Hari ini angin bertiup kencang, menerbangkan segala benda ringan di jalanan tanpa ada orang berlalu lalang selain kau dan aku yang tengah berhadapan.
Gadis itu adalah Windy Aprilia.
Dia menatapku dalam diam, tangannya memegangi satu kincir angin seukuran telapak tangan. Dalam matanya tersirat kedamaian, seketika itu juga ku rasakan hembusan angin berangsur mengecil.
Ternyata itu kau… Seno Kusuma.
Katanya sembari tersenyum simpul, sungguh mampu menenangkan siapa saja yang melihatnya. Atau mungkin hanya aku yang merasa seperti itu? Entahlah, sepertinya dia dapat membantuku terbebas dari ketakutan akan diriku.