Ucapnya sambil tersenyum tulus setelah ia melepaskan pelukannya dan sekarang sedang memegang kedua pipiku.