WILOKA

Wulan Kashi
Chapter #5

5. Unik, dan Bersanding Dengan Yang Aneh


Seperti rutinitas yang sudah-sudah, sepulang dari jamaah subuh di masjid dekat rumah, Adhit melanjutkan aktifitasnya di dapur.

Yang berbeda pagi ini adalah, saat dia menatap krema yang perlahan mengambang di permukaan cangkir. Lapisan tipis itu bergoyang sebentar lalu diam, seperti lingkaran air tenang setelah kerikil jatuh.

Tak ada suara selain desis mesin yang sudah berhenti. Dan di sela aroma esspreso, ruang di sekitarnya terasa begitu sepi.

Adhit tak segera melanjutkan aktifitasnya. Ia menarik napas panjang beberapa kali. Merenungi, bagaimana kelak semua ini pada akhirnya.

Pandangannya beralih ke freezer kapasitas 200 liter di sisi kiri. Senyum pahit terukir. Bagaimana kelanjutan hidup Bu Marni dan Paijo kelak, kalau dia tak lagi bisa mengelola warungnya? Bagaimana dua orang karyawan toko ATK-nya?

Baiklah, kita memang tak bisa menerawang bagaimana kelak semua ini berakhir. Jadi, mari upayakan saja yang masih bisa kita upayakan bukan? 

Adhit beranjak, kembali melanjutkan aktifitas yang sempat tertunda karena rasa sentimentil barusan. Mengambil susu UHT di kulkas. Pagi ini, dia ingin membuat cappucino saja. 

"Aku bantu apa, Dhit?"

Adhit terlonjak, luar biasa terkejut. Lupa kalau ada makhluk lain sekarang di rumah ini.

"Bantu masak nasi aja Shin," jawab Adhit tanpa menoleh. Kembali menyibukkan diri dengan perkopian-nya. 

"Caranya?"

Adhit tersedak betulan mendengar kalimat itu. Setelah reda, baru dia menoleh ke arah Shintya. Diamati wajah itu dalam-dalam, mencoba mencari-cari, barangkali perempuan di dekatnya ini, bercanda. 

Sayangnya, ekspresi Shintya, tetap datar. Tidak ada tanda-tanda menggodanya.

"Ini, include dalam paket lupa ingatanmu?" tanya Adhit, cengo. Kok ajaib sekedar masak nasi di magic com saja nggak paham. 

Shintya cuma mengangkat bahu, sambil melirik kopi di depannya.

Lihat selengkapnya